Anggota Polri/TNI Selamatkan Wanita Depresi yang Melahirkan di Kebun Kosong
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang wanita diduga depresi melahirkan di kebun kosong di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa, 9 Juni 2020 kemarin. Dua anggota Polri / TNI yakni, Bripka Achmad Haris dan Serda Deni menyelamatkan ibu sekaligus bayi tersebut saat ari-ari sang bayi hendak dipotong oleh ibunya yang bernama Watini tersebut.
Haris mengatakan, saat berpatroli bersama Serda Deni, salah seorang sekuriti Kompleks Weswan, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat memberitahu ada seorang wanita melahirkan di keun kosong yang jaraknya 500 meter dari jalan raya. Berbekal informasi ini Haris dan Deni melakukan penelusuran ke kebun kosong tersebut dan benar mendapati seorang wanita yang baru saja melahirkan bayi.
"Bayi itu telah keluar dari rahim, namun ari-arinya masih tersambung. Wanita kemudian nyaris memotongnya dengan pisau cutter berkarat," kata Haris kepada wartawan Rabu (10/6/2020). (Baca: Pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor Bertambah, Klaster Pasar Cileungsi Menjadi 26 Orang)
Haris menuturkan, wanita yang bekalangan diketahui bernama Wahati itu tinggal di semak-semak beralaskan kasus bekas dan dan beratapkan kardus. Kemungkinan, lanjut Haris, wanita tersebut melahirkan 30 menit sebelum dirinya bersama Deni tiba.
Usai menemukan wanita itu, Haris menghubungi Puskesmas Cengkareng. Namun karena tak kunjung datang dan Watini hendak memotong sendiri, kedua petugas mengevakuasi itu menggunakan angkutan umum."Tadi ibunya tidak sabar, hampir ari-ari anaknya mau dipotong dengan pisau cutter karatan. Namun kami cegah dan segera kami evakuasi dengan angkutan umum," tutur Haris sembari mengatakan wanita itu diketahui berasal dari Cipayung, Jakarta Timur.
Sementara itu, Koordinator Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudinsos Jakarta Barat, Amirullah menegaskan, wanita diduga alami depresi.
Kini bayi itu berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I Kedoya, Jakarta Barat untuk mendapat perawatan setelah diperbolehkan pulang dari RSUD Cengkareng, Jakarta Barat.
"Setelah dicek oleh dokter, bayi tersebut dalam kondisi sehat dan tidak perlu di rawat inap di rumah sakit," kata Amirullah.
Amirullah melanjutkan dipilihnya panti sosial untuk merawat bayi lantaran pihaknya melihat faktor ekonomi ibunya serta kondisi ibunya yang diduga mengalami depresi.
Haris mengatakan, saat berpatroli bersama Serda Deni, salah seorang sekuriti Kompleks Weswan, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat memberitahu ada seorang wanita melahirkan di keun kosong yang jaraknya 500 meter dari jalan raya. Berbekal informasi ini Haris dan Deni melakukan penelusuran ke kebun kosong tersebut dan benar mendapati seorang wanita yang baru saja melahirkan bayi.
"Bayi itu telah keluar dari rahim, namun ari-arinya masih tersambung. Wanita kemudian nyaris memotongnya dengan pisau cutter berkarat," kata Haris kepada wartawan Rabu (10/6/2020). (Baca: Pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor Bertambah, Klaster Pasar Cileungsi Menjadi 26 Orang)
Haris menuturkan, wanita yang bekalangan diketahui bernama Wahati itu tinggal di semak-semak beralaskan kasus bekas dan dan beratapkan kardus. Kemungkinan, lanjut Haris, wanita tersebut melahirkan 30 menit sebelum dirinya bersama Deni tiba.
Usai menemukan wanita itu, Haris menghubungi Puskesmas Cengkareng. Namun karena tak kunjung datang dan Watini hendak memotong sendiri, kedua petugas mengevakuasi itu menggunakan angkutan umum."Tadi ibunya tidak sabar, hampir ari-ari anaknya mau dipotong dengan pisau cutter karatan. Namun kami cegah dan segera kami evakuasi dengan angkutan umum," tutur Haris sembari mengatakan wanita itu diketahui berasal dari Cipayung, Jakarta Timur.
Sementara itu, Koordinator Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudinsos Jakarta Barat, Amirullah menegaskan, wanita diduga alami depresi.
Kini bayi itu berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya I Kedoya, Jakarta Barat untuk mendapat perawatan setelah diperbolehkan pulang dari RSUD Cengkareng, Jakarta Barat.
"Setelah dicek oleh dokter, bayi tersebut dalam kondisi sehat dan tidak perlu di rawat inap di rumah sakit," kata Amirullah.
Amirullah melanjutkan dipilihnya panti sosial untuk merawat bayi lantaran pihaknya melihat faktor ekonomi ibunya serta kondisi ibunya yang diduga mengalami depresi.
(hab)