4 Banjir Terbesar di Jakarta Dalam 2 Dekade Terakhir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Terdapat 4 peristiwa banjir terbesar di Jakarta dalam dua dekade terakhir yakni pada tahun 2002, 2013, 2015, dan 2020. Dari tahun ke tahun masalah banjir tak kunjung selesai meski pemimpin silih berganti di DKI Jakarta .
Tak dapat dipungkiri Jakarta menjadi wilayah paling disorot ketika dilanda banjir. Itu karena segala pusat bisnis dan ekonomi serta pemerintahan berada di Jakarta. Ketika banjir mengepung ibu kota, maka seluruh aktivitas lumpuh. Imbasnya merugikan secara ekonomi.
Baca juga: Banjir Jakarta karena Belum Tuntasnya Proyek Normalisasi Kali
Nah, berikut 4 peristiwa banjir terbesar di Jakarta dalam dua dekade terakhir yang dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (29/9/2022):
1. Banjir 2002
Banjir yang terjadi pada tahun 2002 menjadi salah satu banjir terbesar yang pernah merendam Jakarta. Banjir menggenangi 42 kecamatan dengan luas wilayah terendam sekitar 16.041 hektare atau 24,25 persen dari luas Kota Jakarta.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) DKI Jakarta, selain curah hujan tinggi, banjir yang terjadi akibat beberapa bendungan jebol.
2. Banjir 2013
Banjir di tahun 2013 menjadi ujian bagi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Penyebab utama banjir yakni tingkat curah hujan yang tinggi dan jebolnya beberapa tanggul. Salah satu tanggul jebol yaitu Kanal Banjir Barat (KBB) di Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat.
BPBD DKI mencatat sekitar 16.167 warga mengungsi. Sementara, 41 orang tewas akibat tersengat listrik, hanyut, serta sakit.
Kerugian banjir ini mencapai Rp20 triliun. Satu hal yang menjadi pusat perhatian, kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) yang tahun-tahun sebelumnya aman pun juga terkena banjir. Parahnya, kompleks Istana Presiden juga terendam banjir.
Baca juga: Banjir Jakarta Antara Sutiyoso, Jokowi, Ahok dan Anies
3. Banjir 2015
Pada tahun 2015 Jakarta juga dilanda banjir besar. Ketika itu, 52 titik di lima wilayah Jakarta terendam banjir. Beberapa wilayah yang terendam yakni Kampung Melayu, Bidara Cina, Kelapa Gading, Mangga Dua, dan Grogol.
KRL Commuter Line tidak dapat beroperasi karena genangan merendam Stasiun Jakarta Kota, Sudirman, dan Kampung Bandan. Kerugian ekonomi akibat banjir tahun 2015 mencapai Rp15 triliun.
4. Banjir 2020
Banjir besar juga pernah melanda di awal tahun 2020. Selepas malam pergantian tahun, Jakarta dan wilayah sekitarnya diterjang bencana, salah satunya banjir bandang.
Berdasarkan pantauan BMKG di Landasan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, curah hujan pada Rabu (1/1/2020) mencapai 335 milimeter hingga 377 milimeter. Angka ini merupakan curah hujan tertinggi yang pernah melanda Jakarta. Akibatnya, banjir menggenangi permukiman penduduk hingga ruas jalan.
Banjir terparah di Jakarta ini juga menutupi ruas jalan protokol seperti Jalan Simpang Cempaka Mas, Jalan S Parman, Jalan Rasuna Said, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Pemuda Rawamangun.
Beberapa moda transportasi massal mulai dari bus Transjakarta, KRL Commuter Line, hingga penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma terpaksa dibatalkan akibat banjir.
Baca juga: Lemahnya Early Warning System Diduga Penyebab Banjir Jakarta
MG/Vadma Gempita
Tak dapat dipungkiri Jakarta menjadi wilayah paling disorot ketika dilanda banjir. Itu karena segala pusat bisnis dan ekonomi serta pemerintahan berada di Jakarta. Ketika banjir mengepung ibu kota, maka seluruh aktivitas lumpuh. Imbasnya merugikan secara ekonomi.
Baca juga: Banjir Jakarta karena Belum Tuntasnya Proyek Normalisasi Kali
Nah, berikut 4 peristiwa banjir terbesar di Jakarta dalam dua dekade terakhir yang dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (29/9/2022):
1. Banjir 2002
Banjir yang terjadi pada tahun 2002 menjadi salah satu banjir terbesar yang pernah merendam Jakarta. Banjir menggenangi 42 kecamatan dengan luas wilayah terendam sekitar 16.041 hektare atau 24,25 persen dari luas Kota Jakarta.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) DKI Jakarta, selain curah hujan tinggi, banjir yang terjadi akibat beberapa bendungan jebol.
2. Banjir 2013
Banjir di tahun 2013 menjadi ujian bagi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Penyebab utama banjir yakni tingkat curah hujan yang tinggi dan jebolnya beberapa tanggul. Salah satu tanggul jebol yaitu Kanal Banjir Barat (KBB) di Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat.
BPBD DKI mencatat sekitar 16.167 warga mengungsi. Sementara, 41 orang tewas akibat tersengat listrik, hanyut, serta sakit.
Kerugian banjir ini mencapai Rp20 triliun. Satu hal yang menjadi pusat perhatian, kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) yang tahun-tahun sebelumnya aman pun juga terkena banjir. Parahnya, kompleks Istana Presiden juga terendam banjir.
Baca juga: Banjir Jakarta Antara Sutiyoso, Jokowi, Ahok dan Anies
3. Banjir 2015
Pada tahun 2015 Jakarta juga dilanda banjir besar. Ketika itu, 52 titik di lima wilayah Jakarta terendam banjir. Beberapa wilayah yang terendam yakni Kampung Melayu, Bidara Cina, Kelapa Gading, Mangga Dua, dan Grogol.
KRL Commuter Line tidak dapat beroperasi karena genangan merendam Stasiun Jakarta Kota, Sudirman, dan Kampung Bandan. Kerugian ekonomi akibat banjir tahun 2015 mencapai Rp15 triliun.
4. Banjir 2020
Banjir besar juga pernah melanda di awal tahun 2020. Selepas malam pergantian tahun, Jakarta dan wilayah sekitarnya diterjang bencana, salah satunya banjir bandang.
Berdasarkan pantauan BMKG di Landasan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, curah hujan pada Rabu (1/1/2020) mencapai 335 milimeter hingga 377 milimeter. Angka ini merupakan curah hujan tertinggi yang pernah melanda Jakarta. Akibatnya, banjir menggenangi permukiman penduduk hingga ruas jalan.
Banjir terparah di Jakarta ini juga menutupi ruas jalan protokol seperti Jalan Simpang Cempaka Mas, Jalan S Parman, Jalan Rasuna Said, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Pemuda Rawamangun.
Beberapa moda transportasi massal mulai dari bus Transjakarta, KRL Commuter Line, hingga penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma terpaksa dibatalkan akibat banjir.
Baca juga: Lemahnya Early Warning System Diduga Penyebab Banjir Jakarta
MG/Vadma Gempita
(jon)