Kemensos Pastikan Kualitas Sembako Bantuan Presiden di Bekasi Aman
loading...
A
A
A
BEKASI - Kementerian Sosial memastikan jika pendistribusian Sembilan Bahan Pokok (Sembako) yang di distribusikan dalam program Bantuan Sosial (Bansos) COVID-19 di Kota Bekasi aman. Kepastian itu setelah jajaran Kemensos langsung meninjau pendistribusian sembako kepada warga Bekasi.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kementerian Sosial, Pepen Nazaruddin bersama Sekretaris Ditjen Linjamsos MO, Royani kemudian mengecek kualitas sembako yang diterima warga RW 02 Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi. (Baca juga: Kritik New Normal, Pakar Epidemiologi: Utamakan Keamanan dan Kesehatan Masyarakat)
Kepada Ketua RW dan pengurus RT setempat, Pepen mengimbau warga agar dapat langsung mengembalikan atau menukarkan sembako jika didapati sembako yang mereka terima memiliki kualitas produk yang kurang bagus. ”Ketika ada ketidaksesuaian (produk), sampaikan saja, nanti akan kami tindaklanjuti untuk segera diganti,” ujarnya, Minggu (31/5/2020).
Menurut dia, item yang tidak sesuai dalam isi paket Sembako biasanya ada pada beras. Halitu menurutnya lantaran beras bersifat variatif. Pertama, karena banyak suppliernya. Kedua, banyak kualitas beras yang berbeda, beragam di lapangan.
”Jadi, itu juga harus kita jaga, sepanjang beras itu sesuai dengan kualifikasi beras premium,” ucapnya.
Namun, kata dia, hal itu sangat berbeda yang disampaikan salah seorang warga penerima sembako, Sri Mulyati (30), yang ditemui usai sembako diantarkan langsung ke rumah kontrakannya oleh Pepen. Nyatanya, sembako yang dia terima dalam kondisi bagus dan sangat layak untuk dikomsumsi.
”Alhamdulillah sih, cukup. Yang sekarang mah bagus ya, kualitasnya bagus. Alhamdulillah, masih ada sih berasnya, masih cukup buat dua minggu sampai sebulan ke depan,” tutur Sri sambil mengungkapkan bantuan ini dari Presiden Joko Widodo. Apalagi, sudah tiga kali menerima langsung bantuan ini.
Sementara itu, hampir 90% warga Sepanjang Jaya telah menerima Bansos sembako Presiden tahap ketiga yang disalurkan melalui Kementerian Sosial. ”Saya bisa pastikan warga yang betul-betul berhak sudah tercover bantuan dan tidak ada tumpang tindih penerima,” jelas Ketua RW 02, Mansur Hidayat
Pada tahap ini, dia memprioritaskan warga yang belum pernah menerima bantuan sama sekali. ”Yang belum pernah menerima apapun dibagikan dulu, baru mereka ada yang dapet double, rata-rata yang dapet double memang dari segi ekonomi mereka sangat membutuhkan,” terangnya.
Mekanisme itu dia tempuh melalui musyawarah dengan warga. Apabila sembako yang datang mungkin (jumlahnya) agak besar, sudah ada kesepakatan dengan warga penerima bahwa itu akan dibelah. Tidak adanya tumpang tindih yaitu kondisi dimana warga tidak menerima bantuan sebanyak dua kali dalam satu tahap yang mencakup bantuan sembako penanganan COVID-19 maupun bantuan reguler seperti PKH dan BPNT.
