Pj Gubernur Pengganti Anies Punya Tugas Berat, Jimly Sebut Bachtiar Mumpuni
loading...
A
A
A
JAKARTA - Teka teki seputar siapa yang menjadi Penanggung jawab (Pj) Gubernur DKI Jakarta pengganti Anies Baswedan masih menghangat. Tiga nama saat ini digadang-gadang menjadi calon kuat, Heru Budi Hartono, Marullah Matalih, serta Bahtiar.
Anggota DPD RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta 2019-2024 Jimly Asshidiqie mengatakan, Bahtiar sosok yang ideal menjadi Pj Gubernur. Bahtiar saat ini merupakan Direktur Jenderal (Dirjen) Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Jimly mengatakan, seorang Pj Gubernur DKI Jakarta memiliki tugas maha penting yang berkaitan dengan kelanjutan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Sehingga, butuh sosok yang paham dan pengalaman dalam hal legislasi.
Regulasi yang dimaksud Jimly yakni perubahan undang-undang tentang kedudukan Ibu Kota Negara yang baru, di mana UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang Ibu Kota Negara di DKI Jakarta, akan berganti dengan UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN (Ibu Kota Nusantara).
“Ini harus dikawal betul oleh sosok yang terbiasa membahas dan mendalami perundang-undangan. Termasuk komunikasi dengan legislatif maupun pemerintah pusat,” ujar Jimly, Senin (3/10/2022).
Dari ketiga nama itu, menurut Jimly, sosok Bahtiar dianggap mumpuni. Alumnus Universitas Hasanuddin tersebut sebelumnya memiliki segudang pengalaman dalam proses penyusunan undang-undang.
“Jadi secara kultur, (Bahtiar) sudah memahami alur dan prosesnya seperti apa,” jelas Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.
Dari sisi pengalaman Bahtiar pun memiliki pengalaman memimpin provinsi. Ketika itu dirinya diamanahi memimpin Pj Gubernur Kepulauan Riau.
“Di samping itu, Bahtiar lebih netral. Dia bisa merangkul semua pihak. Dari Istana karena dia orang pemerintah, dari DKI karena dia memang mengurusi pemerintahan umum. Hubungannya dengan Pemda dekat sekali,” beber Jimly.
Pakar Otonomi Daerah Profesor Ryas Rasyid menjabarkan, secara kompetensi, ketiga nama calon Pj Gubernur DKI punya kualitas mumpuni. Ryas lantas mencontohkan sosok Soni Seomarsono yang notabene sukses menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta.
Maka dari itu, dari kaca mata pribadinya, dari ketiga nama yang jadi kandidat kuat, sosok Bahtiar mendekati sosok sepertihalnya Soni.
“Sama-sama Dirjen. Kemudian Bahtiar ini lebih netral. Dia belum pernah bekerja di DKI. Tidak punya jaringan khusus di DKI. Jejaknya Bahtiar ini sama seperti halnya Pak Soni,” beber Ryas.
“Pejabat Kemendagri itu paling takut bikin kesalahan. Kita ini betul-betul punya karier, harus dijaga. Nah, Dirjen atau Sekjen ini puncak karirnya PNS. Maka sangat hati-hati, sama sepertihalnya Pak Soni. Pak Bahtiar juga pernah menjadi Pj Gubernur Riau. Kalau Pj Gubernur dari Kemendagri ini aman, enggak berani macam-macam,” pungkas Bahtiar.
Anggota DPD RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta 2019-2024 Jimly Asshidiqie mengatakan, Bahtiar sosok yang ideal menjadi Pj Gubernur. Bahtiar saat ini merupakan Direktur Jenderal (Dirjen) Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Jimly mengatakan, seorang Pj Gubernur DKI Jakarta memiliki tugas maha penting yang berkaitan dengan kelanjutan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Sehingga, butuh sosok yang paham dan pengalaman dalam hal legislasi.
Regulasi yang dimaksud Jimly yakni perubahan undang-undang tentang kedudukan Ibu Kota Negara yang baru, di mana UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang Ibu Kota Negara di DKI Jakarta, akan berganti dengan UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN (Ibu Kota Nusantara).
“Ini harus dikawal betul oleh sosok yang terbiasa membahas dan mendalami perundang-undangan. Termasuk komunikasi dengan legislatif maupun pemerintah pusat,” ujar Jimly, Senin (3/10/2022).
Dari ketiga nama itu, menurut Jimly, sosok Bahtiar dianggap mumpuni. Alumnus Universitas Hasanuddin tersebut sebelumnya memiliki segudang pengalaman dalam proses penyusunan undang-undang.
“Jadi secara kultur, (Bahtiar) sudah memahami alur dan prosesnya seperti apa,” jelas Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.
Dari sisi pengalaman Bahtiar pun memiliki pengalaman memimpin provinsi. Ketika itu dirinya diamanahi memimpin Pj Gubernur Kepulauan Riau.
“Di samping itu, Bahtiar lebih netral. Dia bisa merangkul semua pihak. Dari Istana karena dia orang pemerintah, dari DKI karena dia memang mengurusi pemerintahan umum. Hubungannya dengan Pemda dekat sekali,” beber Jimly.
Pakar Otonomi Daerah Profesor Ryas Rasyid menjabarkan, secara kompetensi, ketiga nama calon Pj Gubernur DKI punya kualitas mumpuni. Ryas lantas mencontohkan sosok Soni Seomarsono yang notabene sukses menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta.
Maka dari itu, dari kaca mata pribadinya, dari ketiga nama yang jadi kandidat kuat, sosok Bahtiar mendekati sosok sepertihalnya Soni.
“Sama-sama Dirjen. Kemudian Bahtiar ini lebih netral. Dia belum pernah bekerja di DKI. Tidak punya jaringan khusus di DKI. Jejaknya Bahtiar ini sama seperti halnya Pak Soni,” beber Ryas.
“Pejabat Kemendagri itu paling takut bikin kesalahan. Kita ini betul-betul punya karier, harus dijaga. Nah, Dirjen atau Sekjen ini puncak karirnya PNS. Maka sangat hati-hati, sama sepertihalnya Pak Soni. Pak Bahtiar juga pernah menjadi Pj Gubernur Riau. Kalau Pj Gubernur dari Kemendagri ini aman, enggak berani macam-macam,” pungkas Bahtiar.
(mhd)