Gelar Pameran Gambar Sketsa, Brigjen Chrysnanda Buat Karya Pandemi dan Hepatitis Akut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dirkamsel Korlantas Polri Brigjen Pol Chrysnanda Dwilaksana menggelar pameran sketsa semarak bulan menggambar nasional bertajuk Ngeruwet Ngudari Mumet di Balai Budaya Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (14/5/2022) malam.
"Ngeruwet itu sering disebut seperti benang ruwet. Ngudari itu mengurai. Mumet itu kepenatan atau kepusingan. Seni jadi solusi atas kepenatan hidup. Seni itu menguatkan hidup agar tumbuh dan berkembang," ujar Chrysnanda di Balai Budaya Jakarta, Sabtu (14/5/2022).
Baca juga: Dirkamsel Korlantas Polri: Korban Lakalantas Tragedi Sia-sia
Dalam momen itu, dia memamerkan 1.500-an lebih karyanya yang dibuat sejak tahun 1980-an. Beragam inspirasi membuat dia tak bisa menahan untuk membuat gambar sketsa dari goresan pena.
"1.500-an karya, saya menggambar apa saja dari tahun 1984. Ada cerita wayang, cerita semar, cerita kesusahan, ada permainan, ada gambar-gambar kehidupan. Ketika saya berdinas di Mozambik, tapi di situ ada seni dan kegembiraan di antara mereka," ungkapnya.
Menurut jenderal bintang satu itu, semua karyanya punya kesan dan cerita tersendiri. Dia pun membuat sebuah sketsa yang menggambarkan tentang kesusahan bangsa Indonesia usai dihantam pandemi Covid-19. Ditambah lagi saat ini anak-anak menjadi korban hepatitis akut.
Baca juga: Sosialisasikan Program Polri tentang Corona, Korlantas Gandeng Youtuber
"Entah itu pandemi, entah itu duka, entah itu lara, entah itu kesusahan, entah itu macam-macam, dengan seni kita punya harapan. Mari kita bersemangat ada pengharapan. Hidup adalah berkat, hidup adalah harapan, apa pun tantangannya. Karena itulah yang akan menyehatkan kita," kata Chrysnanda.
"Jadi seni itu memang ada di semua lini kehidupan. Inspirasi ada di depan mata kita. Hidup ada harapan tergantung pikiran kita jika positif kita akan melihat keindahan. Dengan berpikir baik akan ada manfaatnya," ujarnya.
"Ngeruwet itu sering disebut seperti benang ruwet. Ngudari itu mengurai. Mumet itu kepenatan atau kepusingan. Seni jadi solusi atas kepenatan hidup. Seni itu menguatkan hidup agar tumbuh dan berkembang," ujar Chrysnanda di Balai Budaya Jakarta, Sabtu (14/5/2022).
Baca juga: Dirkamsel Korlantas Polri: Korban Lakalantas Tragedi Sia-sia
Dalam momen itu, dia memamerkan 1.500-an lebih karyanya yang dibuat sejak tahun 1980-an. Beragam inspirasi membuat dia tak bisa menahan untuk membuat gambar sketsa dari goresan pena.
"1.500-an karya, saya menggambar apa saja dari tahun 1984. Ada cerita wayang, cerita semar, cerita kesusahan, ada permainan, ada gambar-gambar kehidupan. Ketika saya berdinas di Mozambik, tapi di situ ada seni dan kegembiraan di antara mereka," ungkapnya.
Menurut jenderal bintang satu itu, semua karyanya punya kesan dan cerita tersendiri. Dia pun membuat sebuah sketsa yang menggambarkan tentang kesusahan bangsa Indonesia usai dihantam pandemi Covid-19. Ditambah lagi saat ini anak-anak menjadi korban hepatitis akut.
Baca juga: Sosialisasikan Program Polri tentang Corona, Korlantas Gandeng Youtuber
"Entah itu pandemi, entah itu duka, entah itu lara, entah itu kesusahan, entah itu macam-macam, dengan seni kita punya harapan. Mari kita bersemangat ada pengharapan. Hidup adalah berkat, hidup adalah harapan, apa pun tantangannya. Karena itulah yang akan menyehatkan kita," kata Chrysnanda.
"Jadi seni itu memang ada di semua lini kehidupan. Inspirasi ada di depan mata kita. Hidup ada harapan tergantung pikiran kita jika positif kita akan melihat keindahan. Dengan berpikir baik akan ada manfaatnya," ujarnya.
(jon)