Pemkot Tangsel Kesulitan Angkat Sampah TPA Cipeucang di Sungai Cisadane
loading...
A
A
A
TANGERANG - Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kesulitan menarik sampah TPA Cipeucang yang longsor di Sungai Cisadane.Sejak tembok beton pembatas TPA ambruk, pada Jumat 22 Mei 2020, hingga kini baru sekira 10 meter sampah yang berhasil ditarik kembali ke TPA. Sementara hampir 70% sampah masih menutup Sungai Cisadane.
Akibat longsoran tersebut, sungai pun terurug sampah dan terjadi pendangkalan aliran sungai yang mengarah ke Kota Tangerang. Kepala DLH Kota Tangerang Selatan, Toto Sudarto pun enggan berkomentar banyak. Kepalanya mendadak pening dan sakit, setiap kali ada wartawan yang menanyakan peristiwa itu.
"Kepala saya sakit nih, kebanyakan wartawan yang nelponin. Sudah dulu yah, belum kita cek sampah yang kebuang berapa. Sampah yang sudah kebuang ke kali kita tarik lagi," kata Toto saat dihubungi SINDOnews pada Rabu (27/5/2020). (Baca: TPA Cipeucang Longsor, Gunungan Sampah Tutup Sungai Cisadane)
Dari total sekira 70% sampah yang menutup aliran Sungai Cisadane, baru sekira 10% yang berhasil diangkut. Proses pengangkutan sendiri sampah, dilakukan dengan alat berat."Baru sekira 10 meter yang berhasil kita tarik ke atas lagi. Kita sih maunya lebih cepat, tapi kan takut nanti malah jatuh lagi sampahnya. Tetapi sudah lebih baik dari sebelumnya. Teman-teman masih berjuang," ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPT Cipeucang Tain Setiawan mengatakan, fokus penanganan sampah yang menutup aliran Sungai Cisadane adalah dengan menarik kembali sampah yang sudah jatuh itu ke atas TPA. "Tapi kami berupaya selama ini kami lakukan, ya artinya kita angkat kembali lah sampahnya. Upaya kami di lapangan seperti itu. Kita udah angkat, yang jelas operator kami di sana sedang bertugas," ungkapnya.
Dijelaskan dia TPA Cipeucang perharinya bisa menampung sebanyak 450 ton sampah. Luas TPA sendiri hanya sekira 5 haktare. Sebanyak 2,5 hektare di zona 1, dan 1,7 hektar di zona 2 sudah digunakan menampung sampah. "Memang jujur saja itu sudah over kapasitas. Kalau kita kelola semua, 1.000 ton pak se Tangsel. Tapi ada beberapa yang dikelola oleh swasta dan ada saja yang dibuang ke Bantar Gebang dan Rawa Kucing," sambungnya.
Terpisah, Kepala DLH Kota Tangerang Dedi Suhada mengatakan, untuk mencegah pencemaran sungai akibat sampah dari TPA Cipeucang yang terbuang ke Sungai Cisadane, dipasang jaring sampah besar. "Adapun untuk sampah dari TPA Cipeucang atau selatan, sampah yang terbawa oleh Sungai Cisadane, Dinas PUPR udah membuat jaring sampah di jembatan Lim Sio Liong, di situ ada jaring sampah," tambah Dedi.
Sampah-sampah yang tersangkut jaring dan telah diangkat, akan langsung diangkut pihaknya ke TPA Rawa Kucing. Namun, saat ini, proses penjaringan masih berlangsung."Kami hanya mengangkut di luar sungai. Kita bantu angkut dari atas sepadan sungai ke TPA. Kita turut prihatin. Cuma kita gak mau banyak komen lah. Yah, mereka juga kan pasti bukan hal yang disengaja," ucapnya.
Akibat longsoran tersebut, sungai pun terurug sampah dan terjadi pendangkalan aliran sungai yang mengarah ke Kota Tangerang. Kepala DLH Kota Tangerang Selatan, Toto Sudarto pun enggan berkomentar banyak. Kepalanya mendadak pening dan sakit, setiap kali ada wartawan yang menanyakan peristiwa itu.
"Kepala saya sakit nih, kebanyakan wartawan yang nelponin. Sudah dulu yah, belum kita cek sampah yang kebuang berapa. Sampah yang sudah kebuang ke kali kita tarik lagi," kata Toto saat dihubungi SINDOnews pada Rabu (27/5/2020). (Baca: TPA Cipeucang Longsor, Gunungan Sampah Tutup Sungai Cisadane)
Dari total sekira 70% sampah yang menutup aliran Sungai Cisadane, baru sekira 10% yang berhasil diangkut. Proses pengangkutan sendiri sampah, dilakukan dengan alat berat."Baru sekira 10 meter yang berhasil kita tarik ke atas lagi. Kita sih maunya lebih cepat, tapi kan takut nanti malah jatuh lagi sampahnya. Tetapi sudah lebih baik dari sebelumnya. Teman-teman masih berjuang," ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPT Cipeucang Tain Setiawan mengatakan, fokus penanganan sampah yang menutup aliran Sungai Cisadane adalah dengan menarik kembali sampah yang sudah jatuh itu ke atas TPA. "Tapi kami berupaya selama ini kami lakukan, ya artinya kita angkat kembali lah sampahnya. Upaya kami di lapangan seperti itu. Kita udah angkat, yang jelas operator kami di sana sedang bertugas," ungkapnya.
Dijelaskan dia TPA Cipeucang perharinya bisa menampung sebanyak 450 ton sampah. Luas TPA sendiri hanya sekira 5 haktare. Sebanyak 2,5 hektare di zona 1, dan 1,7 hektar di zona 2 sudah digunakan menampung sampah. "Memang jujur saja itu sudah over kapasitas. Kalau kita kelola semua, 1.000 ton pak se Tangsel. Tapi ada beberapa yang dikelola oleh swasta dan ada saja yang dibuang ke Bantar Gebang dan Rawa Kucing," sambungnya.
Terpisah, Kepala DLH Kota Tangerang Dedi Suhada mengatakan, untuk mencegah pencemaran sungai akibat sampah dari TPA Cipeucang yang terbuang ke Sungai Cisadane, dipasang jaring sampah besar. "Adapun untuk sampah dari TPA Cipeucang atau selatan, sampah yang terbawa oleh Sungai Cisadane, Dinas PUPR udah membuat jaring sampah di jembatan Lim Sio Liong, di situ ada jaring sampah," tambah Dedi.
Sampah-sampah yang tersangkut jaring dan telah diangkat, akan langsung diangkut pihaknya ke TPA Rawa Kucing. Namun, saat ini, proses penjaringan masih berlangsung."Kami hanya mengangkut di luar sungai. Kita bantu angkut dari atas sepadan sungai ke TPA. Kita turut prihatin. Cuma kita gak mau banyak komen lah. Yah, mereka juga kan pasti bukan hal yang disengaja," ucapnya.
(hab)