Formula E, Momentum Optimisme Jakarta dan Indonesia di Mata Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelaksanaan ajang balap mobil listrik FIA Formula E Jakarta E-Prix sudah tinggal menghitung hari. Kunjungan Presiden Jokowi ke lokasi sirkuit Formula E di Ancol didampingi Gubernur Anies Baswedan, menjadi sinyalemen dukungan dari pemerintah pusat untuk pagelaran tersebut.
Ketua Penyelenggara Formula E Jakarta Ahmad Sahroni mengatakan, manfaat Formula E bagi Jakarta dan Indonesia bukan hanya diukur dari profit yang akan didapat oleh Jakpro selaku BUMD DKI Jakarta yang menyelenggarakan event ini. Namun penyelenggaran Formula E penting untuk tujuan branding negara.
Event ini sangat penting bagi citra negara dan akan berdampak pada hubungan bilateral Indonesia dengan negara lain. Dalam ajang ini Indonesia menyatakan sikap optimisnya bahwa negara ini sejajar posisinya dengan negara-negara lain yang juga menyelenggarakan perlombaan yang sama seperti Jerman, Korea Selatan, hingga Kanada.
Terkait progres pembangunan sirkuit, Sahroni menyatakan sudah mencapai 100%, dan sekarang pengerjaan berfokus pada pemasangan grand stand dan pit serta sarana pendukung lainnya. “Target dari Presiden Jokowi adalah pada tanggal 4 Juni semua sudah siap untuk memfasilitasi perlombaan Formula E ini dan agar acara ini bisa terlaksana sesuai dengan harapan,” ungkap Sahroni dalam Diskusi Publik Dapur KedaiKOPI: “Apa Kabar Formula E?”, yang diselenggarakan secara daring oleh Lembaga Survei KedaiKOPI, Sabtu (14/5/2022).
Sahroni menceritakan, dalam membangun venue Formula E Jakarta pihaknya membutuhkan sekitar 850 tenaga kerja yang bekerja secara 24 jam tanpa henti. Indonesia juga dinobatkan oleh FIA sebagai negara dengan pembangunan sirkuit tercepat, yakni Indonesia dapat menyelesaikan pembangunan sirkuit Formula E hanya dalam 60 hari.
Sahroni juga menegaskan bahwa panitia tidak konsen kepada hal-hal politis, tetapi konsentrasi difokuskan agar bagaimana penyelenggaraan ini bisa berjalan sebagaimana mestinya. Dia berharap agar seluruh elemen bangsa memberikan dukungan untuk pagelaran Formula E Jakarta E-Prix ini. “Saya harap semuanya memberikan dukungan, minimal doa, agar progress penyelenggaraan ini berjalan dengan baik,” katanya.
Bagi analis komunikasi politik, Hendri Satrio, gelaran Formula E bukan hanya tentang Anies Baswedan ataupun Jokowi, tetapi tentang Indonesia sebagai salah satu negara penyelenggara Formula E. Meskipun secara politis, perlombaan ini ramai disaratkan sebagai momen karier politik Anies Baswedan, yang mana akan ada hubungannya dengan 2024. Tekanan politis ini menurutnya sudah selesai saat presiden Jokowi mengunjungi venue Formula E Jakarta bersama Anies Baswedan.
Terdapat beberapa alasan mengapa Hendri menyatakan bahwa tekanan politik ini berakhir. Pertama, kunjungan Presiden Jokowi menandakan negara hadir untuk Formul E Jakarta. “Dari sisi politis dengan adanya kunjungan Jokowi, seharusnya bisa menjawab keluhan-keluhan koleganya di DPRD DKI Jakarta yang akan tetap mengajukan interpelasi kepada Anies Baswedan,” terang Hendri.
