Pemkot Tangerang Bersinergi dengan PT Oligo Terkait Pengolahan Sampah
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Oligo Infra Swarna Nusantara (Oligo) bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terkait realisasi investasi bidang pengolahan sampah berteknologi ramah lingkungan . Kolaborasi ini melalui proses yang komprehensif dari seluruh pemangku kepentingan.
Acara ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan, Wali Kota Tangerang Arief R Wismasnyah, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Martim dan Energi Basilio Diaz Araujo dan Presiden Komisaris PT Oligo Swarna Nusantara Bambang Brodjonegoro.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, keberadaan TPA Rawa Kucing yang dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta harus benar-benar ditangani dengan benar agar tidak mengganggu dan memberikan citra yang kurang baik.
“Terima kasih kepada pemerintah pusat atas dukungan yang diberikan, adanya keterbatasan-keterbatasan pemerintah daerah seperti sumber daya manusia, regulasi-regulasi yang tumpang tindih, maka kami butuh pendampingan secara continue oleh pemerintah pusat dalam menyelesaikan PSEL ini, seperti bantuan regulasi hingga bantuan pendanaan,” kata Arief dalam keterangannya, Jumat (11/3/2022).
Keberadaan PSEL di Kota Tangerang, kata dia, akan memberikan dampak positif dari perspektif pengurangan volume sampah yang selama ini semakin menggunung. Dia berharap, kerja sama ini dapat mengurangi kebutuhan lahan TPA, mengurangi dampak emisi Gas Rumah Kaca (GRK), serta FABA (Fly Ash and Bottom Ash) yang dapat dimanfaatkan, melalui pengelolaan sampah yang menghasilkan listrik.
“Menimbang adanya ketentuan pembatasan ketinggian bangunan di seluruh wilayah administrasi Kota Tangerang yang termasuk dalam Kawasan Keselamatan dan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandar Udara Soekarno Hatta, maka proyek ini akan dikembangkan pada dua lokasi yaitu di lokasi TPA Rawa Kucing dan Jatiuwung,” tuturnya.
Untuk lokasi yang di TPA Rawa Kucing, kata dia, akan dibangun sistem pengolahan sampah yang menghasilkan Refused Derived Fuel (RDF) dan fasilitas pengolahan biologis Anaerobic Digester (AD) yang dilengkapi dengan unit pembangkit panas dan listrik dari biogas. Kapasitas pengolahan sampah di TPA Rawa Kucing mampu mencapai 2.200 ton per hari, dan berpotensi membangkitkan daya listrik sampai dengan 13,5 MW.
“Kemudian RDF yang dihasilkan di TPA Rawa Kucing digunakan sebagai bahan bakar dari pembangkit listrik thermal yang berada di lokasi kedua, yaitu Jatiuwung yang dapat membangkitkan tenaga listrik sampai dengan 25 MW,” terangnya.
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah pusat mendukung penuh upaya-upaya Pemerintah Daerah untuk mencapai pembangunan kota yang berwawasan lingkungan. Untuk itu, sambungnya, semua stakeholder harus kompak untuk menangani sampah ini sehingga memberi dampak positif bagi lingkungan, masyarakat dan perekonomian.
“Permasalahan sampah sudah sangat lama menjadi permasalahan yang belum dapat diatasi hingga saat ini. Sampah menjadi permasalahan general, saat ini sampah belum bisa dibersihkan dikarenakan tidak ada penampungan dan pengelolaannya, ada penampungannya namun karena pengelolaannya tidak optimal dan menjadi overload,” kata Luhut.
Presiden Komisaris PT Oligo Infra Swarna Nusantara Bambang Brodjonegoro menyampaikan, Indonesia harus mampu meninggalkan pengolahan sampah cara-cara tradisional. Adaptasi yang dilakukan oleh para kepala daerah adalah kunci suksesnya, melalui serangkaian pilihan teknologi, salah satunya Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL), yang merupakan bagian dari implementasi sirkuler ekonomi.
"Aktivitas ekonomi yang selama ini bersifat linier, di mana limbahnya tidak terurus dan menjadi beban perlu diberikan distrupsi produktif dengan ekonomi sirkuler. Di mana limbah yang muncul dari kegiatan ekonomi akan diolah kembali sekaligus menjadi nilai tambah yang produktif seperti energy,” jelas Bambang.
Presiden Direktur PT Oligo Infra Swarna Nusantara Jacques Assouline mengapresiasi pemerintah pusat khususnya Kemenko Marvest, Pemkot Tangerang, dan DPRD Kota Tangerang yang telah mendukung proses pembahasan kerja sama investasi hingga penandatangan ini dapat berjalan dengan lancar.
Jacques juga menjelaskan nilai investasi Oligo pada PSEL Kota Tangerang yakni sebesar Rp2,585 triliun atau USD 184,65 juta (Rp14.500/USD). Nilai investasi ini sekaligus membuktikan, Indonesia telah berhasil menjadi negara yang ramah investor dan sekaligus membuktikan komitmen Indonesia dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui peningkatan tata kelola persampahan.
"Oligo berkomitmen untuk dapat tumbuh dan melayani masyarakat Indonesia, khususnya pada kesempatan kali ini untuk Kota Tangerang, serta berkomitmen untuk sepenuhnya menjadi bagian dari solusi berkelanjutan tata kelola persampahan di Indonesia, lewat pengembangan fasilitas yang ramah lingkungan,” terang Jacques.
