Mural Bersifat Netral, Komunikolog: Isi Pesan Tergantung Motif
loading...
A
A
A
TANGERANG - Komunikolog Indonesia Emrus Sihombing mengatakan, mural merupakan media komunikasi yang ditujukan ke publik. Sebagai media komunikasi, mural bersifat netral.
"Namun isi pesan pada mural tidak pernah netral, sarat nilai, tergantung motif komunikasi komunikator di balik bahasa (simbol) komunikasi tersebut," kata Emrus dalam pesan yang diterima SINDOnews, Minggu (15/8/2021).
Dijelaskan dia, mural sama dengan media komunikasi lainnya. Isi pesan mural bisa dua sisi, bersifat positif dan negatif. Disebut positif, jika mengajak masyarakat bersama-sama membangun kesadaran.
"Selain itu juga misalnya untuk membentuk sikap dan mengubah perilaku masyarakat taat protokol kesehatan. Sedang yang negatif, contohnya provokatif, retoris, propagandis karena tidak disertai fakta dan data," jelasnya.
Menurutnya, ada mural yang memuat fakta, data, bukti dan argumentasi yang kuat. Tetapi biasanya, tidak. Kepada yang tidak disertai data ini, karya mural sangat berpotensi menimbulkan manipulasi persepsi publik.
"Jika mural belum atau tidak disertai fakta, data, bukti dan argumentasi sangat berpotensi menimbulkan manipulasi persepsi publik. Karena itu, publik harus hati-hati terhadap slogan yang dimuat di media mural," tandasnya.
Dengan demikian, Emrus ingin mengatakan, bahwa mural tidak bebas nilai. Selalu ada yang ingin disampaikan oleh para pembuat mural. Sehingga tidak bisa bersebunyi di balik kebebasan berpendapat dan atau ekspresi.
Untuk diketahui, sebelumnya viral seni mural dengan wajah Presiden Joko Widodo yang bertuliskan 'Jokowi 404: Not Found' di Batuceper, Tangerang. Bahkan, mural itu viral di media sosial.
"Namun isi pesan pada mural tidak pernah netral, sarat nilai, tergantung motif komunikasi komunikator di balik bahasa (simbol) komunikasi tersebut," kata Emrus dalam pesan yang diterima SINDOnews, Minggu (15/8/2021).
Dijelaskan dia, mural sama dengan media komunikasi lainnya. Isi pesan mural bisa dua sisi, bersifat positif dan negatif. Disebut positif, jika mengajak masyarakat bersama-sama membangun kesadaran.
"Selain itu juga misalnya untuk membentuk sikap dan mengubah perilaku masyarakat taat protokol kesehatan. Sedang yang negatif, contohnya provokatif, retoris, propagandis karena tidak disertai fakta dan data," jelasnya.
Menurutnya, ada mural yang memuat fakta, data, bukti dan argumentasi yang kuat. Tetapi biasanya, tidak. Kepada yang tidak disertai data ini, karya mural sangat berpotensi menimbulkan manipulasi persepsi publik.
"Jika mural belum atau tidak disertai fakta, data, bukti dan argumentasi sangat berpotensi menimbulkan manipulasi persepsi publik. Karena itu, publik harus hati-hati terhadap slogan yang dimuat di media mural," tandasnya.
Dengan demikian, Emrus ingin mengatakan, bahwa mural tidak bebas nilai. Selalu ada yang ingin disampaikan oleh para pembuat mural. Sehingga tidak bisa bersebunyi di balik kebebasan berpendapat dan atau ekspresi.
Untuk diketahui, sebelumnya viral seni mural dengan wajah Presiden Joko Widodo yang bertuliskan 'Jokowi 404: Not Found' di Batuceper, Tangerang. Bahkan, mural itu viral di media sosial.
(mhd)