Berkembang saat Pandemi, Usaha Kuliner Ini Rekrut Pekerja Korban PHK
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Tak banyak usaha yang bisa bertahan di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini. Kebanyakan pasrah dan memilih gulung tikar karena terlilit persoalan finansial.
Salah satu yang bertahan adalah jenis usaha kuliner, tentunya yang digemari masyarakat dan didukung pula kreativitas tim pemasaran.
Seperti halnya usaha kuliner "Se'i Sapiku" yang berada di Jalan Wana Kencana 2, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel). (Baca juga: WHO Sahkan Protokol untuk Uji Klinis Obat Herbal Covid-19)
Di sana tercatat, ada sekitar 30 orang muda-mudi yang direkrut untuk mengelola usaha. Mereka adalah mantan pekerja dari berbagai bidang yang belum lama ini mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi.
Salah satu pekerjanya bernama Vivi Nadia Putri. Sebelum bergabung di Se'i Sapiku, Vivi telah menganggur selama selama 5 bulan. Dia di PHK dari salah satu usaha loundry akibat perusahaan itu tak lagi sanggup membayar gaji karyawan. Padahal kebutuhan sehari-hari keluarganya sangat bergantung dari gaji bekerja di sana.
"Sudah 5 bulanan ini nganggur, makanya pas ada informasi di sosmed kalau resto ini buka lowongan untuk mereka yang di PHK, saya langsung cepat melamar. Alhamdulillah diterima langsung," ungkap Vivi di lokasi, Minggu (20/9/2020). (Baca juga: BMKG Duga Suara Dentuman di Wilayah Jaksel dan Jaktim Bersumber dari Petir)
Meski hanya memiliki keahlian terbatas untuk urusan kuliner, namun kebijaksanaan manajemen Se'i Sapiku membuatnya bisa belajar beradaptasi secara cepat. Dengan mata berkaca-kaca, Vivi pun mengungkap rasa bahagianya bisa bekerja kembali demi menghidupi keluarga di rumah.
"Saya harus bantu suami, karena enggak cukup kan kalau hanya mengandalkan penghasilan dari sekuriti. Saya punya anak kecil juga, jadi butuh biaya tambahan. Saya bersyukur banget bisa bekerja di sini, karena situasi sekarang serba sulit untuk cari kerja," ucapnya.
Salah satu pekerja lainnya di bagian dapur, Andri Suhantoro, mengaku, memang saat waktu melamar kerja di Se'i Sapiku pihak manajemen memberi seleksi spesial bagi mereka yang menganggur akibat di PHK.
Meski awalnya sempat pesimis, karena persaingan antar pelamar cukup ketat. "Saya beruntung, waktu melamar kan banyak, tapi karena saya statusnya habis di PHK terus akhirnya saya diterima di sini," ucapnya.
Pihak pengelola menuturkan, sengaja mencari pelayan dari mereka yang baru saja di PHK imbas pandemi. Selain untuk membantu kepada sesama, namun upaya itu dianggap bisa membangkitkan semangat baru bagi masing-masing karyawannya dalam bekerja.
"Kemarin memang sampai 700-an orang yang daftar, terus karena kita butuhnya terbatas, akhirnya kita terima yang statusnya terkena PHK saja. Ya sekalian untuk motif sosial, dan juga biasanya mereka kan punya semangat berlipat saat dipekerjakan kembali," tutur M Taslim Rachim, pemilik usaha kuliner Se'i Sapiku.
Dilanjutkan Taslim, situasi pandemi saat ini justru membuat bisnis usaha kulinernya berkembang pesat. Kata dia, faktor utama yang berpengaruh adalah teknik pemasaran digital serta berbagai promo yang diberikan kepada pelanggan.
"Kalau mau bergantung sama situasi pandemi terus, lalu mau menunggu sampai kapan?. Kita harus bergerak mencari peluang, kan dari UMKM seperti kuliner ini bisa membantu perekonomian negara juga kan. Kuncinya ada di strategi marketingnya, bener-bener kita kencengin di medsos, promo dan sebagainya," pungkasnya.
