Scuba Dilarang, PKL Sebut Pemerintah Jangan Gila
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pedagang masker scuba menyebut pemerintah terlalu mengada-ada dengan menerapkan kebijakan larangan penggunaan masker scuba. Sebab, larangan ini hanya akan membuat pedagang kaki lima (PKL) seperti dirinya kian jerit. Mereka harus merugi lantaran minat masyarakat untuk membeli masker scuba menurun.
“Jangan gila dong. Kemaren diperbolehkan, sekarang engga boleh. Pemerintah plin-plan,” kata Rusdi, (52), pedagang scuba di kawasan Stasiun Rawa Buaya, Selasa (30/9/2020). (Baca juga; Jeritan Pedagang Masker Scuba: Sudah Stok Banyak, Eh Sekarang Dilarang )
Rusdi mengaku sudah bertahun-tahun jualan masker, bahkan jauh sebelum pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Karena itu, dia merasa aneh saat pemerintah mengatur penjualan masker.
Sebab saat pandemik melanda, harga masker medis melambung tinggi. Dirinya kemudian dipaksa menjual masker medis dengan harga murah, namun hal itu sulit, lantaran kala itu harga masker melambung. “Waktu itu saya akhirnya jual scuba aja. Pendapatan Rp 200-300 ribu bisa di dapat,” katanya.
Kini saat scuba telah populer, dia kembali kebingungan dengan penerapan pemerintah ini yang melarang scuba. Padahal dari penjualan, untung scuba tak begitu besar. “Saya beli di asemka Rp40.000 selusin, palingan saya ambil untung Rp20.000 selusin. Itu juga udah paling minim,” katanya.
Saat ini setelah larangan masker scuba muncul, dirinya mulai kesulitan menjual masker scuba. Peminat masker scuba kian hari kian menurun. “Buat dapat Rp50.000 aja udah untung,” katanya. (Baca juga; BSN Tegaskan SNI Masker Kain Sifatnya Sukarela bukan Wajib )
Atas kebijakan itu, Rusdi berharap pemerintah mempertimbangkannya kembali larangan penggunaan masker scuba. Sebab sejauh ini, dirinya telah rugi lantaran stok masker scuba menumpuk di rumahnya.
“Jangan gila dong. Kemaren diperbolehkan, sekarang engga boleh. Pemerintah plin-plan,” kata Rusdi, (52), pedagang scuba di kawasan Stasiun Rawa Buaya, Selasa (30/9/2020). (Baca juga; Jeritan Pedagang Masker Scuba: Sudah Stok Banyak, Eh Sekarang Dilarang )
Rusdi mengaku sudah bertahun-tahun jualan masker, bahkan jauh sebelum pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Karena itu, dia merasa aneh saat pemerintah mengatur penjualan masker.
Sebab saat pandemik melanda, harga masker medis melambung tinggi. Dirinya kemudian dipaksa menjual masker medis dengan harga murah, namun hal itu sulit, lantaran kala itu harga masker melambung. “Waktu itu saya akhirnya jual scuba aja. Pendapatan Rp 200-300 ribu bisa di dapat,” katanya.
Kini saat scuba telah populer, dia kembali kebingungan dengan penerapan pemerintah ini yang melarang scuba. Padahal dari penjualan, untung scuba tak begitu besar. “Saya beli di asemka Rp40.000 selusin, palingan saya ambil untung Rp20.000 selusin. Itu juga udah paling minim,” katanya.
Saat ini setelah larangan masker scuba muncul, dirinya mulai kesulitan menjual masker scuba. Peminat masker scuba kian hari kian menurun. “Buat dapat Rp50.000 aja udah untung,” katanya. (Baca juga; BSN Tegaskan SNI Masker Kain Sifatnya Sukarela bukan Wajib )
Atas kebijakan itu, Rusdi berharap pemerintah mempertimbangkannya kembali larangan penggunaan masker scuba. Sebab sejauh ini, dirinya telah rugi lantaran stok masker scuba menumpuk di rumahnya.
(wib)