Acara ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan, Wali Kota Tangerang Arief R Wismasnyah, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Martim dan Energi Basilio Diaz Araujo dan Presiden Komisaris PT Oligo Swarna Nusantara Bambang Brodjonegoro.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, keberadaan TPA Rawa Kucing yang dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta harus benar-benar ditangani dengan benar agar tidak mengganggu dan memberikan citra yang kurang baik.
“Terima kasih kepada pemerintah pusat atas dukungan yang diberikan, adanya keterbatasan-keterbatasan pemerintah daerah seperti sumber daya manusia, regulasi-regulasi yang tumpang tindih, maka kami butuh pendampingan secara continue oleh pemerintah pusat dalam menyelesaikan PSEL ini, seperti bantuan regulasi hingga bantuan pendanaan,” kata Arief dalam keterangannya, Jumat (11/3/2022).
Keberadaan PSEL di Kota Tangerang, kata dia, akan memberikan dampak positif dari perspektif pengurangan volume sampah yang selama ini semakin menggunung. Dia berharap, kerja sama ini dapat mengurangi kebutuhan lahan TPA, mengurangi dampak emisi Gas Rumah Kaca (GRK), serta FABA (Fly Ash and Bottom Ash) yang dapat dimanfaatkan, melalui pengelolaan sampah yang menghasilkan listrik.
“Menimbang adanya ketentuan pembatasan ketinggian bangunan di seluruh wilayah administrasi Kota Tangerang yang termasuk dalam Kawasan Keselamatan dan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandar Udara Soekarno Hatta, maka proyek ini akan dikembangkan pada dua lokasi yaitu di lokasi TPA Rawa Kucing dan Jatiuwung,” tuturnya.
Untuk lokasi yang di TPA Rawa Kucing, kata dia, akan dibangun sistem pengolahan sampah yang menghasilkan Refused Derived Fuel (RDF) dan fasilitas pengolahan biologis Anaerobic Digester (AD) yang dilengkapi dengan unit pembangkit panas dan listrik dari biogas. Kapasitas pengolahan sampah di TPA Rawa Kucing mampu mencapai 2.200 ton per hari, dan berpotensi membangkitkan daya listrik sampai dengan 13,5 MW.
“Kemudian RDF yang dihasilkan di TPA Rawa Kucing digunakan sebagai bahan bakar dari pembangkit listrik thermal yang berada di lokasi kedua, yaitu Jatiuwung yang dapat membangkitkan tenaga listrik sampai dengan 25 MW,” terangnya.
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pemerintah pusat mendukung penuh upaya-upaya Pemerintah Daerah untuk mencapai pembangunan kota yang berwawasan lingkungan. Untuk itu, sambungnya, semua stakeholder harus kompak untuk menangani sampah ini sehingga memberi dampak positif bagi lingkungan, masyarakat dan perekonomian.
“Permasalahan sampah sudah sangat lama menjadi permasalahan yang belum dapat diatasi hingga saat ini. Sampah menjadi permasalahan general, saat ini sampah belum bisa dibersihkan dikarenakan tidak ada penampungan dan pengelolaannya, ada penampungannya namun karena pengelolaannya tidak optimal dan menjadi overload,” kata Luhut.
Presiden Komisaris PT Oligo Infra Swarna Nusantara Bambang Brodjonegoro menyampaikan, Indonesia harus mampu meninggalkan pengolahan sampah cara-cara tradisional. Adaptasi yang dilakukan oleh para kepala daerah adalah kunci suksesnya, melalui serangkaian pilihan teknologi, salah satunya Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL), yang merupakan bagian dari implementasi sirkuler ekonomi.
"Aktivitas ekonomi yang selama ini bersifat linier, di mana limbahnya tidak terurus dan menjadi beban perlu diberikan distrupsi produktif dengan ekonomi sirkuler. Di mana limbah yang muncul dari kegiatan ekonomi akan diolah kembali sekaligus menjadi nilai tambah yang produktif seperti energy,” jelas Bambang.
Presiden Direktur PT Oligo Infra Swarna Nusantara Jacques Assouline mengapresiasi pemerintah pusat khususnya Kemenko Marvest, Pemkot Tangerang, dan DPRD Kota Tangerang yang telah mendukung proses pembahasan kerja sama investasi hingga penandatangan ini dapat berjalan dengan lancar.
Jacques juga menjelaskan nilai investasi Oligo pada PSEL Kota Tangerang yakni sebesar Rp2,585 triliun atau USD 184,65 juta (Rp14.500/USD). Nilai investasi ini sekaligus membuktikan, Indonesia telah berhasil menjadi negara yang ramah investor dan sekaligus membuktikan komitmen Indonesia dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui peningkatan tata kelola persampahan.
"Oligo berkomitmen untuk dapat tumbuh dan melayani masyarakat Indonesia, khususnya pada kesempatan kali ini untuk Kota Tangerang, serta berkomitmen untuk sepenuhnya menjadi bagian dari solusi berkelanjutan tata kelola persampahan di Indonesia, lewat pengembangan fasilitas yang ramah lingkungan,” terang Jacques.
(mhd)