Bacakan LKPJ Gubernur Tahun 2021, Ariza: Jakarta Akan Pertahankan Kerja Sama dan Sinergitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membacakan intisari buku Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Tahun 2021 dalam Rapat Paripurna DPRD DKI di Gedung DPRD, Jakarta Pusat, Rabu (6/4/2022). Dalam LKPJ tersebut Jakarta akan mempertahankan kerja sama dan sinergitas yang telah terjalin.
Ariza yang mewakili Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan, LKPJ pada hakikatnya merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah selama satu tahun, yang mencakup hasil penyelenggaraan urusan pemerintahan, serta pelaksanaan tugas pembantuan dan penugasan.
Hasil pembangunan yang tertuang dalam Buku LKPJ itu merupakan wujud nyata dari kerja sama dan komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan pembangunan Jakarta, baik Pemprov DKI Jakarta, DPRD, maupun masyarakat yang berkolaborasi mewujudkan kesejahteraan masyarakat Jakarta.
"Oleh karenanya, kerja sama dan sinergitas yang telah berlangsung akan terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan pada masa-masa yang akan datang," kata Ariza dalam keterangannya dikutip, Kamis (7/4/2022).
Ariza juga menyampaikan penjelasan singkat mengenai indikator makro hasil pembangunan yang meliputi Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indikator Ekonomi dan Indikator Sosial tahun 2021.
Kinerja pembangunan manusia di Provinsi DKI Jakarta pada 2021 tercatat sebesar 81,11, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 80,77.
"Di tengah pandemi Covid-19, IPM DKI Jakarta masih yang tertinggi di Indonesia, serta satu-satunya provinsi dengan nilai IPM di atas 80 sejak tahun 2017," ujarnya.
Selanjutnya, untuk indikator ekonomi, pemulihan ekonomi Jakarta sudah terlihat sejak tahun 2021, meskipun masih dibayangi oleh pandemi Covid-19. Peningkatan aktivitas masyarakat dan penguatan kinerja perekonomian global mendorong peningkatan perekonomian Jakarta.
"Program percepatan vaksinasi dan program Penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional turut berperan dalam memperkuat perekonomian Jakarta," katanya.
Ariza membeberkan pada tahun 2021, perekonomian Jakarta tumbuh ekspansif sebesar 3,56% setelah tahun sebelumnya terkontraksi sebesar 2,39%. Dari sisi pengeluaran, permintaan agregat meningkat, baik domestik maupun luar negeri.
Peningkatan tertinggi terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP), Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT), ekspor, dan impor. Kinerja konsumsi rumah tangga, investasi dan total ekspor tercatat membaik pada tahun 2021.
"Di mana masing-masing tercatat tumbuh positif sebesar 3,63%, 1,09%, dan 11,26%. Sementara itu, konsumsi pemerintah tercatat tumbuh sebesar 9,73%. Sedangkan, impor tercatat tumbuh 12,45% dan menjadi komponen yang menahan perekonomian DKI Jakarta untuk tumbuh lebih tinggi," ucapnya.
Ariza yang mewakili Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan, LKPJ pada hakikatnya merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah selama satu tahun, yang mencakup hasil penyelenggaraan urusan pemerintahan, serta pelaksanaan tugas pembantuan dan penugasan.
Hasil pembangunan yang tertuang dalam Buku LKPJ itu merupakan wujud nyata dari kerja sama dan komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan dan pemangku kebijakan pembangunan Jakarta, baik Pemprov DKI Jakarta, DPRD, maupun masyarakat yang berkolaborasi mewujudkan kesejahteraan masyarakat Jakarta.
"Oleh karenanya, kerja sama dan sinergitas yang telah berlangsung akan terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan pada masa-masa yang akan datang," kata Ariza dalam keterangannya dikutip, Kamis (7/4/2022).
Ariza juga menyampaikan penjelasan singkat mengenai indikator makro hasil pembangunan yang meliputi Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indikator Ekonomi dan Indikator Sosial tahun 2021.
Kinerja pembangunan manusia di Provinsi DKI Jakarta pada 2021 tercatat sebesar 81,11, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 80,77.
"Di tengah pandemi Covid-19, IPM DKI Jakarta masih yang tertinggi di Indonesia, serta satu-satunya provinsi dengan nilai IPM di atas 80 sejak tahun 2017," ujarnya.
Selanjutnya, untuk indikator ekonomi, pemulihan ekonomi Jakarta sudah terlihat sejak tahun 2021, meskipun masih dibayangi oleh pandemi Covid-19. Peningkatan aktivitas masyarakat dan penguatan kinerja perekonomian global mendorong peningkatan perekonomian Jakarta.
"Program percepatan vaksinasi dan program Penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional turut berperan dalam memperkuat perekonomian Jakarta," katanya.
Ariza membeberkan pada tahun 2021, perekonomian Jakarta tumbuh ekspansif sebesar 3,56% setelah tahun sebelumnya terkontraksi sebesar 2,39%. Dari sisi pengeluaran, permintaan agregat meningkat, baik domestik maupun luar negeri.
Peningkatan tertinggi terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP), Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT), ekspor, dan impor. Kinerja konsumsi rumah tangga, investasi dan total ekspor tercatat membaik pada tahun 2021.
"Di mana masing-masing tercatat tumbuh positif sebesar 3,63%, 1,09%, dan 11,26%. Sementara itu, konsumsi pemerintah tercatat tumbuh sebesar 9,73%. Sedangkan, impor tercatat tumbuh 12,45% dan menjadi komponen yang menahan perekonomian DKI Jakarta untuk tumbuh lebih tinggi," ucapnya.
(hab)