Jenderal Polisi Ini Tegur Kapolres karena Parkir Mantan Resimen Pelopor Brimob
loading...
A
A
A
JAKARTA - Irjen Pol (Purn) Soetrisno Ilham memiliki pengalaman tempur juga memimpin pasukan Resimen Pelopor Brimob baik dalam operasi Dwikora maupun Trikora. Jenderal polisi ini merupakan jebolan pendidikan Resimen Pelopor tahun 1960.
Selepas itu, Soetrisno menjabat Wakil Komandan Kompi B Resimen Pelopor atau Kompi 5995 Brimob. Dia adalah tipe komandan yang amat memperhatikan anak buah, bahkan ketika Resimen Pelopor dibubarkan.
Baca juga: Kisah Komandan Brimob yang Miliki Jimat Mengendus Gerombolan Pemberontak
Soetrisno masih memperhatikan karier mantan bawahannya. Di mana pun dia ditugaskan, dia terus mengidentifikasi anak buahnya dan jika karier anak buahnya lambat karena ada ketidakadilan, maka Soetrisno langsung turun tangan.
Dikutip dari buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, penulis Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Januari 2013, kala itu Soetrisno menjabat Wakapolda Jawa Tengah. Dia mendapati banyak perwira mantan anggota Resimen Pelopor yang memiliki tour of duty lengkap dan berprestasi malah diparkir karena tidak bersedia membayar uang sogokan untuk memperoleh jabatan.
Pasukan Ranger dari Kompi 5994 dalam Operasi Militer Menumpas DI/TII Aceh tahun 1961. Foto: Koleksi Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, penulis buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan
Kontan, dia menegur para Kapolwil/Kapolres dan membuat surat keputusan (SK) yang ditandatangani Kapolda Jateng untuk menempatkan perwira-perwira tersebut pada jabatan strategis sesuai prestasinya.
Ini masih disertai ancaman jika Kapolwil/Kapolres berani mengganti mereka, maka Soetrisno akan memutasi Kapolwil/Kapolres ke Timor Timur. Akibat ancaman ini banyak perwira mantan anggota Resimen Pelopor yang malah jenuh lantaran jabatan mereka tidak diganti-ganti karena komandan mereka takut dengan ancaman Soetrisno.
Baca juga: Kisah Jenderal Polisi Bawa Seribuan Pasukan Kepung Markas Ormas di Tanah Abang
Diketahui, Irjen Pol (Purn) Soetrisno merupakan salah satu komandan legendaris pasukan Ranger Mobile Brigade (Mobbrig) atau Resimen Pelopor Brimob. Komandan legendaris lainnya ada mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Anton Soedjarwo dan Irjen Pol (Purn) K.E Loemy.
Ketika menjabat Kapolri pada 1985, Anton Soedjarwo berani menolak gagasan atau ide Jenderal TNI (Purn) LB Moerdani. Saat itu, LB Moerdani yang menjabat Panglima ABRI menghendaki kesatuan Brimob menjadi bagian TNI AD karena kualifikasinya sama dengan prajurit infanteri.
Akibat penolakan tersebut, LB Moerdani merasa segan dengan karisma Anton. Bahkan, Panglima ABRI tidak ingin berlarut-larut memaksakan ide ini karena menghormati Anton yang sama-sama pernah menjadi Tentara Pelajar dan mempunyai Bintang Gerilya.
Sebelum menjabat Kapolri, Anton Soedjarwo menjabat Komandan Korps Brigade Mobil pada tahun 1974.
Sementara, jejak karier K.E Loemy adalah Komandan Kompi A Ranger Mobbrig, kompi pertama Resimen Pelopor. Loemy terkenal komandan yang disiplin dan tegas jika anak buahnya melakukan kesalahan fatal.
Lihat Juga: Aturan di Polda Metro Jaya untuk Bripda Ferarri sebagai Polisi dan Pemain Sepak Bola Profesional
Selepas itu, Soetrisno menjabat Wakil Komandan Kompi B Resimen Pelopor atau Kompi 5995 Brimob. Dia adalah tipe komandan yang amat memperhatikan anak buah, bahkan ketika Resimen Pelopor dibubarkan.
Baca juga: Kisah Komandan Brimob yang Miliki Jimat Mengendus Gerombolan Pemberontak
Soetrisno masih memperhatikan karier mantan bawahannya. Di mana pun dia ditugaskan, dia terus mengidentifikasi anak buahnya dan jika karier anak buahnya lambat karena ada ketidakadilan, maka Soetrisno langsung turun tangan.
Dikutip dari buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, penulis Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Januari 2013, kala itu Soetrisno menjabat Wakapolda Jawa Tengah. Dia mendapati banyak perwira mantan anggota Resimen Pelopor yang memiliki tour of duty lengkap dan berprestasi malah diparkir karena tidak bersedia membayar uang sogokan untuk memperoleh jabatan.
Pasukan Ranger dari Kompi 5994 dalam Operasi Militer Menumpas DI/TII Aceh tahun 1961. Foto: Koleksi Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, penulis buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan
Kontan, dia menegur para Kapolwil/Kapolres dan membuat surat keputusan (SK) yang ditandatangani Kapolda Jateng untuk menempatkan perwira-perwira tersebut pada jabatan strategis sesuai prestasinya.
Ini masih disertai ancaman jika Kapolwil/Kapolres berani mengganti mereka, maka Soetrisno akan memutasi Kapolwil/Kapolres ke Timor Timur. Akibat ancaman ini banyak perwira mantan anggota Resimen Pelopor yang malah jenuh lantaran jabatan mereka tidak diganti-ganti karena komandan mereka takut dengan ancaman Soetrisno.
Baca juga: Kisah Jenderal Polisi Bawa Seribuan Pasukan Kepung Markas Ormas di Tanah Abang
Diketahui, Irjen Pol (Purn) Soetrisno merupakan salah satu komandan legendaris pasukan Ranger Mobile Brigade (Mobbrig) atau Resimen Pelopor Brimob. Komandan legendaris lainnya ada mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Anton Soedjarwo dan Irjen Pol (Purn) K.E Loemy.
Ketika menjabat Kapolri pada 1985, Anton Soedjarwo berani menolak gagasan atau ide Jenderal TNI (Purn) LB Moerdani. Saat itu, LB Moerdani yang menjabat Panglima ABRI menghendaki kesatuan Brimob menjadi bagian TNI AD karena kualifikasinya sama dengan prajurit infanteri.
Akibat penolakan tersebut, LB Moerdani merasa segan dengan karisma Anton. Bahkan, Panglima ABRI tidak ingin berlarut-larut memaksakan ide ini karena menghormati Anton yang sama-sama pernah menjadi Tentara Pelajar dan mempunyai Bintang Gerilya.
Sebelum menjabat Kapolri, Anton Soedjarwo menjabat Komandan Korps Brigade Mobil pada tahun 1974.
Sementara, jejak karier K.E Loemy adalah Komandan Kompi A Ranger Mobbrig, kompi pertama Resimen Pelopor. Loemy terkenal komandan yang disiplin dan tegas jika anak buahnya melakukan kesalahan fatal.
Lihat Juga: Aturan di Polda Metro Jaya untuk Bripda Ferarri sebagai Polisi dan Pemain Sepak Bola Profesional
(jon)