Riwayat Presiden Theater di Bogor, Saksi Bisu Pidato Bung Karno yang Menggelegar
loading...
A
A
A
Bioskop ini, sama halnya dengan berbagai bioskop lainnya, seperti Wijaya Teater, Ramayana Teater pernah menguasai bisnis hiburan di Kota Hujan. Berbagai jenis film luar dan dalam negeri pernah diputar disini.
Ketika masa Orde Baru, bioskop-bioskop ini juga pernah dipakai untuk propaganda berupa pemutaran film G30S/PKI. Masa jayanya meredup setelah bioskop yang lebih modern, seperti 21 atau Galaxy mulai masuk.
Ditambah dengan monopoli film impor yang masuk ke Indonesia membuat satu persatu bioskop di Bogor mulai gulung tikar. Penonton lebh memilih memasuki ruang bioskop modern dan nyaman.
Selain itu tentu saja perkembangan tehnologi ikut berkontribusi terhadap runtuhnya masa jaya Bioskop presiden. Hadirnya Video Player yang bisa menghadirkan film ke rumah rumah ikut mempercepat ambruknya bioskop-bioskop seperti ini di Bogor.
Bila dihitung, berarti sudah hampir 15-20 tahun sejak pemutaran film terakhir di Bioskop Presiden. Sejak saat itu, bangunannya bisa dikata tidak terawat dan di banyak bagian terdapat kerusakan.
Selain itu, kehadiran pedagang kaki lima (limpahan dari Pasar Anyar) di lokasi seluas 3100 meter persegi ini membuat suasana menjadi becek dan kumuh. Bagian dalamnya juga serupa, alias tidak terawat.
Pemandangannya terlihat sangat mengenaskan, terutama sebagai sebuah tempat yang pernah menyimpan sekelumit sejarah negara ini. Hingga saat ini tidak terdengar ada rencana pembenahan atau pemugaran bangunan dari pemilik lahan.
Sejauh ini, bangunannya dipakai sebagai tempat penyimpanan berbagai peralatan para pedagang saja.Berdasarkan data dari berbagai sumber pemilik bioskop tersebut adalah seorang pengusaha dari India.
Diolah dari berbagai sumber dan lovelybogor