Mantan Preman Kejam yang Mendadak Relijius Itu ...
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keluar masuk penjara seperti sudah menjadi asam garam bagi John Kei. Pembunuhan Tan Harry Tantono bukanlah kasus pertama yang membuatnya dipenjara. Dua tahun setelah hijrah dari Maluku Tenggara, tanah kelahirannya, ke ibu kota Jakarta, John Kei sudah berkenalan dengan penjara.
John Kei yang masih berusia 23 tahun pernah membunuh orang di tempatnya bekerja sebagai sekuriti, sebuah hostel dan kafe di Jalan Jaksa, Jakarta. Meskipun mengaku tak pernah berniat membunuh, John Kei menebas leher korbannya dengan parang. Itu dilakukan tak lama setelah pertengkarannya dengan korban didamaikan polisi.
(Baca: Kelompok Massa Bersenjata Tabrak Sekuriti dan Lakukan Perusakan di Tangerang)
John Kei yang ternyata tidak bisa menerima perdamaian itu pulang ke tempat tinggalnya untuk mengambil parang lalu kembali ke kafe dan berduel. "Di luar dugaan, parang pas kena leher, mati. Saya kejar mereka yang lain lari, saya hantam lagi kakinya," tutur John Kei dalam sebuah talk show di televisi swasta April tahun lalu soal peristiwa pada 12 Mei 1992 itu.
Sempat buron, John Kei akhirnya menyerahkan diri ke polisi dua pekan kemudian. Itulah untuk pertama kalinya pria yang tubuhnya penuh tato itu merasakan dinginnya penjara. Namun, di penjara John Kei yang kala itu mengaku tak menyesal selalu menjadi biang keributan kendati dipindahkan ke penjara lain.
(Baca: John Kei Masih Dalam Masa Percobaan Bebas Bersyarat)
Setelah keluar penjara, beberapa tahun kemudian nama John Kei kembali dikaitkan dengan sejumlah kasus kekerasan, salah satunya pembunuhan Basri Sangaji pada 2004. Basri juga merupakan tokoh Maluku dan sama-sama punya bisnis jasa debt collector. Rumor tewasnya Basri berlatar belakang persaingan bisnis dengan John Kei. Meskipun begitu, John Kei tak pernah sampai penjara dalam kasus ini.
Enam tahun berselang, namanya kembali dikaitkan bentrok di Blowfish, klub kongkow elite di Plaza City Jakarta. Dua orang meninggal akibat bentrok pada 4 April 2010 tersebut. Saat kasus ini disidangkan, bentrok kembali terjadi depan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, tepatnya pada 29 September 2010. Bentrokan mengakibatkan tiga korban tewas dan sejumlah korban lain luka serius akibat bacokan, termasuk tiga polisi.
(Baca: John Kei Ikut Diciduk Polisi Dalam Penggerebekan di Rumahnya)
Setelah kasus pembunuhan Tan, John Kei yang menghabiskan waktu 7 tahun di Lapas Nusakambangan mulai menunjukkan pertobatan. Di sana, dia dikenal lebih relijius. John Kei bahkan menjadi pengkhotbah pada perayaan Natal terakhirnya di Lapas Nusakambangan sebelum keluar dengan status bebas bersyarat keesokan harinya. Siapa sangka lelaki dari Kepulauan Kei nan indah itu kembali tersangkut kasus kekerasan?
John Kei yang masih berusia 23 tahun pernah membunuh orang di tempatnya bekerja sebagai sekuriti, sebuah hostel dan kafe di Jalan Jaksa, Jakarta. Meskipun mengaku tak pernah berniat membunuh, John Kei menebas leher korbannya dengan parang. Itu dilakukan tak lama setelah pertengkarannya dengan korban didamaikan polisi.
(Baca: Kelompok Massa Bersenjata Tabrak Sekuriti dan Lakukan Perusakan di Tangerang)
John Kei yang ternyata tidak bisa menerima perdamaian itu pulang ke tempat tinggalnya untuk mengambil parang lalu kembali ke kafe dan berduel. "Di luar dugaan, parang pas kena leher, mati. Saya kejar mereka yang lain lari, saya hantam lagi kakinya," tutur John Kei dalam sebuah talk show di televisi swasta April tahun lalu soal peristiwa pada 12 Mei 1992 itu.
Sempat buron, John Kei akhirnya menyerahkan diri ke polisi dua pekan kemudian. Itulah untuk pertama kalinya pria yang tubuhnya penuh tato itu merasakan dinginnya penjara. Namun, di penjara John Kei yang kala itu mengaku tak menyesal selalu menjadi biang keributan kendati dipindahkan ke penjara lain.
(Baca: John Kei Masih Dalam Masa Percobaan Bebas Bersyarat)
Setelah keluar penjara, beberapa tahun kemudian nama John Kei kembali dikaitkan dengan sejumlah kasus kekerasan, salah satunya pembunuhan Basri Sangaji pada 2004. Basri juga merupakan tokoh Maluku dan sama-sama punya bisnis jasa debt collector. Rumor tewasnya Basri berlatar belakang persaingan bisnis dengan John Kei. Meskipun begitu, John Kei tak pernah sampai penjara dalam kasus ini.
Enam tahun berselang, namanya kembali dikaitkan bentrok di Blowfish, klub kongkow elite di Plaza City Jakarta. Dua orang meninggal akibat bentrok pada 4 April 2010 tersebut. Saat kasus ini disidangkan, bentrok kembali terjadi depan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, tepatnya pada 29 September 2010. Bentrokan mengakibatkan tiga korban tewas dan sejumlah korban lain luka serius akibat bacokan, termasuk tiga polisi.
(Baca: John Kei Ikut Diciduk Polisi Dalam Penggerebekan di Rumahnya)
Setelah kasus pembunuhan Tan, John Kei yang menghabiskan waktu 7 tahun di Lapas Nusakambangan mulai menunjukkan pertobatan. Di sana, dia dikenal lebih relijius. John Kei bahkan menjadi pengkhotbah pada perayaan Natal terakhirnya di Lapas Nusakambangan sebelum keluar dengan status bebas bersyarat keesokan harinya. Siapa sangka lelaki dari Kepulauan Kei nan indah itu kembali tersangkut kasus kekerasan?
(muh)