Turun 2.283, Kasus Aktif Covid-19 DKI Jakarta Tersisa 23.081
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat jumlah kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota turun hingga 2.283 kasus. Hal itu berdasarkan data per Sabtu 12 Maret 2022.
”Jumlah kasus aktif kini sebanyak 23.081 (orang yang masih dirawat/isolasi),” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, Minggu (13/3/2022).
Meski turun, dia meminta, agar masyarakat tidak terlena dan tetap mewaspadai penularan virus tersebut. Dia mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) saat beraktivitas.
”Kami turut mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai penularan Varian Omicron yang kini juga meningkat di Jakarta. Upaya 3T terus digalakan, selain vaksinasi COVID-19 yang juga masih berlangsung dengan cakupan yang lebih luas,”ungkapnya.
Data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat, dilakukan tes PCR sebanyak 25.313 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 22.022 orang dites PCR kemarin untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 2.105 positif dan 19.917 negatif.
Selain itu, dilakukan pula tes Antigen kemarin sebanyak 29.704 orang dites, dengan hasil 1.299 positif dan 28.405 negatif. Perlu diketahui, hasil tes antigen positif di Jakarta tidak masuk dalam total kasus positif karena semua dikonfirmasi ulang dengan PCR.
”Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 1.178.124 dengan tingkat kesembuhan 96,9%, dan total 14.921 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,2%, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,6%,” katanya.
Dwi menyampaikan, target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu (bukan spesimen), artinya target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu.
”Target ini telah Jakarta lampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir ada 186.002 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 946.810 per sejuta penduduk,” tambahnya.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 11,8%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 12,1%. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.
”Jumlah kasus aktif kini sebanyak 23.081 (orang yang masih dirawat/isolasi),” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, Minggu (13/3/2022).
Meski turun, dia meminta, agar masyarakat tidak terlena dan tetap mewaspadai penularan virus tersebut. Dia mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) saat beraktivitas.
”Kami turut mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai penularan Varian Omicron yang kini juga meningkat di Jakarta. Upaya 3T terus digalakan, selain vaksinasi COVID-19 yang juga masih berlangsung dengan cakupan yang lebih luas,”ungkapnya.
Data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat, dilakukan tes PCR sebanyak 25.313 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 22.022 orang dites PCR kemarin untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 2.105 positif dan 19.917 negatif.
Selain itu, dilakukan pula tes Antigen kemarin sebanyak 29.704 orang dites, dengan hasil 1.299 positif dan 28.405 negatif. Perlu diketahui, hasil tes antigen positif di Jakarta tidak masuk dalam total kasus positif karena semua dikonfirmasi ulang dengan PCR.
”Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 1.178.124 dengan tingkat kesembuhan 96,9%, dan total 14.921 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,2%, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,6%,” katanya.
Dwi menyampaikan, target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu (bukan spesimen), artinya target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu.
”Target ini telah Jakarta lampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir ada 186.002 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 946.810 per sejuta penduduk,” tambahnya.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 11,8%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 12,1%. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.
(ams)