20 Pemuda Membabi Buta Aniaya Satu Keluarga di Cipinang Melayu

Rabu, 05 Januari 2022 - 11:27 WIB
loading...
20 Pemuda Membabi Buta...
Korban Pipih Suherti (48) menceritakan rumahnya di Jalan Sulawesi diserang sekelompok pemuda yang diperkirakan berjumlah 20 orang pada Sabtu (1/1/2022) sekitar pukul 03.00 WIB. Foto: SINDOnews/Okto Rizki Alpino
A A A
JAKARTA - Satu Keluarga warga RW 03, Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, dianiaya sekelompok pemuda. Pelaku berjumlah puluhan orang itu juga membabi buta merusak rumah korban.

Korban Pipih Suherti (48) mengatakan, rumahnya di Jalan Sulawesi diserang sekelompok pemuda yang diperkirakan berjumlah 20 orang pada Sabtu (1/1/2022) sekitar pukul 03.00 WIB.



"Mereka datang tiba-tiba mendobrak pintu dengan cara ditendang sampai rusak dan langsung menyerang keluarga saya," kata Pipih di Jakarta Timur, Rabu (5/1/2022).

Pipih bersama dua anak laki-lakinya Ramdoni (24), Marwan (23), serta dua anak perempuannya, dan seorang menantu perempuannya yang berada di rumah, dianiaya secara membabi buta.

Pipih dipukul menggunakan gagang sapu hingga memar pada bagian tangan, paha, jari, dan diseret sekitar dua meter dan akan diancam dibunuh para pelaku.



Warga RW 03 yang melihat kejadian itu tak berani berbuat banyak karena takut jadi sasaran amuk para pelaku. "Anak-anak saya dipukulin, ditendang, diinjek, dan diseret sama pelaku. Termasuk yang perempuan. Katanya kalau belum ada yang mati mereka enggak berhenti," ujarnya.

Beruntung anak perempuan Pipih paling kecil, IN (10) yang saat kejadian berada di lokasi berhasil menyelamatkan diri dengan bersembunyi di kamar mandi sehingga selamat tanpa luka.

Saat pelaku lengah, Pipih menuturkan IN yang ketakutan karena mendengar seluruh kejadian dari kamar mandi berhasil kabur keluar rumah lalu menyelamatkan diri ke rumah tetangga.

"Untungnya anak saya paling kecil enggak luka. Dia ngumpet di kamar mandi terus keluar diselamatkan tetangga. Dia ketakutan banget pas kejadian, sampai sekarang masih takut," tuturnya.



Marwan, anak Pipih yang juga jadi korban pengeroyokan menuturkan para pelaku baru berhenti melakukan penganiayaan sekira pukul 04.00 WIB atau menjelang adzan Subuh.

Para pelaku baru berhenti menganiaya setelah seluruh anggota keluarganya terkapar dan tidak berdaya mengalami luka berat akibat dianiaya tanpa bisa melawan.

"Saya sendiri sempat diseret sekitar lima meter, ditendang, dipukulin juga. Waktu kejadian mereka memang enggak bawa senjata, tapi karena jumlah mereka banyak saya enggak bisa melawan," kata Marwan.

Pada Senin (3/1/2022) Pipih sudah melaporkan kasus penganiayaan dialami ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Makasar. KKasusnya kini dalam penyelidikan polisi.
(thm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1655 seconds (0.1#10.140)