Urban Farming Versi Pemkot Bogor, Begini Penjelasan Dedie A Rachim

Rabu, 03 Maret 2021 - 08:09 WIB
loading...
Urban Farming Versi Pemkot Bogor, Begini Penjelasan Dedie A Rachim
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengunjungi lokasi urban farming di Jalan Margasari, Margajaya, Bogor Barat, Kota Bogor, Selasa (2/3/2021). Foto: SINDOnews/Haryudi
A A A
BOGOR - Pemkot Bogor mengembangkan urban farming di Jalan Margasari, Margajaya, Bogor Barat, Kota Bogor. Bagaimana konsep urban farming versi Pemkot Bogor, begini penjelasan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim .

Pada Selasa (2/3/2021), Dedie telah mendatangi satu titik urban farming dari Kelompok Tani Dewasa (KTD) Flamboyan. Dia menyaksikan langsung bagaimana cara warga mengelola berbagai potensi alam. Terdapat beberapa bidang usaha seperti budidaya tanaman pangan dan hortikultura.
Baca juga: Aktifkan Urban Farming, Pemkot Jakut Ajak Masyarakat Ikut dalam Ketahanan Pangan

Kemudian, ada pengolahan hasil pertanian, pemanfaatan lahan pekarangan, peternakan dan perikanan. Total 28 orang anggota KTD Flamboyan yang memberdayakan potensi-potensi tersebut.

"Ini satu lagi titik urban farming di Kota Bogor yang kita harapkan bisa produktif dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi warga," ujar Dedie.

Menurut dia, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) betul-betul bisa mendata hal apa saja yang dibutuhkan KTD Flamboyan. "Bisa berupa budidaya lele dalam ember, kemudian pupuk dan juga bibit. Termasuk bibit ayam arab atau kambing dan juga sapi bisa saja dikelola di sini. Hanya gimana caranya kotorannya diolah agar warga tidak resah," ungkapnya.
Baca juga: Sulap Kawasan Hijau, Warga Pegangsaan Dua Ciptakan Urban Farming di Permukiman

Intinya, Pemkot Bogor memiliki potensi dan akses untuk mengembangkan KTD Flamboyan. Selama memang bantuan itu memenuhi syarat dan diterima oleh warga secara bersama-sama.

Pengembangan KTD dan beberapa KWT lainnya di Kota Bogor bertujuan mengantisipasi kasus gizi buruk karena kekurangan nutrisi pangan. "Jumlah KWT di Kota Bogor lebih dari 400 dan KTD juga lebih dari 100. Jadi kalau memang sama-sama pemerintah dan masyarakat bahu membahu, kemudian potensi yang ada di masyarakat dan dana anggaran yang ada di dinas bisa disatukan menjadi sesuatu yang positif," ujar Dedie.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2569 seconds (0.1#10.140)