Seorang Pedagang Positif Corona, Lantai Satu Pasar Bogor Ditutup 3 Hari
loading...
A
A
A
BOGOR - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Pakuan Jaya resmi menutup lantai satu bangunan Pasar Bogor setelah salah satu dari ratusan pedagang dinyatakan positif terpapar Corona Virus Disease (Covid-19) dari hasil uji usap atau swab test yang digelar Pemkot bekerjasama Badan Intelijen Negara (BIN). Keputusan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Bogor itu disampaikan langsung Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya Muzakkir sebagai langkah antisipasi penularan virus corona dari salah satu pedagang yang dinyatakan positif Covid-19.
"Penutupan sementara lantai satu bangunan Pasar Bogor terhitung mulai malam ini hingga tiga hari ke depan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penularan virus corona di Pasar Bogor. Saat ini pedagang yang positif sudah menjalani karantina mandiri karena masuk kategori Orang Tanpa Gejala (OTG)," kata Muzakir, Selasa (12/05/2020).
Tak hanya itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor karena dari hasil pelacakan bahwa pedagang yang terkonfirmasi positif dari identitasnya bukan warga Kota Bogor. "Karena pedagang itu (yang terkonfirmasi positif) ber-KTP Kabupaten Bogor maka kita kordinasikan dengan Dinkes Kabupaten Bogor. Selain itu toko yang bersangkutan juga sudah lebih dulu kita tutup, sedangkan untuk toko lainnya yang satu lantai dengannya baru akan dilakukan penutupan nanti malam," ujarnya.
Selain menutup sementara lantai satu gedung Pasar Bogor, juga berencana menggelar swab test susulan terhadap anak, istri, karyawan toko, dan juga pedagang-pedagang di sekeliling kios tersebut."Diperkirakan hari ini ada 20 orang yang menjalani swab test susulan, semoga tidak ada penambahan kasus Covid-19 dari klaster Pasar Bogor ini," harapnya.
Muazkkir menambahkan, pedagang yang terkonfirmasi Covid-19 itu sebelum menjalani swab test, tepatnya sebelum puasa sempat mengeluhkan demam. Namun demam tersebut hanya terjadi beberapa hari. "Kemudian pedagang itu juga tidak mengalami gejala lain, sehingga aktivitasnya tidak banyak terganggu. Kita masih akan menelusuri terkena-nya di mana, apakah di pasar. Atau mungkin di seputar rumahnya, karena informasinya daerah perumahan sana aktivitas masih ramai, tarawih juga masih ramai," terangnya.
Setelah adanya temuan kasus terkonfirmasi positif, pihaknya juga menghimbau kepada pedagang di Pasar Bogor lainnya untuk bisa mematuhi protokol kesehatan. Tak hanya mewajibkan penggunaan masker, Perumda Pasar Pakuan Jaya juga, meminta masyarakat untuk menggunakan sarung tangan di lingkungan pasar.
"Pembatasan ini mau enggak mau harus terus berlaku. Jaga jarak, wajib pakai masker, terus kita monitor. Sebetulnya di dalam pasar, sudah jauh-jauh hari masyarakat melakukan ini. Jujur kita juga kaget, ada satu pedagang yang kena, penularannya belum tentu di pasar, tetapi kita harus tetap waspada," ucapnya.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan strategi untuk menangani pandemi Covid-19 ini sangat tergantung pada seberapa masif melakukan tes, baik rapid maupun swab test serta seberapa cepat didapatkan hasilnya.
"PSBB tidak ada artinya jika tidak diimbangi dengan tes massal seperti ini. Hari ini Pemkot Bogor berterima kasih sekali karena dibantu BIN dalam pelaksanaan rapid test yang ditindaklanjuti dengan swab test apabila ada indikasi positif atau reaktif. Rapid test yang dilaksanakan tidak dapat berdiri sendiri karena validasi dan akurasinya tidak sekuat swab. Semoga hasilnya baik," katanya, Selasa (12/05/2020).
"Penutupan sementara lantai satu bangunan Pasar Bogor terhitung mulai malam ini hingga tiga hari ke depan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penularan virus corona di Pasar Bogor. Saat ini pedagang yang positif sudah menjalani karantina mandiri karena masuk kategori Orang Tanpa Gejala (OTG)," kata Muzakir, Selasa (12/05/2020).
Tak hanya itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor karena dari hasil pelacakan bahwa pedagang yang terkonfirmasi positif dari identitasnya bukan warga Kota Bogor. "Karena pedagang itu (yang terkonfirmasi positif) ber-KTP Kabupaten Bogor maka kita kordinasikan dengan Dinkes Kabupaten Bogor. Selain itu toko yang bersangkutan juga sudah lebih dulu kita tutup, sedangkan untuk toko lainnya yang satu lantai dengannya baru akan dilakukan penutupan nanti malam," ujarnya.
Selain menutup sementara lantai satu gedung Pasar Bogor, juga berencana menggelar swab test susulan terhadap anak, istri, karyawan toko, dan juga pedagang-pedagang di sekeliling kios tersebut."Diperkirakan hari ini ada 20 orang yang menjalani swab test susulan, semoga tidak ada penambahan kasus Covid-19 dari klaster Pasar Bogor ini," harapnya.
Muazkkir menambahkan, pedagang yang terkonfirmasi Covid-19 itu sebelum menjalani swab test, tepatnya sebelum puasa sempat mengeluhkan demam. Namun demam tersebut hanya terjadi beberapa hari. "Kemudian pedagang itu juga tidak mengalami gejala lain, sehingga aktivitasnya tidak banyak terganggu. Kita masih akan menelusuri terkena-nya di mana, apakah di pasar. Atau mungkin di seputar rumahnya, karena informasinya daerah perumahan sana aktivitas masih ramai, tarawih juga masih ramai," terangnya.
Setelah adanya temuan kasus terkonfirmasi positif, pihaknya juga menghimbau kepada pedagang di Pasar Bogor lainnya untuk bisa mematuhi protokol kesehatan. Tak hanya mewajibkan penggunaan masker, Perumda Pasar Pakuan Jaya juga, meminta masyarakat untuk menggunakan sarung tangan di lingkungan pasar.
"Pembatasan ini mau enggak mau harus terus berlaku. Jaga jarak, wajib pakai masker, terus kita monitor. Sebetulnya di dalam pasar, sudah jauh-jauh hari masyarakat melakukan ini. Jujur kita juga kaget, ada satu pedagang yang kena, penularannya belum tentu di pasar, tetapi kita harus tetap waspada," ucapnya.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan strategi untuk menangani pandemi Covid-19 ini sangat tergantung pada seberapa masif melakukan tes, baik rapid maupun swab test serta seberapa cepat didapatkan hasilnya.
"PSBB tidak ada artinya jika tidak diimbangi dengan tes massal seperti ini. Hari ini Pemkot Bogor berterima kasih sekali karena dibantu BIN dalam pelaksanaan rapid test yang ditindaklanjuti dengan swab test apabila ada indikasi positif atau reaktif. Rapid test yang dilaksanakan tidak dapat berdiri sendiri karena validasi dan akurasinya tidak sekuat swab. Semoga hasilnya baik," katanya, Selasa (12/05/2020).
(hab)