Sejarah! Bunga Rafflesia Arnoldi Tumbuh di Kebun Raya Bogor
loading...
A
A
A
BOGOR - Bunga Rafflesia Arnoldi R. Br atau lebih dikenal dengan sebutan padma raksasa merupakan Puspa Langka Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 4 Tahun 1993. Untuk pertama kalinya, bunga tersebut tumbuh mekar di luar habitat aslinya di eks situ Kebun Raya Bogor .
Setelah 16 tahun sejak upaya menumbuhkan, muncul beberapa knop bakal bunga yang salah satunya mekar pada 12 September 2022. Bunga raksasa karismatik asal Bengkulu ini masuk dalam daftar tumbuhan dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1999 dan IUCN Red list dengan status konservasi terancam punah.
"Ini hari yang cukup istimewa karena ada Rafflesia Arnoldi yang mekar untuk pertama kalinya di Kebun Raya Bogor (KRB)," ungkap Periset dan Kurator Koleksi Rafflesia Kebun Raya Bogor, Sofi Mursidawati kepada wartawan di lokasi, Rabu (14/9/2022).
Sofi menuturkan, penelitian bunga Rafflesia Arnoldi ini sudah dilakukan sejak tahun 2006 silam. Penelitian ini merupakan lanjutan oleh Botanis Belanda yang dulu pernah berdiam di Bogor tahun 1850-an.
"Penelitian ini sudah dimulai sebenarnya. Namun banyak sekali informasi yang dianggap para reviewer kurang valid karena dokumentasinya kurang. Pada tahun 2004 Direktur KRB pada saat itu menginstruksikan kepada saya untuk kembali melanjutkan penelitian yang sudha lama tertunda ini, dan sebetulnya tidak berhenti sama sekali. Namun keberhasilan memang belum berpihak," ujarnya.
Pada akhirnya, bunga tersebut bisa tumbuh dan mekar di kawasan Kebun Raya Bogor untuk pertama kalinya. Metode yang dipergunakan untuk membungakan atau menumbuhkan Rafflesia Arnoldi kali ini pun agak berbeda dengan Rafflesia Padma. Baca: Spesies Baru Bunga Rafflesia Ditemukan di Malaysia, Apa Bedanya?
Bunga ini hasil inokulasi biji Rafflesia Arnoldi ke dalam tumbuhan inangnya yakni Tetrastigma lanceolarium (Roxb.) Planch. Inangnya ini merupakan tumbuhan yang didapatkan KRB melalui pertukaran biji dengan salah satu Kebun Raya di Amerika Latin.
"Dan menurut catatan pohon inangnya sudah ada di KRB sejak tahun 52 berupa biji. Dan pada tahun 53 sudah ditanam di KRB. Jadi inangnya sudah berumur 69-70 tahun hari ini," jelasnya.
Keberhasilan ini, lanjut Sofi, merupakan salah satu yang baru dalam dunia ilmu pengetahuan. Karena, selama ini Rafflesia hanya sangat spesifik tumbuh di Sumatera dan Kalimantan yang sifatnya endemik.
"Kali ini Rafflesia Arnoldi lah yang berhasil dimekarkan di KRB," ujarnya. Sofi menjelaskan, kondisi bunga Rafflesia Arnoldi di KRB ini memiliki diameter sekitar 30 centimeter dan belum mekar sempurna atau baru sekitar 70-80 persen. Bunga ini memang tidak sebesar di habitat aslinya yang bisa mencapai sekitar 1 meter.
"Tapi mungkin karakternya agak berbeda dengan yang di habitatnya. Kalau di habitatnya mungkin sangat besar bisa 1 meter. Meskipun saat ini sudah jarang sekali ada Rafflesia Arnoldi yang berukuran 1 meter, itu ukurannya sudah turun karena berbagai macam bisa kerusakan hutan, atau faktor-faktor alam lain yang tidak menguntungkan bagi Rafflesia Arnoldi. Yang mekar di KRB kemungkinan ukurannya sangat kecil. Tidak seperti yang asli di habitatnya," terangnya.
Meski begitu, tetap saja mekarnya bunga Rafflesia Arnoldi di luar habitatnya ini tergolong langka. Usia mekarnya pun diperkirakan hanya selama 3-4 hari.
