8 Mantan Gubernur DKI dari Masa ke Masa Berlatar Belakang Militer
loading...
A
A
A
Pria kelahiran 22 November 1922 ini dikenal sebagai gubernur yang terbuka dan disiplin. Bang Wi menerapkan konsep BMW yaitu Bersih, Manusiawi, dan Wibawa untuk mengatasi berbagai masalah di Jakarta.
Kebijakan paling kontroversial yakni penghapusan becak dari jalanan Jakarta. Bang Wi menganggap becak sebagai penyebab kemacetan dan transportasi kuno. Para tukang becak dialihkan menjadi sopir angkot atau bus.
Wiyogo Atmodarminto. Foto: Dok SINDOnews
7. Soerjadi Soedirdja (1992-1997)
Letjen TNI (Purn) Soerjadi Soedirdja merupakan Gubernur DKI dari kalangan militer yang menjabat selama 1992-1997. Lulusan Akademi Militer 1962 ini pernah bertugas sebagai Kasdam IV Diponegoro Jawa Tengah (1986-1988), Pangdam Jaya hingga 1990. Terakhir, Soerjadi menjadi Asisten Sospol ABRI hingga 1992.
Menjabat Gubernur DKI, Soerjadi membangun rumah susun, memperbanyak kawasan hijau, serta membangun jejaring jalan tol dalam kota dan luar kota. Dia juga berinisiasi membangun proyek kereta bawah tanah.
Letjen TNI (Purn) Soerjadi Soedirdja. Foto: Dok SINDOnews
8. Sutiyoso (1997-2002) dan (2002-2007)
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso atau Bang Yos menjabat Gubernur DKI selama dua periode yaitu 1997-2002 dan 2002-2007. Selama berkarier di militer, Bang Yos menjabat Asisten Personel, Asisten Operasi, dan Wakil Komandan Jenderal Kopassus pada tahun 1988-1992.
Pada 1994, dia terpilih sebagai komandan resimen terbaik ketika menjabat sebagai Kepala Staf Kodam Jaya kemudian menjadi Pangdam Jaya (1996-1997).
Sutiyoso dikenal sebagai sosok kontroversial lantaran membangun busway atau bus Transjakarta. Kebijakan mengatasi kemacetan dan mengurangi kendaraan pribadi agar beralih ke transportasi massal ini sempat diprotes banyak orang.
Namun, Bang Yos jalan terus pada pendiriannya dengan mengembangkan busway. Hingga akhirnya pada 15 Desember 2006 dia menerima penghargaan 2006 Asian Air Quality Management Champion Award dari Clear Air Initiative for Asian Cities (CAI) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup atas prestasinya dalam pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) terbesar di Asia.
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso. Foto: Dok SINDOnews
Kebijakan paling kontroversial yakni penghapusan becak dari jalanan Jakarta. Bang Wi menganggap becak sebagai penyebab kemacetan dan transportasi kuno. Para tukang becak dialihkan menjadi sopir angkot atau bus.
Wiyogo Atmodarminto. Foto: Dok SINDOnews
7. Soerjadi Soedirdja (1992-1997)
Letjen TNI (Purn) Soerjadi Soedirdja merupakan Gubernur DKI dari kalangan militer yang menjabat selama 1992-1997. Lulusan Akademi Militer 1962 ini pernah bertugas sebagai Kasdam IV Diponegoro Jawa Tengah (1986-1988), Pangdam Jaya hingga 1990. Terakhir, Soerjadi menjadi Asisten Sospol ABRI hingga 1992.
Menjabat Gubernur DKI, Soerjadi membangun rumah susun, memperbanyak kawasan hijau, serta membangun jejaring jalan tol dalam kota dan luar kota. Dia juga berinisiasi membangun proyek kereta bawah tanah.
Letjen TNI (Purn) Soerjadi Soedirdja. Foto: Dok SINDOnews
8. Sutiyoso (1997-2002) dan (2002-2007)
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso atau Bang Yos menjabat Gubernur DKI selama dua periode yaitu 1997-2002 dan 2002-2007. Selama berkarier di militer, Bang Yos menjabat Asisten Personel, Asisten Operasi, dan Wakil Komandan Jenderal Kopassus pada tahun 1988-1992.
Pada 1994, dia terpilih sebagai komandan resimen terbaik ketika menjabat sebagai Kepala Staf Kodam Jaya kemudian menjadi Pangdam Jaya (1996-1997).
Sutiyoso dikenal sebagai sosok kontroversial lantaran membangun busway atau bus Transjakarta. Kebijakan mengatasi kemacetan dan mengurangi kendaraan pribadi agar beralih ke transportasi massal ini sempat diprotes banyak orang.
Namun, Bang Yos jalan terus pada pendiriannya dengan mengembangkan busway. Hingga akhirnya pada 15 Desember 2006 dia menerima penghargaan 2006 Asian Air Quality Management Champion Award dari Clear Air Initiative for Asian Cities (CAI) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup atas prestasinya dalam pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) terbesar di Asia.
Letjen TNI (Purn) Sutiyoso. Foto: Dok SINDOnews
(jon)