Olahraga Outdoor Jangan Euforia, Tetap Ingat Protokoler Kesehatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi yang diberlakukan pemerintah membuat masyarakat mulai antusias kembali berolahraga di luar ruangan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bahkan menetapkan 32 lokasi baru hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day (CFD) untuk berolahraga. Ke-23 lokasi itu menggantikan Jalan Sudirman-Thamrin, yang CFD-nya ditiadakan untuk sementara.
Selain itu, pemerintah juga telah melonggarkan dan membuka di Kompleks Stadion Gelora Bung Karno (GBK) untuk aktivitas olahraga.
Dibukanya berbagai kawasan area olahraga membuat beberapa tempat terlihat dipadati masyarakat, terutama area GBK. Andi Cahyo, salah satu pengunjung di kawasan GBK, mengaku sengaja datang untuk melepas rindu berolahraga outdoor yang sudah lama tertunda karena wabah corona.
"Saya sampai di sini pukul 10.00 WIB tadi, katanya GBK dibuka jadi mau merasakan saja suasananya, sekalian lepas kangen karena lama nggak olahraga jogging di sini," ujarnya.
Sama seperti Dinda, pengunjung GBK lainnya yang juga datang menimati kawasan ini. Menurut dia, dirinya sengaja mendatangi kawasan GBK khusus untuk berolahraga karena tahu sudah mulai dibuka.
"Sebelumnya kan olahraganya hanya bisa di rumah, tapi karena sekarang GBK sudah dibuka dan kebetulan dekat dengan kantor, jadi sekalian aja ke sini," tuturnya. (Baca: 32 Jalur Alternatif CFD Jakarta hanya Khusus Pesepeda)
Sementara Feby yang mengunjungi GBK bersama pasangannya, mengaku senang atas dibukanya kembali ring road Stadion Utama GBK, sehingga dirinya lebih bebas dalam memilih aktivitas olahraga apa yang bisa dia lakukan.
Jika di rumah hanya bisa lompat tali atau cardio, maka di GBK Feby bisa bersepeda dan bermain badminton. "Lebih seru aja sih kalau di luar rumah. Nggak terbatas aktivitasnya," tuturnya.
PSBB yang diberlakukan sebelumnya memang membatasi akses keluar-masuk masyarakat dan menutup tempat-tempat yang? dikhawatirkan menjadi tempat berkumpulnya massa, salah satunya pusat olahraga. Hal ini menjadikan beberapa orang harus berolahraga di rumah atau hanya disekitar lingkungan mereka.
Meskipun baik untuk kesehatan, berolahraga di luar rumah saat musim pandemi Covid-19 harus tetap menaati protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Jika mengabaikan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan, aktivitas olahraga di luar rumah yang tadinya baik untuk kesehatan justru bisa berdampak buruk karena risiko membawa pulang virus corona.
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan mengatakan, dibukanya kembali fasilitas umum seperti GBK jangan sampai jadi euforia, sehingga lupa protokol kesehatan. Dia tetap berharap agar titik kumpul masa perlu ditertibkan supaya tidak terjadi penularan virus corona.
"Yang ngeri itu, orang pada euforia ke GBK, bertumpuk-tumpuk masuk gerbang. Pemerintah tetap harus memberi perhatian terhadap apa pun yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Jangan sampai niat olahraga, tapi malah jadi ketularan," kata Ede. (Baca juga: Ilmuwan NASA Yakin Jupiter Jadi Sarang Alien)
Seperti dikeatahui, pekan lalu ada banyak warga yang berolahraga di kawasan GBK dan menikmati aktivitas car free day pertama pada Minggu lalu. Sayangnya ada beberapa pengunjung tidak menjaga protokoler kesehatan. Salain itu, karena banyak orang, jaga jarak antara satu sama lain sulit diterapkan.
"Physical distancing tidak boleh dilanggar, harus ditertibkan, jangan sampai dilepas," ungkapnya.
Ede menyarankan masyarakat sebaiknya mempertimbangkan mencari tempat lain untuk olahraga, jika tempat yang dituju ternyata cukup ramai dan padat. Apalagi jika tidak bisa menjaga jarak aman. Hal ini agar menghindari penyakit, padahal tujuan berolahraga supaya tetap sehat.
