Anies Blak-blakan Kerja Keras yang Dilakukan Jakarta Bisa Keluar dari Kemacetan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Anies Baswedan blak-blakan bagaimana kerja keras Pemprov DKI Jakarta berkolaborasi dengan masyarakat, bisa membuat transportasi di Ibu Kota semakin lebih baik. Kerja keras bersama ini membuahkan hasil dimana tingkat kemacetan di Jakarta menurun drastis.
Tomtom Traffic Index 2021 menyatakan tingkat kemacetan Jakarta berada di peringkat ke-46. Angka tersebut jauh membaik dari tahun 2017 di peringkat 4 kota termacet di dunia.
"Jakarta semula adalah salah satu penghuni daftar TomTom Index paling atas, dan di tahun 2022 ini, pada bulan Februari keluar laporannya yang menyatakan Jakarta berada di ranking 46 kota termacet di dunia. Congnestion levelnya 34 persen," jelas Anies dalam kanal YouTube-nya bertajuk #DariPendopo, Sabtu (12/3/2022).
Anies membeberkan, tahun 2017 ranking Jakarta di dalam tingkat kemacetan dunia adalah nomor 4 dengan congestion level 67 persen. Lalu tahun 2018 turun menjadi nomor 7, tahun 2019 turun menjadi nomor 10.
"Kita sudah senang nomor 10, tapi kita masih 10 besar. Tahun 2020 kita turun lebih jauh lagi menjadi nomo 31 di dunia. Tahun 2021 turun menjadi nomor 46. Banyangkan Jakarta tahun 2017 nomor 4 di tahun 2021 menjadi nomor 46 dalam rangking kemacetan kota-kota dunia," kata Anies.
Lantas apakah rangking penurunan kemacetan Jakarta ini lantaran Covid-19? "Yang mengalami pandemi bukan hanya Jakarta, seluruh dunia mengalami pandemi. Seluruh dunia mengalami penurunan kegiatan mobilitas penduduk. Tetapi apa yang terjadi di kota kita ini?" kata Anies.
Menurut Anies, banyak hal yang sudah dilakukan Pemprov DKI selama 4 tahun terakhir. Hasil yang diperolah saat ini bukan semata-mata prestasi Pemprov DKI, karena kemacetan adalah kegiatan semua aspek.
"Jadi ketika Jakarta menjadi kota yang diakui dunia telah keluar dari daftar kota paling macet, ini adalah hasil kerja kita semua, hasil kerja keras semua masyarakat di Jakarta. Karena kita melakukan pilihan-pilihan strategis yang dampaknya pada penurunan kemacetan. Kita syukuri ini sambil kita tengok apa faktor-faktor yang menjadi penyebabnya," beber Anies.
Tomtom Traffic Index 2021 menyatakan tingkat kemacetan Jakarta berada di peringkat ke-46. Angka tersebut jauh membaik dari tahun 2017 di peringkat 4 kota termacet di dunia.
"Jakarta semula adalah salah satu penghuni daftar TomTom Index paling atas, dan di tahun 2022 ini, pada bulan Februari keluar laporannya yang menyatakan Jakarta berada di ranking 46 kota termacet di dunia. Congnestion levelnya 34 persen," jelas Anies dalam kanal YouTube-nya bertajuk #DariPendopo, Sabtu (12/3/2022).
Anies membeberkan, tahun 2017 ranking Jakarta di dalam tingkat kemacetan dunia adalah nomor 4 dengan congestion level 67 persen. Lalu tahun 2018 turun menjadi nomor 7, tahun 2019 turun menjadi nomor 10.
"Kita sudah senang nomor 10, tapi kita masih 10 besar. Tahun 2020 kita turun lebih jauh lagi menjadi nomo 31 di dunia. Tahun 2021 turun menjadi nomor 46. Banyangkan Jakarta tahun 2017 nomor 4 di tahun 2021 menjadi nomor 46 dalam rangking kemacetan kota-kota dunia," kata Anies.
Lantas apakah rangking penurunan kemacetan Jakarta ini lantaran Covid-19? "Yang mengalami pandemi bukan hanya Jakarta, seluruh dunia mengalami pandemi. Seluruh dunia mengalami penurunan kegiatan mobilitas penduduk. Tetapi apa yang terjadi di kota kita ini?" kata Anies.
Menurut Anies, banyak hal yang sudah dilakukan Pemprov DKI selama 4 tahun terakhir. Hasil yang diperolah saat ini bukan semata-mata prestasi Pemprov DKI, karena kemacetan adalah kegiatan semua aspek.
"Jadi ketika Jakarta menjadi kota yang diakui dunia telah keluar dari daftar kota paling macet, ini adalah hasil kerja kita semua, hasil kerja keras semua masyarakat di Jakarta. Karena kita melakukan pilihan-pilihan strategis yang dampaknya pada penurunan kemacetan. Kita syukuri ini sambil kita tengok apa faktor-faktor yang menjadi penyebabnya," beber Anies.