Waspada! Kasus DBD di Kota Bekasi Tembus 1.910
loading...
A
A
A
BEKASI - Pemkot Bekasi meminta masyarakat waspada ancaman demam berdarah dengue (DBD) di saat melawan Covid-19. Sebab, jumlah kasus DBD terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data hingga Juli ini sudah 1.910 kasus DBD tersebar di seluruh Kecamatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengatakan dari 12 Kecamatan yang ada, ada tiga kecamatan yang memiliki temuan kasus DBD cukup tinggi yakni di Bekasi Utara 423 kasus, Bekasi Timur 262 kasus dan Bekasi Barat 238 kasus.
”Kasu DBD nyaris tembus 2000 kasus, kami minta masyarakat waspada DBD selain kasus Covid-19,” ujar Tanti, Minggu (31/7/2022).
Menurut Tanti, perkembangan nyamuk juga tak terlepas dari kondisi lingkungan. Jika kondisi lingkungan bersih, iayakin jika kasus DBD akan bisa dicegah. Maka dari itu, gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus menjadi salah satu solusi pencegahan.
”Munculnya nyamuk diakibatkan karna ketidakbersihan di lingkungan, makanya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ini harus menjadi perhatian seluruh masyarakat,” katanya.
Tanti menyampaikan gerakan PSN sebagai upaya pencegahan kasus DBD sudah mulai dilaksanakan. Salah satu gerakannya yaitu satu rumah satu Jumantik. Sedangkan, gejala DBD yang umum terdiri dari tiga fase.
Fase demam meliputi demam tinggi 40 derajat, nyeri seluruh tubuh, sakit kepala, mual muntah. Fase bahaya (kritis), yakni menurunnya suhu tubuh, muntah, mimisan, nyeri perut dan fase penyembuhan di saat tubuh kembali demam, namun trombosit berangsur normal.
Mengingat resiko penyakit yang cukup berbahaya, Tanti berharap masyarakat melakukan upaya pencegahan di rumah dan lingkungan masing-masing.”Ayo kita bersama jaga kebersihan, jaga prokes demi keselamatan kita bersama,” tegasnya.
Lihat Juga: Tri Adhianto Paparkan Prioritas Strategi Jangka Panjang untuk Solusi Banjir di Kota Bekasi
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengatakan dari 12 Kecamatan yang ada, ada tiga kecamatan yang memiliki temuan kasus DBD cukup tinggi yakni di Bekasi Utara 423 kasus, Bekasi Timur 262 kasus dan Bekasi Barat 238 kasus.
”Kasu DBD nyaris tembus 2000 kasus, kami minta masyarakat waspada DBD selain kasus Covid-19,” ujar Tanti, Minggu (31/7/2022).
Menurut Tanti, perkembangan nyamuk juga tak terlepas dari kondisi lingkungan. Jika kondisi lingkungan bersih, iayakin jika kasus DBD akan bisa dicegah. Maka dari itu, gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus menjadi salah satu solusi pencegahan.
”Munculnya nyamuk diakibatkan karna ketidakbersihan di lingkungan, makanya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ini harus menjadi perhatian seluruh masyarakat,” katanya.
Tanti menyampaikan gerakan PSN sebagai upaya pencegahan kasus DBD sudah mulai dilaksanakan. Salah satu gerakannya yaitu satu rumah satu Jumantik. Sedangkan, gejala DBD yang umum terdiri dari tiga fase.
Fase demam meliputi demam tinggi 40 derajat, nyeri seluruh tubuh, sakit kepala, mual muntah. Fase bahaya (kritis), yakni menurunnya suhu tubuh, muntah, mimisan, nyeri perut dan fase penyembuhan di saat tubuh kembali demam, namun trombosit berangsur normal.
Mengingat resiko penyakit yang cukup berbahaya, Tanti berharap masyarakat melakukan upaya pencegahan di rumah dan lingkungan masing-masing.”Ayo kita bersama jaga kebersihan, jaga prokes demi keselamatan kita bersama,” tegasnya.
Lihat Juga: Tri Adhianto Paparkan Prioritas Strategi Jangka Panjang untuk Solusi Banjir di Kota Bekasi
(ams)