Melanie Putria, seorang publik figur sekaligus pegiat olahraga lari, juga mengingatkan masyarakat agar tetap memperhatikan protokol kesehatan saat berolahraga di luar ruangan pada fase kenormalan baru. Masyarakat diminta disiplin meski pemerintah sudah mengizinkan untuk berolahraga di luar ruangan (outdoor)
Menurut dia, tingginya antusias masyarakat berolahraga di luar ruangan tidak terbendung setelah diperbolehkan berolahraga di luar rumah. (Baca juga: Gara-gara Masker, Tiga Tewas Saat Bentrok dengan Polisi Kenya)
"GBK ramai itu saya deg-degan. Ingat, virus korona belum selesai. Boleh berolahraga di luar, tapi protokol harus diperhatikan. Bawa masker saat datang, tapi saat berlari jangan gunakan masker karena bisa mengganggu pernapasan, terlebih lagi jika memiliki penyakit jantung bawaan. Untuk itu, jaga jarak dan hindari kerumunan harus dilakukan," jelasnya.
Kemudian agar jogging terasa aman dilakukan, Melani menyarankan untuk tidak melakukan jogging track, sebab fasilitas tersebut sangat sempit hingga membuat orang kurang leluasa beraktivitas. "Selain jaga jarak aman, kita juga bisa memilih waktu lari di pagi hari, atau waktu yang kurang sibuk," jelasnya.
Perlu menjadi catatan, untuk durasi olahraga di luar ruangan yang direkomendasikan ialah 150 menit dengan intensitas sedang atau 75 menit pada aktivitas fisik intensitas tinggi.
Sementara itu, founder mainsepeda.com, Azrul Ananda, mengatakan saat ini masyarakat sedang menggandrungi olahraga sepeda. Namun, sebaiknya tidak hanya bersepeda, tetapi juga harus lebih selektif dalam upaya pencegahan penularan virus corona.
"Kalau mau bersepeda bersama-sama, lebih baik bersama teman yang kita kenal karena kita tahu kondisi kesehatannya," jelas Azrul. (Lihat videonya: Pohon Pisang Unik di Kulon Progo Berbuah 3 Tandan)
Selain itu, dia juga menyarankan agar menggunakan sepeda milik sendiri guna menekan risiko penyebaran virus korona. Penggunaan sepeda milik sendiri setidaknya sebagai upaya preventif penularan.
"Sebisa mungkin tahan diri untuk singgah di tempat umum ketika bersepeda. Adapun setelah bersepeda, segera membersihkan diri merupakan hal yang harus dilakukan setelah beraktivitas di luar," tambahnya. (Aprilia S Andyna)
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bahkan menetapkan 32 lokasi baru hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day (CFD) untuk berolahraga. Ke-23 lokasi itu menggantikan Jalan Sudirman-Thamrin, yang CFD-nya ditiadakan untuk sementara.
Selain itu, pemerintah juga telah melonggarkan dan membuka di Kompleks Stadion Gelora Bung Karno (GBK) untuk aktivitas olahraga.
Dibukanya berbagai kawasan area olahraga membuat beberapa tempat terlihat dipadati masyarakat, terutama area GBK. Andi Cahyo, salah satu pengunjung di kawasan GBK, mengaku sengaja datang untuk melepas rindu berolahraga outdoor yang sudah lama tertunda karena wabah corona.
"Saya sampai di sini pukul 10.00 WIB tadi, katanya GBK dibuka jadi mau merasakan saja suasananya, sekalian lepas kangen karena lama nggak olahraga jogging di sini," ujarnya.
Sama seperti Dinda, pengunjung GBK lainnya yang juga datang menimati kawasan ini. Menurut dia, dirinya sengaja mendatangi kawasan GBK khusus untuk berolahraga karena tahu sudah mulai dibuka.
"Sebelumnya kan olahraganya hanya bisa di rumah, tapi karena sekarang GBK sudah dibuka dan kebetulan dekat dengan kantor, jadi sekalian aja ke sini," tuturnya. (Baca: 32 Jalur Alternatif CFD Jakarta hanya Khusus Pesepeda)
Sementara Feby yang mengunjungi GBK bersama pasangannya, mengaku senang atas dibukanya kembali ring road Stadion Utama GBK, sehingga dirinya lebih bebas dalam memilih aktivitas olahraga apa yang bisa dia lakukan.
Jika di rumah hanya bisa lompat tali atau cardio, maka di GBK Feby bisa bersepeda dan bermain badminton. "Lebih seru aja sih kalau di luar rumah. Nggak terbatas aktivitasnya," tuturnya.
PSBB yang diberlakukan sebelumnya memang membatasi akses keluar-masuk masyarakat dan menutup tempat-tempat yang? dikhawatirkan menjadi tempat berkumpulnya massa, salah satunya pusat olahraga. Hal ini menjadikan beberapa orang harus berolahraga di rumah atau hanya disekitar lingkungan mereka.
