Pasar Jadi Kluster Baru Covid-19, DKI Tutup Belasan Pasar Tradisional
loading...
A
A
A
Puluhan pedagang Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor mengusir rombongan petugas medis yang hendak melakukan rapid test. Bahkan aksi penolakan pedagang terhadap petugas medis itu diabadikan hingga viral di media sosial. (Baca: Positif Covid-19 Meningkat, Klaster Pasar Cileungsi Jadi 16 Orang)
Dalam video tersebut terlihat rombongan mobil petugas medis dihadang dan didesak mundu untuk pergi. Tampak juga sejumlah petugas TNI dan Polisi ikut mengawal rombongan mobil saat hendak keluar di tengah-tengah aksi protes pedagang.
Menurut Staf Humas dan Keamanan PD Tohaga Unit Pasar Rakyat Cileungsi, Ujang Rasmadi mengungkapkan pengusiran tim medis karena Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor tak transparan dalam mengumumkan hasil rapid dan swab test. "Intinya mereka menolak rapid test atau swab," kata Ujang.
Dia menjelaskan bahwa sangat wajar para pedagang bereaksi dan menolak rapid test massal karena hasil rapid tersebut sangat rancu. "Jadi kemarin ada 4 mobil datang pagi-pagi lalu kita suruh pulang. Ini sudah yang ketiga kalinya terjadi penolakan karena penjelasannya rancu ditambah data hasilnya tidak akurat," ungkapnya.
Berdasarkan hasil monitoring harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor hingga Rabu (10/6/2020) untuk klaster Pasar Cileungsi terdapat 26 orang yang positif. Sedangkan penambahan kasus baru pasien terkonfirmasi positif Covid-19 hingga pukul 14.00 WIB, total berjumlah 262 orang. (Baca juga: Pemkot Cimahi Antisipasi Perpindahan Aktivitas Warga ke Pasar Atas dan Cimindi)
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah mengatakan penolakan rapid test yang dilakukan pedagang menunjukan kurangnya pemahaman terkait bahaya Covid-19. "Akhirnya kami putuskan akan melakukan sosialisasi masif didukung dengan fakta sejumlah pedagang yang tertular Covid-19. Bahkan ada beberapa yang meninggal di Pasar Cileungsi," ungkapnya.
Menurut dia, upaya memerangi Covid-19 harus dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat. Tapi faktanya jika tim mesid diusir malah membuat antipati terhadap upaya pemerintah untuk memutus mata rantai corona.
"Gugus Tugas menyampaikan jika tidak ingin pasar ditutup harus menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker, mengatur alur masuk dan keluar, membatasi antara satu pedagang dgn lainnya, jaga kebersihan dan sebagainya," kata dia. (Bima Setiyadi/Yan Yusuf/Haryudi)
Dalam video tersebut terlihat rombongan mobil petugas medis dihadang dan didesak mundu untuk pergi. Tampak juga sejumlah petugas TNI dan Polisi ikut mengawal rombongan mobil saat hendak keluar di tengah-tengah aksi protes pedagang.
Menurut Staf Humas dan Keamanan PD Tohaga Unit Pasar Rakyat Cileungsi, Ujang Rasmadi mengungkapkan pengusiran tim medis karena Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor tak transparan dalam mengumumkan hasil rapid dan swab test. "Intinya mereka menolak rapid test atau swab," kata Ujang.
Dia menjelaskan bahwa sangat wajar para pedagang bereaksi dan menolak rapid test massal karena hasil rapid tersebut sangat rancu. "Jadi kemarin ada 4 mobil datang pagi-pagi lalu kita suruh pulang. Ini sudah yang ketiga kalinya terjadi penolakan karena penjelasannya rancu ditambah data hasilnya tidak akurat," ungkapnya.
Berdasarkan hasil monitoring harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor hingga Rabu (10/6/2020) untuk klaster Pasar Cileungsi terdapat 26 orang yang positif. Sedangkan penambahan kasus baru pasien terkonfirmasi positif Covid-19 hingga pukul 14.00 WIB, total berjumlah 262 orang. (Baca juga: Pemkot Cimahi Antisipasi Perpindahan Aktivitas Warga ke Pasar Atas dan Cimindi)
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah mengatakan penolakan rapid test yang dilakukan pedagang menunjukan kurangnya pemahaman terkait bahaya Covid-19. "Akhirnya kami putuskan akan melakukan sosialisasi masif didukung dengan fakta sejumlah pedagang yang tertular Covid-19. Bahkan ada beberapa yang meninggal di Pasar Cileungsi," ungkapnya.
Menurut dia, upaya memerangi Covid-19 harus dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat. Tapi faktanya jika tim mesid diusir malah membuat antipati terhadap upaya pemerintah untuk memutus mata rantai corona.
"Gugus Tugas menyampaikan jika tidak ingin pasar ditutup harus menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker, mengatur alur masuk dan keluar, membatasi antara satu pedagang dgn lainnya, jaga kebersihan dan sebagainya," kata dia. (Bima Setiyadi/Yan Yusuf/Haryudi)
(ysw)