Banjir Mengancam Jakarta, Kenneth Minta Pemprov Lakukan Inovasi Baru

Senin, 01 November 2021 - 20:28 WIB
loading...
Banjir Mengancam Jakarta, Kenneth Minta Pemprov Lakukan Inovasi Baru
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Curah hujan dengan intensitas tinggi mulai membuat sejumlah kawasan di Jakarta terendam banjir. DPRD DKI Jakarta menyarankan dalam menangani banjir perlu ada inovasi baru dalam menyiasatinya.

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth mengatakan, bencana banjir merupakan fenomena alam yang cukup menakutkan bagi masyarakat saat ini. Di samping pandemi Covid-19 yang mengakibatkan merosotnya perekonomian warga.

"Banjir ini sudah menjadi momok yang cukup menakutkan bagi masyarakat DKI Jakarta, harus ada action yang jelas," kata Kenneth dalam keterangannya, Senin (1/11/2021).

Pria yang disapa Kent ini tidak sependapat dengan pernyataan Gubernur Anies Baswedan yang menyebut banjir di Jakarta tidak sekadar surut secara alami melalui gravitasi, tetapi banjir cepat kering karena penyedotan air dilakukan terus-menerus.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPD PDIP DKI Jakarta ini, penyediaan pompa-pompa mobile yang tersebar di titik-titik rawan banjir hanya solusi sementara. Hal itu tidak bisa diandalkan untuk mencegah banjir besar.

"Kalau cuma mengandalkan pompa mobile, terus kalau kondisi debit air kalinya tinggi, mau dibuang kemana airnya? Andaikan kalau fenomena banjir kiriman, kondisi air laut pasang dan hujan lokal terjadi secara bersamaan seperti fenomena yang terjadi di awal tahun 2020 yang curah hujannya 377 mm per hari, bagaimana mengantisipasinya? Harus diingat kapasitas drainase Jakarta hanya bisa menampung curah hujan sebanyak 100-150 mm per hari," tegas Kent.

Menurut Kent, dalam menangani banjir perlu ada inovasi baru dalam menyiasatinya. Program Pemprov DKI yang digadang-gadang seperti Grebek Lumpur di sungai dan waduk yang dikerjakan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA), bukan sesuatu hal yang baru untuk penanganan banjir.

"Pengerukan lumpur bukan suatu hal yang baru untuk menyiasati penanggulangan banjir. Pengerukan lumpur itu memang seharusnya menjadi kegiatan rutin yang harus dilakukan. Jadi tidak perlu menunggu sampai musim penghujan," beber anggota Fraksi PDI Perjuangan itu.
Kent meminta Pemprov DKK harus mampu mempersiapkan inovasi yang jitu dalam menanggulangi banjir di tengah pandemi selain grebek lumpur maupun mengandalkan pompa mobile. Pasalnya, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di sejumlah wilayah.

Termasuk angin kencang dan petir untuk periode 31 Oktober-6 November 2021. Daerah yang berpotensi banjir dan banjir bandang untuk periode mulai hari ini hingga besok ada enam wilayah, salah satunya DKI Jakarta.

"Tidak bisa lagi bersantai dan tidur nyenyak untuk menyiapkan pencegahan bahaya banjir. Harus lebih serius membenahinya jika tidak ingin terjadi banjir besar melanda Jakarta, terutama warga yang tinggal dibantaran kali," kata Kent.

Perlu disadari bahwa banjir juga bisa berdampak terhadap lumpuhnya ekonomi Ibu Kota. Oleh karena itu, jangan anggap enteng terhadap fenomena alam ini. "Belum lagi ancaman berbagai penyakit yang akan timbul pasca-banjir, seperti penyakit kulit, infeksi pernafasan dan lain sebagainya. Kondisi seperti ini selalu terjadi berulang-ulang setiap tahun," tegas Kent.

Dalam penanganan banjir, Kent meminta Pemprov DKI bisa berfikir lebih luas. Bukan hanya fokus pada penanganan banjir di Jakarta saja, tetapi koordinasikan dengan daerah-daerah penyangga, seperti Bekasi, Bogor, dan Tangerang.

"Harus berpikir out of the box untuk penanganan banjir, dan mengoordinasikan dengan daerah-daerah penyangga. Jadi jangan nanti setelah kejadian (banjir), baru mencari kambing hitam. Biasakan sedia payung sebelum hujan," pungkas Kent.
(hab)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1626 seconds (0.1#10.140)