Berkaitan dengan elektabilitas Anies Baswedan, Hendri meyakini bila ajang Formula E Jakarta ini berhasil dan dapat dimanfaatkan momentumnya oleh Anies Baswedan. Maka bukan hal yang mustahil elektabilitas serta popularitas Gubernur Jakarta 2017-2022 ini semakin meningkat. Dari perhelatan ini Hendri juga berharap agar balap Formula E bisa menjadi tonggak kebangkitan kompetisi otomotif di Indonesia.
Eka Budhiansyah selaku pengamat otomotif yang menggeluti dunia balap mendukung dan menyambut positif terlaksananya Jakarta E-Prix. Baginya Formula E Jakarta merupakan titik kebangkitan bagi olahraga balap mobil open wheeler di Indonesia. Sehingga diharapkan bisa membangkitkan gairah masyarakat Indonesia akan balap mobil Formula E.
Eka memberikan pandangan positif bagi sirkuit Ancol yang bisa digunakan untuk balapan lain selain Formula E. Artinya sirkuit ini diharapkan bisa dibuka untuk umum seperti untuk pergelaran lomba balap Touring Car di Indonesia, dan juga manfaatnya dapat dirasakan oleh komunitas mobil untuk berani menjajal kecepatan di lingkungan yang aman.
Sementara, pengamat ekonomi Universitas Indonesia Ninasapti Triaswati optimistis ajang ini bisa dijadikan sebagai flagship program yang menandakan Indonesia dan Jakarta bisa menyelenggarakan sebuah event Internasional bergengsi di tengah kondisi pandemi yang masih melanda negeri ini.
Formula E diharapkan menjadi pemantik dan titik balik dari sektor ekonomi dan pariwisata daerah dan nasional. Baginya, keuntungan gelaran ini bukan hanya profit secara langsung melainkan manfaat lain yang diperoleh oleh masyarakat hingga korporasi dari adanya Formula E Jakarta.
Bivitri Susanti, pakar hukum tata negara mengingatkan agar Formula E Jakarta bisa membawa manfaat bagi seluruh kalangan bukan hanya dapat dinikmati kalangan tertentu saja, karena event ini dilaksanakan oleh BUMD DKI Jakarta dan dengan menggunakan uang dari negara sehingga diharapkan tidak melupakan aspek kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik lainnya.
Ketua Penyelenggara Formula E Jakarta Ahmad Sahroni mengatakan, manfaat Formula E bagi Jakarta dan Indonesia bukan hanya diukur dari profit yang akan didapat oleh Jakpro selaku BUMD DKI Jakarta yang menyelenggarakan event ini. Namun penyelenggaran Formula E penting untuk tujuan branding negara.
Event ini sangat penting bagi citra negara dan akan berdampak pada hubungan bilateral Indonesia dengan negara lain. Dalam ajang ini Indonesia menyatakan sikap optimisnya bahwa negara ini sejajar posisinya dengan negara-negara lain yang juga menyelenggarakan perlombaan yang sama seperti Jerman, Korea Selatan, hingga Kanada.
Terkait progres pembangunan sirkuit, Sahroni menyatakan sudah mencapai 100%, dan sekarang pengerjaan berfokus pada pemasangan grand stand dan pit serta sarana pendukung lainnya. “Target dari Presiden Jokowi adalah pada tanggal 4 Juni semua sudah siap untuk memfasilitasi perlombaan Formula E ini dan agar acara ini bisa terlaksana sesuai dengan harapan,” ungkap Sahroni dalam Diskusi Publik Dapur KedaiKOPI: “Apa Kabar Formula E?”, yang diselenggarakan secara daring oleh Lembaga Survei KedaiKOPI, Sabtu (14/5/2022).
Sahroni menceritakan, dalam membangun venue Formula E Jakarta pihaknya membutuhkan sekitar 850 tenaga kerja yang bekerja secara 24 jam tanpa henti. Indonesia juga dinobatkan oleh FIA sebagai negara dengan pembangunan sirkuit tercepat, yakni Indonesia dapat menyelesaikan pembangunan sirkuit Formula E hanya dalam 60 hari.
