Langkah Kongkret Anies Atasi Banjir, Pantau Curah Hujan hingga Keruk Waduk
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pekan ini, beberapa wilayah di Jakarta masih terendam banjir . Penyebab banjir salah satunya curah hujan yang tinggi. Banjir kiriman yang merendam permukiman bantaran Kali Ciliwung juga menjadi perhatian Pemerintah. Seperti di wilayah Pasar Minggu, Rawa Jati, Kampung Melayu dan wilayah lainnya terendam.
Gubernur DKI JakartaAnies Baswedan mengatakan, untuk mengantisipasi musim hujan, Pemprov DKI telah siaga memantau curah hujan yang ada di kawasan pegunungan dengan tujuan mengukur jumlah volume air yang mengalir ke arah hilir. Menurutnya, seluruh jajaran SDA DKI konsisten memantau kondisi bendungan Katulampa Bogor, Depok, hingga pintu air Manggarai agar koordinasi antarpintu air di Jakarta aman terkendali.
"Kita bersyukur program gerebek lumpur yang kita jalankan dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan hasilnya di mana saluran-saluran air dalam sistem drainase di Jakarta, sedimentasinya bisa dibersihkan. Sehingga, bisa mengelola limpahan air hujan dengan lebih baik. Kita tentu tetap waspada karena musim hujan belum selesai, tapi tim kita semuanya bersiap baik dari pintu Katulampa, Depok, Manggarai, hingga ke semua pintu air lainnya," ujar Anies.
Selain itu, dalam menghadapi musim hujan, Pemprov DKI menilai hal-hal yang perlu diantisipasi ketika musim hujan, yaitu kondisi curah hujan di kawasan hulu, curah hujan lokal, serta melihat kondisi permukaan air laut karena Ibu Kota berada di pesisir pantai.
"Apabila permukaan air laut meningkat, maka kawasan yang persis berdempetan dengan pesisir pantai berpotensi mengalami banjir. Jadi bukan satu-satunya curah hujan, tapi juga ada seperti ketinggian permukaan air laut," tambah Anies.
Dinas SDA DKI, kata Anies, sudah melakukan langkah antisipasi seperti pengerukan waduk dan sungai-sungai yang ada. Pekerjaan itu sudah dilakukan sejak tahun 2020. "Yang sudah kita kerjakan sejak lama adalah pengerukan waduk-waduk di Jakarta sejak tahun lalu. Kemudian pembersihan sedimentasi di saluran-saluran dikerjakan dengan luar biasa. Lalu yang ketiga membangun sumur vertikal untuk drainase, keempat memastikan semua pompa air berfungsi dengan baik karena kita memiliki lebih dari 50 rumah pompa. Kemudian yang kelima adalah pengendalian pintu-pintu air, jadi seluruh persiapannya dikerjakan tahun lalu. Hal ini supaya saat musim hujan datang, kita posisinya siaga dan tanggap," beber Anies.
Mantan Mendikbud ini memberikan target kepada jajarannya agar bisa mengendalikan air bah dalam kurun waktu enam jam. Anies pun mengklaim, dalam waktu enam jam semua genangan yang ada bisa diatasi dengan baik. "Di Jakarta ada 3.000 RW, jadi ketika kita mendengar ada genangan di beberapa wilayah seperti Pejaten dan Kampung Melayu, hampir semuanya dalam waktu kurang dari enam jam terkondisikan dengan baik," tutup Anies.
Gubernur DKI JakartaAnies Baswedan mengatakan, untuk mengantisipasi musim hujan, Pemprov DKI telah siaga memantau curah hujan yang ada di kawasan pegunungan dengan tujuan mengukur jumlah volume air yang mengalir ke arah hilir. Menurutnya, seluruh jajaran SDA DKI konsisten memantau kondisi bendungan Katulampa Bogor, Depok, hingga pintu air Manggarai agar koordinasi antarpintu air di Jakarta aman terkendali.
"Kita bersyukur program gerebek lumpur yang kita jalankan dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan hasilnya di mana saluran-saluran air dalam sistem drainase di Jakarta, sedimentasinya bisa dibersihkan. Sehingga, bisa mengelola limpahan air hujan dengan lebih baik. Kita tentu tetap waspada karena musim hujan belum selesai, tapi tim kita semuanya bersiap baik dari pintu Katulampa, Depok, Manggarai, hingga ke semua pintu air lainnya," ujar Anies.
Selain itu, dalam menghadapi musim hujan, Pemprov DKI menilai hal-hal yang perlu diantisipasi ketika musim hujan, yaitu kondisi curah hujan di kawasan hulu, curah hujan lokal, serta melihat kondisi permukaan air laut karena Ibu Kota berada di pesisir pantai.
"Apabila permukaan air laut meningkat, maka kawasan yang persis berdempetan dengan pesisir pantai berpotensi mengalami banjir. Jadi bukan satu-satunya curah hujan, tapi juga ada seperti ketinggian permukaan air laut," tambah Anies.
Dinas SDA DKI, kata Anies, sudah melakukan langkah antisipasi seperti pengerukan waduk dan sungai-sungai yang ada. Pekerjaan itu sudah dilakukan sejak tahun 2020. "Yang sudah kita kerjakan sejak lama adalah pengerukan waduk-waduk di Jakarta sejak tahun lalu. Kemudian pembersihan sedimentasi di saluran-saluran dikerjakan dengan luar biasa. Lalu yang ketiga membangun sumur vertikal untuk drainase, keempat memastikan semua pompa air berfungsi dengan baik karena kita memiliki lebih dari 50 rumah pompa. Kemudian yang kelima adalah pengendalian pintu-pintu air, jadi seluruh persiapannya dikerjakan tahun lalu. Hal ini supaya saat musim hujan datang, kita posisinya siaga dan tanggap," beber Anies.
Mantan Mendikbud ini memberikan target kepada jajarannya agar bisa mengendalikan air bah dalam kurun waktu enam jam. Anies pun mengklaim, dalam waktu enam jam semua genangan yang ada bisa diatasi dengan baik. "Di Jakarta ada 3.000 RW, jadi ketika kita mendengar ada genangan di beberapa wilayah seperti Pejaten dan Kampung Melayu, hampir semuanya dalam waktu kurang dari enam jam terkondisikan dengan baik," tutup Anies.
(mhd)