Ubhara Jaya Serahkan 3 Hasil Kegiatan Abdimas kepada Warga Muara Gembong
loading...
A
A
A
BEKASI - Tiga hasil kegiatan pengabdian masyarakat (abdimas) hasil penelitian tim dosen Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara) diserakan kepada warga Kecamatan Muara Gembong, Bekasi.
Serah terima hasil abdimas ini dilakukan Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Publikasi Ubhara Jaya Juni Thamrin kepada Camat Muara Gembong Lukman Hakim, di Kantor Kecamatan Mjuara Gembong, baru-baru ini.
“Serah terima hasil abdimas ini dilakukan dalam rangka program penelitian kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2021,” ujar Juni Thamrin dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat (24/12/2021).
Ubhara Jaya menjadi kampus swasta terpilih yang menjalankan program ini karena menempati rangking 62 dari lebih dari 4.000 perguruan tinggi seluruh Indonesia untuk kegiatan pengabdian masyarakat.
Pengabdian masyarakat menjadi salah satu dari tridharma perguruan tinggi yang harus dilakukan secara berimbang antara kegiatan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
“Perguruan tinggi bertujuan meningkatkan nilai tambah peserta didik, menghasilkan sumber daya manusia terlatih di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan karya ciptanya,” jelasnya.
Juni Thamrin menyebutkan, sebanyak 3 tim yang terdiri atas 20 orang dosen berlatar belakang pendidikan yang berbeda- beda melakukan diskusi dan dialog dengan warga untuk menghasilkan kegiatan abdimas yang benar-benar dibutuhkan oleh warga Muara Gembong.
Ketika kegiatan abdimas tersebut, meliputi:
1. Pendampingan Pembentukan Wisata Bahari Berbasis Masyarakat di Mjuara Gembong dengan Ketua Dhian Tyas Untari, yang telah berdiskusi dengan berbagai kelompok sadar wisata dan menghasilkan 5 buah MCK portable dan plang penunjuk jalan menuju Pantai Muara Bahagia di Muara Gembong.
2. Peningkatan Gross Motor Skill Anak-anak di Muara Gembong dengan Media Gece (Gerak Cepat) yang diketuai Juli Chandra, menghasilkan alat untuk mengukur olah tubuh dan memantau gerak motorik siswa untuk menjadi calon olahragawan. Alat ini disebar di 8 lokasi yang ada di Kecamatan Muara Gembong.
3. Pencegahan COVID-19 di Muara Gembong dengan Alat Thermonizer yang diketuai Adi Muhajirin, menghasilkan pengukur suhu dan hand sanitizer dalam satu alat yang di sebar masjid, dan Kantor Camat Muara Gembong.
Ke depan Ubhara Jaya menginginkan adanya keberlanjutan dari kerja sama pengabdian masyarakat ini dan wilayah Muara Gembong dapat menjadi mitra untuk dikembangkan menjadi laboratorium sosial dalam melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat.
Sementara Camat Muara Gembong Lukman Hakim mengatakan, Kecamatan Muara Gembong merupakan salah satu dari 23 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi dengan 40 ribu penduduk dan wilayah paling luas.
“Terima kasih telah hadir di Muara Gembong dan membantu masyarakat kami di sini. Semoga program ini akan terus berlanjut di masa depan,” ujarnya.
Ia menyampaikan sejumlah isu di wilayahnya yang membutuhkan bantuan kajian lebih lanjut oleh kalangan perguruan tinggi. Di antaranya terkait proses pelepasan status perhutanan sosial dari Perhutani, sehingga kerja sama ini dapat dilalkukan paling tidak dalam 5 tahun ke depan.
Serah terima hasil abdimas ini dilakukan Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Publikasi Ubhara Jaya Juni Thamrin kepada Camat Muara Gembong Lukman Hakim, di Kantor Kecamatan Mjuara Gembong, baru-baru ini.
“Serah terima hasil abdimas ini dilakukan dalam rangka program penelitian kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2021,” ujar Juni Thamrin dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat (24/12/2021).
Ubhara Jaya menjadi kampus swasta terpilih yang menjalankan program ini karena menempati rangking 62 dari lebih dari 4.000 perguruan tinggi seluruh Indonesia untuk kegiatan pengabdian masyarakat.
Pengabdian masyarakat menjadi salah satu dari tridharma perguruan tinggi yang harus dilakukan secara berimbang antara kegiatan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
“Perguruan tinggi bertujuan meningkatkan nilai tambah peserta didik, menghasilkan sumber daya manusia terlatih di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan karya ciptanya,” jelasnya.
Juni Thamrin menyebutkan, sebanyak 3 tim yang terdiri atas 20 orang dosen berlatar belakang pendidikan yang berbeda- beda melakukan diskusi dan dialog dengan warga untuk menghasilkan kegiatan abdimas yang benar-benar dibutuhkan oleh warga Muara Gembong.
Ketika kegiatan abdimas tersebut, meliputi:
1. Pendampingan Pembentukan Wisata Bahari Berbasis Masyarakat di Mjuara Gembong dengan Ketua Dhian Tyas Untari, yang telah berdiskusi dengan berbagai kelompok sadar wisata dan menghasilkan 5 buah MCK portable dan plang penunjuk jalan menuju Pantai Muara Bahagia di Muara Gembong.
2. Peningkatan Gross Motor Skill Anak-anak di Muara Gembong dengan Media Gece (Gerak Cepat) yang diketuai Juli Chandra, menghasilkan alat untuk mengukur olah tubuh dan memantau gerak motorik siswa untuk menjadi calon olahragawan. Alat ini disebar di 8 lokasi yang ada di Kecamatan Muara Gembong.
3. Pencegahan COVID-19 di Muara Gembong dengan Alat Thermonizer yang diketuai Adi Muhajirin, menghasilkan pengukur suhu dan hand sanitizer dalam satu alat yang di sebar masjid, dan Kantor Camat Muara Gembong.
Ke depan Ubhara Jaya menginginkan adanya keberlanjutan dari kerja sama pengabdian masyarakat ini dan wilayah Muara Gembong dapat menjadi mitra untuk dikembangkan menjadi laboratorium sosial dalam melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat.
Sementara Camat Muara Gembong Lukman Hakim mengatakan, Kecamatan Muara Gembong merupakan salah satu dari 23 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi dengan 40 ribu penduduk dan wilayah paling luas.
“Terima kasih telah hadir di Muara Gembong dan membantu masyarakat kami di sini. Semoga program ini akan terus berlanjut di masa depan,” ujarnya.
Ia menyampaikan sejumlah isu di wilayahnya yang membutuhkan bantuan kajian lebih lanjut oleh kalangan perguruan tinggi. Di antaranya terkait proses pelepasan status perhutanan sosial dari Perhutani, sehingga kerja sama ini dapat dilalkukan paling tidak dalam 5 tahun ke depan.
(thm)