"Tetap ini merupakan satu peristiwa yang memang jarang terjadi. Mungkin baru pertama kali di dunia yang terekam sejak awal. Usia mekarnya mungkin hanya 3-4 hari. Jadi tidak lama dia tidak memberi waktu saya setelah penantian 16 tahun ini," tutup Sofi.
Setelah 16 tahun sejak upaya menumbuhkan, muncul beberapa knop bakal bunga yang salah satunya mekar pada 12 September 2022. Bunga raksasa karismatik asal Bengkulu ini masuk dalam daftar tumbuhan dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1999 dan IUCN Red list dengan status konservasi terancam punah.
"Ini hari yang cukup istimewa karena ada Rafflesia Arnoldi yang mekar untuk pertama kalinya di Kebun Raya Bogor (KRB)," ungkap Periset dan Kurator Koleksi Rafflesia Kebun Raya Bogor, Sofi Mursidawati kepada wartawan di lokasi, Rabu (14/9/2022).
Sofi menuturkan, penelitian bunga Rafflesia Arnoldi ini sudah dilakukan sejak tahun 2006 silam. Penelitian ini merupakan lanjutan oleh Botanis Belanda yang dulu pernah berdiam di Bogor tahun 1850-an.
"Penelitian ini sudah dimulai sebenarnya. Namun banyak sekali informasi yang dianggap para reviewer kurang valid karena dokumentasinya kurang. Pada tahun 2004 Direktur KRB pada saat itu menginstruksikan kepada saya untuk kembali melanjutkan penelitian yang sudha lama tertunda ini, dan sebetulnya tidak berhenti sama sekali. Namun keberhasilan memang belum berpihak," ujarnya.
Pada akhirnya, bunga tersebut bisa tumbuh dan mekar di kawasan Kebun Raya Bogor untuk pertama kalinya. Metode yang dipergunakan untuk membungakan atau menumbuhkan Rafflesia Arnoldi kali ini pun agak berbeda dengan Rafflesia Padma. Baca: Spesies Baru Bunga Rafflesia Ditemukan di Malaysia, Apa Bedanya?
Bunga ini hasil inokulasi biji Rafflesia Arnoldi ke dalam tumbuhan inangnya yakni Tetrastigma lanceolarium (Roxb.) Planch. Inangnya ini merupakan tumbuhan yang didapatkan KRB melalui pertukaran biji dengan salah satu Kebun Raya di Amerika Latin.
"Dan menurut catatan pohon inangnya sudah ada di KRB sejak tahun 52 berupa biji. Dan pada tahun 53 sudah ditanam di KRB. Jadi inangnya sudah berumur 69-70 tahun hari ini," jelasnya.
Keberhasilan ini, lanjut Sofi, merupakan salah satu yang baru dalam dunia ilmu pengetahuan. Karena, selama ini Rafflesia hanya sangat spesifik tumbuh di Sumatera dan Kalimantan yang sifatnya endemik.
"Kali ini Rafflesia Arnoldi lah yang berhasil dimekarkan di KRB," ujarnya. Sofi menjelaskan, kondisi bunga Rafflesia Arnoldi di KRB ini memiliki diameter sekitar 30 centimeter dan belum mekar sempurna atau baru sekitar 70-80 persen. Bunga ini memang tidak sebesar di habitat aslinya yang bisa mencapai sekitar 1 meter.
"Tapi mungkin karakternya agak berbeda dengan yang di habitatnya. Kalau di habitatnya mungkin sangat besar bisa 1 meter. Meskipun saat ini sudah jarang sekali ada Rafflesia Arnoldi yang berukuran 1 meter, itu ukurannya sudah turun karena berbagai macam bisa kerusakan hutan, atau faktor-faktor alam lain yang tidak menguntungkan bagi Rafflesia Arnoldi. Yang mekar di KRB kemungkinan ukurannya sangat kecil. Tidak seperti yang asli di habitatnya," terangnya.
Meski begitu, tetap saja mekarnya bunga Rafflesia Arnoldi di luar habitatnya ini tergolong langka. Usia mekarnya pun diperkirakan hanya selama 3-4 hari.
"Tetap ini merupakan satu peristiwa yang memang jarang terjadi. Mungkin baru pertama kali di dunia yang terekam sejak awal. Usia mekarnya mungkin hanya 3-4 hari. Jadi tidak lama dia tidak memberi waktu saya setelah penantian 16 tahun ini," tutup Sofi.
(hab)