Pengakuan Blak-blakan Laura, PSK Bertubuh Semok yang Terjaring Razia di Bintaro
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Prostitusi online di hotel dan tempat penginapan dibongkar Satpol PP Kota Tangerang Selatan (Tangsel) di kawasan Bintaro Sektor 7, Kecamatan Pondok Aren. Salah satu Pekerja Seks Komersial (PSK) yang digerebek adalah Laura (21).
Laura merupakan salah satu PSK online berbasis aplikasi asal Bekasi. Dari Bekasi, gadis berkulit kuning ini datang ke Tangsel menjajakan tubuhnya yang semok. Dia tampak terdiam duduk di pojok ruang kantor Satpol PP Kota Tangsel, saat menunggu pemeriksaan, Senin (19/10/2020).
"Saya terjaring di Reddoorz Rawa Buntu. Saya nginap 3 hari, jadi barang-barang di situ semua. Saya sebenarnya mengontrak di Alam Sutera. Saya dari Bekasi Selatan," kata Laura. (Baca juga: PSK 17 Tahun di Bintaro Bertarif Rp1 Juta, Layani Tamu hingga 5 Orang Sehari)
Awalnya, gadis lulusan SMP ini membantah bahwa dirinya PSK online. Namun saat ditanya lebih lanjut, dia akhirnya mau bercerita dan mengakui tindak tanduknya.
Laura pun menceritakan sepak terjangnya di dunia esek-esek itu. Dia mengaku telah kehilangan keprawanannya saat berusia 19 tahun. Tetapi bukan direngut oleh hidung belang, melainkan oleh kekasihnya sendiri.
"Saya pertama berhubungan badan dengan pacar. Saat itu usia saya 19 tahun. Sejak itu saya tidak pernah menikmati lagi rasa berhubungan badan. Hanya pasang badan saja. Enggak bisa menikmati," akui Laura. (Baca juga: Gara-gara Parkir 15 Mobil di Depan Rumah, Warga Green Lake City Diduga Dianiaya Sekuriti)
Digauli dengan orang yang tidak dikenal, dan pengalaman selama di ranjang bersama banyak lelaki, buat Laura adalah bagian dari kerja. Tidak ada permainan hati dan perasaan.
Laura memilih bekerja mandiri tanpa ada perantaraan atau mami. Dia bersama rekannya menjajakan diri melalui aplikasi. Dia beralasan bekerja sebagai PSK karena butuh uang cepat dan sesuai kemampuannya.
"Saya sebelumnya bekerja jadi SPG. Pas PSBB, saya kena PHK. Kalau enggak PSBB, ngapain kerja begini. Bayar kontrakan di Alam Sutera Rp800 ribu sebulan," ungkap Laura.
Dengan menjadi PSK online, dia mengaku bisa mendapatkan uang secara cepat. "Enggak ada pekerjaan lain, saya butuh uang," jelasnya. (Lihat juga Info Grafis: Jakarta Diancam Banjir, Tiga Hal Ini Perlu Diantisipasi)
Dia pun menyewa kamar hotel dengan harga per malamnya sekitar Rp250 ribu. Dia lalu stay di kamar hotel menunggu tamu. "Emang sukanya nginap di hotel. Tarifnya sekali main Rp500 ribu per jam. Biasanya kalau pesan lewat aplikasi," katanya.
Paling sepi, kata Laura, sehari hanya menerima dua orang tamu. Rata-rata tamunya masih remaja, sepantaran dirinya. Hanya sedikit lebih tua, antara usia 25 tahun.
Nahas, saat sedang menunggu tamu Laura terjaring razia PSBB Satpol PP Tangsel. Dia diangkut bersama sejumlah PSK online berbasis aplikasi. Diantara mereka, ada yang saling kenal dan biasa terjaring.
Laura merupakan salah satu PSK online berbasis aplikasi asal Bekasi. Dari Bekasi, gadis berkulit kuning ini datang ke Tangsel menjajakan tubuhnya yang semok. Dia tampak terdiam duduk di pojok ruang kantor Satpol PP Kota Tangsel, saat menunggu pemeriksaan, Senin (19/10/2020).
"Saya terjaring di Reddoorz Rawa Buntu. Saya nginap 3 hari, jadi barang-barang di situ semua. Saya sebenarnya mengontrak di Alam Sutera. Saya dari Bekasi Selatan," kata Laura. (Baca juga: PSK 17 Tahun di Bintaro Bertarif Rp1 Juta, Layani Tamu hingga 5 Orang Sehari)
Awalnya, gadis lulusan SMP ini membantah bahwa dirinya PSK online. Namun saat ditanya lebih lanjut, dia akhirnya mau bercerita dan mengakui tindak tanduknya.
Laura pun menceritakan sepak terjangnya di dunia esek-esek itu. Dia mengaku telah kehilangan keprawanannya saat berusia 19 tahun. Tetapi bukan direngut oleh hidung belang, melainkan oleh kekasihnya sendiri.
"Saya pertama berhubungan badan dengan pacar. Saat itu usia saya 19 tahun. Sejak itu saya tidak pernah menikmati lagi rasa berhubungan badan. Hanya pasang badan saja. Enggak bisa menikmati," akui Laura. (Baca juga: Gara-gara Parkir 15 Mobil di Depan Rumah, Warga Green Lake City Diduga Dianiaya Sekuriti)
Digauli dengan orang yang tidak dikenal, dan pengalaman selama di ranjang bersama banyak lelaki, buat Laura adalah bagian dari kerja. Tidak ada permainan hati dan perasaan.
Laura memilih bekerja mandiri tanpa ada perantaraan atau mami. Dia bersama rekannya menjajakan diri melalui aplikasi. Dia beralasan bekerja sebagai PSK karena butuh uang cepat dan sesuai kemampuannya.
"Saya sebelumnya bekerja jadi SPG. Pas PSBB, saya kena PHK. Kalau enggak PSBB, ngapain kerja begini. Bayar kontrakan di Alam Sutera Rp800 ribu sebulan," ungkap Laura.
Dengan menjadi PSK online, dia mengaku bisa mendapatkan uang secara cepat. "Enggak ada pekerjaan lain, saya butuh uang," jelasnya. (Lihat juga Info Grafis: Jakarta Diancam Banjir, Tiga Hal Ini Perlu Diantisipasi)
Dia pun menyewa kamar hotel dengan harga per malamnya sekitar Rp250 ribu. Dia lalu stay di kamar hotel menunggu tamu. "Emang sukanya nginap di hotel. Tarifnya sekali main Rp500 ribu per jam. Biasanya kalau pesan lewat aplikasi," katanya.
Paling sepi, kata Laura, sehari hanya menerima dua orang tamu. Rata-rata tamunya masih remaja, sepantaran dirinya. Hanya sedikit lebih tua, antara usia 25 tahun.
Nahas, saat sedang menunggu tamu Laura terjaring razia PSBB Satpol PP Tangsel. Dia diangkut bersama sejumlah PSK online berbasis aplikasi. Diantara mereka, ada yang saling kenal dan biasa terjaring.
(thm)