Kisah Musdalifah Korban Penggusuran Kampung Akuarium: Tanpa Listrik, Kehujanan, hingga Digigit Tikus saat Tidur
loading...
A
A
A
Musdalifah juga mengenang selama tinggal di tenda darurat tidak jarang banyak warga yang merasakan digigit tikus karena tidur di tempat yang bisa dikatakan tidak layak.
Beberapa kali ia terbangun karena mendapati tangan berdarah digigit tikus. Dua tahun lewat, akhirnya kehidupan mulai berangsur membaik usai pemerintah menyediakan shelter. Bahkan fasilitas pendukung lainnya kembali diaktifkan.
“Kalau di shelter alhamdulillah. Begitu masuk di shelter ada identitas diaktifkan, air ada, listrik ada, semua ada,” tuturnya.
Musdalifah bersama keluarga bertahan di lokasi penggusuran karena pekerjaan suami yang dekat. “Kalau seandainya ditempatkan di Rusun Marunda atau Rusun Cakung itu terlalu jauh buat kerja. Sedangkan penghasilan aja sehari cuma berapa. Kalau buat bolak balik ongkos enggak cukup,” urai Musdalifah.
Lima tahun lebih penderitaan Musdalifah dan warga lainnya telah berlalu. Dalam waktu dekat warga segera menempati Kampung Susun Akuarium yang terdiri dari dua blok bangunan 5 lantai dengan 107 unit hunian.
Musdalifah mengaku bisa bernapas lega selama berjuang dan bertahan di lokasi yang akhirnya membuahkan hasil yang manis. Musdalifah mendapat unit di lantai 3 Blok D Kampung Susun Akurium.
“Saya sangat bahagia, senang, haru. Karena impian yang kita nantikan selama 5 tahun itu akhirnya jadi kenyataan. Sudah sempat melihat ke dalamnya, senang. Karena itu sesuai konsep warga juga ya. Jadi ya alhamdulillah hasilnya memang bagus,” tuturnya.
Kini seluruh warga Kampung Akuarium yang lain sedang bersiap mengemasi barang-barang untuk segera menempati unit Kampung Susun Akuarium dalam waktu dekat.
Beberapa kali ia terbangun karena mendapati tangan berdarah digigit tikus. Dua tahun lewat, akhirnya kehidupan mulai berangsur membaik usai pemerintah menyediakan shelter. Bahkan fasilitas pendukung lainnya kembali diaktifkan.
“Kalau di shelter alhamdulillah. Begitu masuk di shelter ada identitas diaktifkan, air ada, listrik ada, semua ada,” tuturnya.
Musdalifah bersama keluarga bertahan di lokasi penggusuran karena pekerjaan suami yang dekat. “Kalau seandainya ditempatkan di Rusun Marunda atau Rusun Cakung itu terlalu jauh buat kerja. Sedangkan penghasilan aja sehari cuma berapa. Kalau buat bolak balik ongkos enggak cukup,” urai Musdalifah.
Lima tahun lebih penderitaan Musdalifah dan warga lainnya telah berlalu. Dalam waktu dekat warga segera menempati Kampung Susun Akuarium yang terdiri dari dua blok bangunan 5 lantai dengan 107 unit hunian.
Musdalifah mengaku bisa bernapas lega selama berjuang dan bertahan di lokasi yang akhirnya membuahkan hasil yang manis. Musdalifah mendapat unit di lantai 3 Blok D Kampung Susun Akurium.
“Saya sangat bahagia, senang, haru. Karena impian yang kita nantikan selama 5 tahun itu akhirnya jadi kenyataan. Sudah sempat melihat ke dalamnya, senang. Karena itu sesuai konsep warga juga ya. Jadi ya alhamdulillah hasilnya memang bagus,” tuturnya.
Kini seluruh warga Kampung Akuarium yang lain sedang bersiap mengemasi barang-barang untuk segera menempati unit Kampung Susun Akuarium dalam waktu dekat.
(thm)