PSBB Jakarta Kembali ke Awal

Kamis, 10 September 2020 - 05:59 WIB
loading...
A A A
Namun, ketika PSBB transisi dilakukan pada 10 April, peningkatan jumlah kasus terus mengalami peningkatan dan ambang batas persentase rumah tidur rumah sakit sekitar 4.053 nyaris tidak mampu lagi menampung pasien. "Bila angka naik terus, 17 September kamar isolasi rumah sakit penuh dan tidak bisa lagi menampung pasien positif Covid-19 di Jakarta," kata Anies di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (9/9/2020).

Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta bisa saja menambah persentase kapasitas rumah sakit. Namun, sekali lagi ditegaskan, apabila tidak dibarengi dengan pengawasan ketat, peningkatan kapasitas akan percuma. Karena itulah, Pemprov DKI Jakarta menarik rem darurat PSBB transisi dan mengembalikan PSBB seperti pada awal pandemi.

Selain menghentikan kegiatan perkantoran, seluruh tempat pariwisata dan hiburan di Jakarta yang telah beroperasi pada masa PSBB transisi terpaksa harus tutup kembali pada Senin, 14 September mendatang. Pada kegiatan usaha makanan juga tidak diperbolehkan untuk makan di tempat.

"Tempat-tempat hiburan akan ditutup, kegiatan yang dikelola oleh Pemprov DKI seperti Ragunan, Monas, Ancol, taman-taman kota, dan kegiatan langsung (dilakukan) di rumah seperti yang sudah berlangsung selama ini," kata Anies. (Baca juga: Penerapan IoT Bisa Cegah Penularan Covid-19)

Untuk kegiatan usaha makanan, restoran ataupun kafe, menurut Anies, diperbolehkan beroperasi, tetapi tidak diperbolehkan untuk menerima pengunjung makan di lokasi. "Jadi pesanan diambil, pesanan diantar, tapi tidak makan di lokasi karena kita menemukan di tempat-tempat inilah terjadi interaksi yang mengantarkan pada penularan," sebutnya.

Kontribusi Jawa-Bali

Tim Pakar Penanganan Satuan Tugas Covid-19 , Dewi Nur Aisyah, mengungkapkan,Pulau Jawa dan Bali berkontribusi tertinggi pada jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air. Kontribusi kedua pulau tersebut sebesar 64,2% dari jumlah akumulasi kasus Covid-19 di negeri ini. ”Jadi memang cukup besar kontribusinya, sebesar 64,2%, yaitu dengan jumlah total kasus 104.590 ini per tanggal 6 September 20202,” papar Dewi dalam diskusi di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, kemarin. (Baca juga: Lebih dari 1 Miliar Orang Beresiko Mengungsi Pada 2050)

Walaupun kontribusi Pulau Sumatera menempati posisi kedua, 11,3%, persentase ini hampir enam kali lipat dari kontribusi Pulau Jawa dan Bali. Dewi pun menjelaskan bahwa kasus aktif adalah jumlah kasus yang menggambarkan orang positif Covid-19 yang sedang dirawat di rumah sakit atau isolasi mandiri. “Jadi, kasus aktif itu memang adalah jumlah kasus yang menggambarkan jumlah orang yang sedang sakit. Bisa bentuknya sedang dirawat di rumah sakit, isolasi mandiri, namun memang artinya sedang sakit nih,” urainya.

Dewi mengungkapkan, Jawa-Bali menyumbangkan angka kematian Covid-19 tertinggi di Tanah Air. Kedua pulau ini menyumbangkan 4,82% dengan jumlah kasus kematian di Jawa-Bali sebesar 5.518 orang per 6 September 2020. “Kita bisa melihat angka kematian. Memang kalau kita lihat angka kematian yang tertinggi memang di Pulau Jawa dan Bali yaitu 4,82%,” katanya.

Jumlah angka kematian dari kontribusi Jawa-Bali ini memengaruhi persentase dari angka kematian secara nasional. Total, angka persentase kematian nasional saat ini 4,1% dari 8.230 kematian per 8 September 2020. ‘’Ini kontribusi kematiannya bisa jadi memang lebih tinggi dari Jawa dan Bali yang akan memengaruhi juga angka nasional,” ucap Dewi. (Lihat videonya: Limbah Medis Rumah Sakit Cemari Sungai Cisadane)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1361 seconds (0.1#10.140)