Salah satu yang bertahan adalah jenis usaha kuliner, tentunya yang digemari masyarakat dan didukung pula kreativitas tim pemasaran.
Seperti halnya usaha kuliner "Se'i Sapiku" yang berada di Jalan Wana Kencana 2, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel). (Baca juga: WHO Sahkan Protokol untuk Uji Klinis Obat Herbal Covid-19)
Di sana tercatat, ada sekitar 30 orang muda-mudi yang direkrut untuk mengelola usaha. Mereka adalah mantan pekerja dari berbagai bidang yang belum lama ini mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi.
Salah satu pekerjanya bernama Vivi Nadia Putri. Sebelum bergabung di Se'i Sapiku, Vivi telah menganggur selama selama 5 bulan. Dia di PHK dari salah satu usaha loundry akibat perusahaan itu tak lagi sanggup membayar gaji karyawan. Padahal kebutuhan sehari-hari keluarganya sangat bergantung dari gaji bekerja di sana.
"Sudah 5 bulanan ini nganggur, makanya pas ada informasi di sosmed kalau resto ini buka lowongan untuk mereka yang di PHK, saya langsung cepat melamar. Alhamdulillah diterima langsung," ungkap Vivi di lokasi, Minggu (20/9/2020). (Baca juga: BMKG Duga Suara Dentuman di Wilayah Jaksel dan Jaktim Bersumber dari Petir)
Meski hanya memiliki keahlian terbatas untuk urusan kuliner, namun kebijaksanaan manajemen Se'i Sapiku membuatnya bisa belajar beradaptasi secara cepat. Dengan mata berkaca-kaca, Vivi pun mengungkap rasa bahagianya bisa bekerja kembali demi menghidupi keluarga di rumah.
"Saya harus bantu suami, karena enggak cukup kan kalau hanya mengandalkan penghasilan dari sekuriti. Saya punya anak kecil juga, jadi butuh biaya tambahan. Saya bersyukur banget bisa bekerja di sini, karena situasi sekarang serba sulit untuk cari kerja," ucapnya.
Salah satu pekerja lainnya di bagian dapur, Andri Suhantoro, mengaku, memang saat waktu melamar kerja di Se'i Sapiku pihak manajemen memberi seleksi spesial bagi mereka yang menganggur akibat di PHK.
Meski awalnya sempat pesimis, karena persaingan antar pelamar cukup ketat. "Saya beruntung, waktu melamar kan banyak, tapi karena saya statusnya habis di PHK terus akhirnya saya diterima di sini," ucapnya.
Pihak pengelola menuturkan, sengaja mencari pelayan dari mereka yang baru saja di PHK imbas pandemi. Selain untuk membantu kepada sesama, namun upaya itu dianggap bisa membangkitkan semangat baru bagi masing-masing karyawannya dalam bekerja.
"Kemarin memang sampai 700-an orang yang daftar, terus karena kita butuhnya terbatas, akhirnya kita terima yang statusnya terkena PHK saja. Ya sekalian untuk motif sosial, dan juga biasanya mereka kan punya semangat berlipat saat dipekerjakan kembali," tutur M Taslim Rachim, pemilik usaha kuliner Se'i Sapiku.
Dilanjutkan Taslim, situasi pandemi saat ini justru membuat bisnis usaha kulinernya berkembang pesat. Kata dia, faktor utama yang berpengaruh adalah teknik pemasaran digital serta berbagai promo yang diberikan kepada pelanggan.
"Kalau mau bergantung sama situasi pandemi terus, lalu mau menunggu sampai kapan?. Kita harus bergerak mencari peluang, kan dari UMKM seperti kuliner ini bisa membantu perekonomian negara juga kan. Kuncinya ada di strategi marketingnya, bener-bener kita kencengin di medsos, promo dan sebagainya," pungkasnya.
(thm)