Belasan Warga Terkena Covid-19, Warga Jembatan Besi Pilih Isolasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meski sudah ada 12 warganya terkena virus Corona atau Covid 19, namun warga RW 07, Tambora, Jakarta Barat, enggan mengisolasi mandiri. Mereka masih berkeliaran di sekitar tanpa menggunakan masker.
Di sisi lain kondisi ini sangat membahayakan masyarakat. Ancaman penyebaran Covid kian terbuka. Meski demikian, Pemerintah Kecamatan Tambora bukan tanpa upaya. Lobi-lobi masih dilakukan untuk membuat warga mau mengisolasi diri.
“Mereka hanya mau di RSUD Tarakan, alasanya karena lebih dekat dengan rumah mereka,” kata Sekcam Tambora, Andre Ravnic, Jumat (15/5/2020). ( )
Andre sendiri mengakui sejak Jumat lalu pihaknya telah mendekatkan diri kepada warga. Upaya mengajak untuk mengisolasi mandiri dilakukan demi memutus peredaran virus tersebut.
Kala itu, Andre mengatakan pihaknya memberi dua alternatif, yakni melakukan isolasi mandiri atau isolasi di Wisma Atlet.Namun dua alternatif itu ditolak oleh warga, mereka lebih memilih bertahan dan diam di rumah. Namun upaya baik itu, tak diikuti warga, mereka tetap membandel dan berkeliaran di sekitaran.
Imbasnya seorang warga yang positif malah menjadi imam Salat Tarawih dan menyebarkan virus itu.Pertimbangan itulah yang kemudian membuat Satgas Gugus Depan Covid 19 kerepotan. Mereka lantas mengupayakan untuk mengisolasi di rumah sakit.
Upaya itu kemudian ditolak warga. Andre mengatakan, banyak warga menjadi dilematis dan tak bisa meninggal rumah. “Satu sisi mereka harus menjaga orang tua yang sakit dan anaknya yang kecil. Ini yang menjadi masalah,” kata Andre.
Kini untuk menjaga kawasan itu tetap steril dan memutus penyebaran. Akses masuk menuju kawasan itu dibatasi, pintu keluar masuk hanya satu dan tertutup, penjagaan ketat dilakukan oleh Polisi dan TNI dari Polsek dan Koramil Tambora.
Selain itu, warga yang masuk harus menggunakan disinfektan dan wajib menggunakan masker. Kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi lingkungan, saat Sindo menyambangi kawasan itu banyak warga setempat yang tak menggunakan masker.
Bahkan seorang wartawan yang mencoba ke lokasi sempat mendapatkan intimidasi dari warga sekitar. Mereka bahkan mengancam wartawan masuk dengan menggunakan bangku dan papan tulis yang siap dilempar. “Karena menghindari kisruh, saya lebih baik menyingkir,” tutup Arul, salah seorang wartawan media elektronik.
Sebelumnya, puluhan warga disana melakukan hasil swab selama dua kali berturut turut, yakni Minggu 10 Mei 2020 dan Rabu 13 Mei 2020. Dalam hasil tes swab itu, tercatat sembilan orang positif covid 19. Sementara sisanya masih menunggu hasil.
Di sisi lain kondisi ini sangat membahayakan masyarakat. Ancaman penyebaran Covid kian terbuka. Meski demikian, Pemerintah Kecamatan Tambora bukan tanpa upaya. Lobi-lobi masih dilakukan untuk membuat warga mau mengisolasi diri.
“Mereka hanya mau di RSUD Tarakan, alasanya karena lebih dekat dengan rumah mereka,” kata Sekcam Tambora, Andre Ravnic, Jumat (15/5/2020). ( )
Andre sendiri mengakui sejak Jumat lalu pihaknya telah mendekatkan diri kepada warga. Upaya mengajak untuk mengisolasi mandiri dilakukan demi memutus peredaran virus tersebut.
Kala itu, Andre mengatakan pihaknya memberi dua alternatif, yakni melakukan isolasi mandiri atau isolasi di Wisma Atlet.Namun dua alternatif itu ditolak oleh warga, mereka lebih memilih bertahan dan diam di rumah. Namun upaya baik itu, tak diikuti warga, mereka tetap membandel dan berkeliaran di sekitaran.
Imbasnya seorang warga yang positif malah menjadi imam Salat Tarawih dan menyebarkan virus itu.Pertimbangan itulah yang kemudian membuat Satgas Gugus Depan Covid 19 kerepotan. Mereka lantas mengupayakan untuk mengisolasi di rumah sakit.
Upaya itu kemudian ditolak warga. Andre mengatakan, banyak warga menjadi dilematis dan tak bisa meninggal rumah. “Satu sisi mereka harus menjaga orang tua yang sakit dan anaknya yang kecil. Ini yang menjadi masalah,” kata Andre.
Kini untuk menjaga kawasan itu tetap steril dan memutus penyebaran. Akses masuk menuju kawasan itu dibatasi, pintu keluar masuk hanya satu dan tertutup, penjagaan ketat dilakukan oleh Polisi dan TNI dari Polsek dan Koramil Tambora.
Selain itu, warga yang masuk harus menggunakan disinfektan dan wajib menggunakan masker. Kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi lingkungan, saat Sindo menyambangi kawasan itu banyak warga setempat yang tak menggunakan masker.
Bahkan seorang wartawan yang mencoba ke lokasi sempat mendapatkan intimidasi dari warga sekitar. Mereka bahkan mengancam wartawan masuk dengan menggunakan bangku dan papan tulis yang siap dilempar. “Karena menghindari kisruh, saya lebih baik menyingkir,” tutup Arul, salah seorang wartawan media elektronik.
Sebelumnya, puluhan warga disana melakukan hasil swab selama dua kali berturut turut, yakni Minggu 10 Mei 2020 dan Rabu 13 Mei 2020. Dalam hasil tes swab itu, tercatat sembilan orang positif covid 19. Sementara sisanya masih menunggu hasil.
(mhd)