”Mereka kita tawarkan alternatif, kalau mereka (penerima bantuan PKH) terima (bantuan sembako), konsekuensinya nanti PKH-nya dicabut. Jika bantuan (sembako) diserahkan ke orang lain atau dialihkan, ya artinya silakan PKHnya jalan terus,” paparnya. Karena, warga juga diberi pemahaman bahwa bantuan PKH adalah bantuan yang sifatnya rutinitas (reguler). (Baca juga: Obyek Wisata di Muna Ditutup, Ratusan Wisatawan Kecewa Harus Putar Balik)
”Sementara bantuan sembako, baik dari pemerintah kota maupun pemerintah pusat, sifatnya hanya sementara akibat COVID-19. Dengan demikian, warga mengerti dan tidak ada keluhan,” tegasnya.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kementerian Sosial, Pepen Nazaruddin bersama Sekretaris Ditjen Linjamsos MO, Royani kemudian mengecek kualitas sembako yang diterima warga RW 02 Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi. (Baca juga: Kritik New Normal, Pakar Epidemiologi: Utamakan Keamanan dan Kesehatan Masyarakat)
Kepada Ketua RW dan pengurus RT setempat, Pepen mengimbau warga agar dapat langsung mengembalikan atau menukarkan sembako jika didapati sembako yang mereka terima memiliki kualitas produk yang kurang bagus. ”Ketika ada ketidaksesuaian (produk), sampaikan saja, nanti akan kami tindaklanjuti untuk segera diganti,” ujarnya, Minggu (31/5/2020).
Menurut dia, item yang tidak sesuai dalam isi paket Sembako biasanya ada pada beras. Halitu menurutnya lantaran beras bersifat variatif. Pertama, karena banyak suppliernya. Kedua, banyak kualitas beras yang berbeda, beragam di lapangan.
”Jadi, itu juga harus kita jaga, sepanjang beras itu sesuai dengan kualifikasi beras premium,” ucapnya.
Namun, kata dia, hal itu sangat berbeda yang disampaikan salah seorang warga penerima sembako, Sri Mulyati (30), yang ditemui usai sembako diantarkan langsung ke rumah kontrakannya oleh Pepen. Nyatanya, sembako yang dia terima dalam kondisi bagus dan sangat layak untuk dikomsumsi.
”Alhamdulillah sih, cukup. Yang sekarang mah bagus ya, kualitasnya bagus. Alhamdulillah, masih ada sih berasnya, masih cukup buat dua minggu sampai sebulan ke depan,” tutur Sri sambil mengungkapkan bantuan ini dari Presiden Joko Widodo. Apalagi, sudah tiga kali menerima langsung bantuan ini.
Sementara itu, hampir 90% warga Sepanjang Jaya telah menerima Bansos sembako Presiden tahap ketiga yang disalurkan melalui Kementerian Sosial. ”Saya bisa pastikan warga yang betul-betul berhak sudah tercover bantuan dan tidak ada tumpang tindih penerima,” jelas Ketua RW 02, Mansur Hidayat
Pada tahap ini, dia memprioritaskan warga yang belum pernah menerima bantuan sama sekali. ”Yang belum pernah menerima apapun dibagikan dulu, baru mereka ada yang dapet double, rata-rata yang dapet double memang dari segi ekonomi mereka sangat membutuhkan,” terangnya.
Mekanisme itu dia tempuh melalui musyawarah dengan warga. Apabila sembako yang datang mungkin (jumlahnya) agak besar, sudah ada kesepakatan dengan warga penerima bahwa itu akan dibelah. Tidak adanya tumpang tindih yaitu kondisi dimana warga tidak menerima bantuan sebanyak dua kali dalam satu tahap yang mencakup bantuan sembako penanganan COVID-19 maupun bantuan reguler seperti PKH dan BPNT.
”Mereka kita tawarkan alternatif, kalau mereka (penerima bantuan PKH) terima (bantuan sembako), konsekuensinya nanti PKH-nya dicabut. Jika bantuan (sembako) diserahkan ke orang lain atau dialihkan, ya artinya silakan PKHnya jalan terus,” paparnya. Karena, warga juga diberi pemahaman bahwa bantuan PKH adalah bantuan yang sifatnya rutinitas (reguler). (Baca juga: Obyek Wisata di Muna Ditutup, Ratusan Wisatawan Kecewa Harus Putar Balik)
”Sementara bantuan sembako, baik dari pemerintah kota maupun pemerintah pusat, sifatnya hanya sementara akibat COVID-19. Dengan demikian, warga mengerti dan tidak ada keluhan,” tegasnya.
(kri)