Sahroni juga menegaskan bahwa panitia tidak konsen kepada hal-hal politis, tetapi konsentrasi difokuskan agar bagaimana penyelenggaraan ini bisa berjalan sebagaimana mestinya. Dia berharap agar seluruh elemen bangsa memberikan dukungan untuk pagelaran Formula E Jakarta E-Prix ini. “Saya harap semuanya memberikan dukungan, minimal doa, agar progress penyelenggaraan ini berjalan dengan baik,” katanya.
Bagi analis komunikasi politik, Hendri Satrio, gelaran Formula E bukan hanya tentang Anies Baswedan ataupun Jokowi, tetapi tentang Indonesia sebagai salah satu negara penyelenggara Formula E. Meskipun secara politis, perlombaan ini ramai disaratkan sebagai momen karier politik Anies Baswedan, yang mana akan ada hubungannya dengan 2024. Tekanan politis ini menurutnya sudah selesai saat presiden Jokowi mengunjungi venue Formula E Jakarta bersama Anies Baswedan.
Terdapat beberapa alasan mengapa Hendri menyatakan bahwa tekanan politik ini berakhir. Pertama, kunjungan Presiden Jokowi menandakan negara hadir untuk Formul E Jakarta. “Dari sisi politis dengan adanya kunjungan Jokowi, seharusnya bisa menjawab keluhan-keluhan koleganya di DPRD DKI Jakarta yang akan tetap mengajukan interpelasi kepada Anies Baswedan,” terang Hendri.
Berkaitan dengan elektabilitas Anies Baswedan, Hendri meyakini bila ajang Formula E Jakarta ini berhasil dan dapat dimanfaatkan momentumnya oleh Anies Baswedan. Maka bukan hal yang mustahil elektabilitas serta popularitas Gubernur Jakarta 2017-2022 ini semakin meningkat. Dari perhelatan ini Hendri juga berharap agar balap Formula E bisa menjadi tonggak kebangkitan kompetisi otomotif di Indonesia.
Eka Budhiansyah selaku pengamat otomotif yang menggeluti dunia balap mendukung dan menyambut positif terlaksananya Jakarta E-Prix. Baginya Formula E Jakarta merupakan titik kebangkitan bagi olahraga balap mobil open wheeler di Indonesia. Sehingga diharapkan bisa membangkitkan gairah masyarakat Indonesia akan balap mobil Formula E.
Eka memberikan pandangan positif bagi sirkuit Ancol yang bisa digunakan untuk balapan lain selain Formula E. Artinya sirkuit ini diharapkan bisa dibuka untuk umum seperti untuk pergelaran lomba balap Touring Car di Indonesia, dan juga manfaatnya dapat dirasakan oleh komunitas mobil untuk berani menjajal kecepatan di lingkungan yang aman.
Sementara, pengamat ekonomi Universitas Indonesia Ninasapti Triaswati optimistis ajang ini bisa dijadikan sebagai flagship program yang menandakan Indonesia dan Jakarta bisa menyelenggarakan sebuah event Internasional bergengsi di tengah kondisi pandemi yang masih melanda negeri ini.
Formula E diharapkan menjadi pemantik dan titik balik dari sektor ekonomi dan pariwisata daerah dan nasional. Baginya, keuntungan gelaran ini bukan hanya profit secara langsung melainkan manfaat lain yang diperoleh oleh masyarakat hingga korporasi dari adanya Formula E Jakarta.
Bivitri Susanti, pakar hukum tata negara mengingatkan agar Formula E Jakarta bisa membawa manfaat bagi seluruh kalangan bukan hanya dapat dinikmati kalangan tertentu saja, karena event ini dilaksanakan oleh BUMD DKI Jakarta dan dengan menggunakan uang dari negara sehingga diharapkan tidak melupakan aspek kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik lainnya.
(thm)