Meskipun baik untuk kesehatan, berolahraga di luar rumah saat musim pandemi Covid-19 harus tetap menaati protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Jika mengabaikan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan, aktivitas olahraga di luar rumah yang tadinya baik untuk kesehatan justru bisa berdampak buruk karena risiko membawa pulang virus corona.
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan mengatakan, dibukanya kembali fasilitas umum seperti GBK jangan sampai jadi euforia, sehingga lupa protokol kesehatan. Dia tetap berharap agar titik kumpul masa perlu ditertibkan supaya tidak terjadi penularan virus corona.
"Yang ngeri itu, orang pada euforia ke GBK, bertumpuk-tumpuk masuk gerbang. Pemerintah tetap harus memberi perhatian terhadap apa pun yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Jangan sampai niat olahraga, tapi malah jadi ketularan," kata Ede. (Baca juga: Ilmuwan NASA Yakin Jupiter Jadi Sarang Alien)
Seperti dikeatahui, pekan lalu ada banyak warga yang berolahraga di kawasan GBK dan menikmati aktivitas car free day pertama pada Minggu lalu. Sayangnya ada beberapa pengunjung tidak menjaga protokoler kesehatan. Salain itu, karena banyak orang, jaga jarak antara satu sama lain sulit diterapkan.
"Physical distancing tidak boleh dilanggar, harus ditertibkan, jangan sampai dilepas," ungkapnya.
Ede menyarankan masyarakat sebaiknya mempertimbangkan mencari tempat lain untuk olahraga, jika tempat yang dituju ternyata cukup ramai dan padat. Apalagi jika tidak bisa menjaga jarak aman. Hal ini agar menghindari penyakit, padahal tujuan berolahraga supaya tetap sehat.
Melanie Putria, seorang publik figur sekaligus pegiat olahraga lari, juga mengingatkan masyarakat agar tetap memperhatikan protokol kesehatan saat berolahraga di luar ruangan pada fase kenormalan baru. Masyarakat diminta disiplin meski pemerintah sudah mengizinkan untuk berolahraga di luar ruangan (outdoor)
Menurut dia, tingginya antusias masyarakat berolahraga di luar ruangan tidak terbendung setelah diperbolehkan berolahraga di luar rumah. (Baca juga: Gara-gara Masker, Tiga Tewas Saat Bentrok dengan Polisi Kenya)
"GBK ramai itu saya deg-degan. Ingat, virus korona belum selesai. Boleh berolahraga di luar, tapi protokol harus diperhatikan. Bawa masker saat datang, tapi saat berlari jangan gunakan masker karena bisa mengganggu pernapasan, terlebih lagi jika memiliki penyakit jantung bawaan. Untuk itu, jaga jarak dan hindari kerumunan harus dilakukan," jelasnya.
Kemudian agar jogging terasa aman dilakukan, Melani menyarankan untuk tidak melakukan jogging track, sebab fasilitas tersebut sangat sempit hingga membuat orang kurang leluasa beraktivitas. "Selain jaga jarak aman, kita juga bisa memilih waktu lari di pagi hari, atau waktu yang kurang sibuk," jelasnya.
Perlu menjadi catatan, untuk durasi olahraga di luar ruangan yang direkomendasikan ialah 150 menit dengan intensitas sedang atau 75 menit pada aktivitas fisik intensitas tinggi.
Sementara itu, founder mainsepeda.com, Azrul Ananda, mengatakan saat ini masyarakat sedang menggandrungi olahraga sepeda. Namun, sebaiknya tidak hanya bersepeda, tetapi juga harus lebih selektif dalam upaya pencegahan penularan virus corona.
"Kalau mau bersepeda bersama-sama, lebih baik bersama teman yang kita kenal karena kita tahu kondisi kesehatannya," jelas Azrul. (Lihat videonya: Pohon Pisang Unik di Kulon Progo Berbuah 3 Tandan)
Selain itu, dia juga menyarankan agar menggunakan sepeda milik sendiri guna menekan risiko penyebaran virus korona. Penggunaan sepeda milik sendiri setidaknya sebagai upaya preventif penularan.
"Sebisa mungkin tahan diri untuk singgah di tempat umum ketika bersepeda. Adapun setelah bersepeda, segera membersihkan diri merupakan hal yang harus dilakukan setelah beraktivitas di luar," tambahnya. (Aprilia S Andyna)
(ysw)