Ribuan Nelayan Bantu TNI AL Bongkar Pagar Laut Misterius di Pesisir Utara Tangerang
loading...
A
A
A
TANGERANG - Lebih dari 1.115 nelayan di pesisir utara Kabupaten Tangerang, Banten, berkolaborasi dengan TNI Angkatan Laut membongkar pagar laut misterius yang telah mengganggu aktivitas mereka saat melaut. Para nelayan berharap agar pembongkaran pagar tersebut dilakukan secara total, agar mereka bisa kembali melaut dengan lebih leluasa.
Ratusan nelayan dari Pulau Cangkir, Kecamatan Keronjo, Kabupaten Tangerang, yang sehari-hari menggunakan perahu untuk mencari ikan, melakukan konvoi menuju tengah laut untuk membantu TNI Angkatan Laut dalam usaha pembongkaran pagar laut tersebut.
Pembongkaran pagar ini merupakan tindak lanjut dari upaya yang telah dilakukan oleh TNI Angkatan Laut pada Sabtu (18/1/2025) pekan lalu, yang dipimpin oleh Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut III Jakarta, Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto. Saat itu, TNI AL berhasil membongkar sepanjang 2,2 kilometer pagar laut misterius di Pantai Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga.
Udin, salah seorang nelayan Pulau Cangkir, menyatakan bahwa pagar laut yang mengganggu aktivitas mereka saat mencari ikan memang sudah seharusnya dibongkar secara total.
"Dengan dibongkarnya pagar laut misterius ini, kami bisa bernapas lega saat mencari ikan. Selain tidak merusak perahu kami, jangkauan untuk mencari ikan juga kembali lebih luas," ujarnya, Rabu (22/1/2025).
Para nelayan berharap pembongkaran total ini akan mengembalikan kenyamanan dan keamanan bagi mereka yang menggantungkan hidup dari laut. Keberadaan pagar laut yang sempat menghambat pergerakan kapal nelayan dinilai telah menurunkan efisiensi dalam mencari ikan, sehingga upaya pembongkaran ini diharapkan bisa memperbaiki kondisi tersebut.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pung Nugroho Saksono mengungkapkan sebanyak 233 kapal nelayan turut berpartisipasi dalam aksi pencabutan pagar laut sepanjang 30 km yang terpasang di wilayah perairan Tangerang, Banten.
Pung juga mengungkapkan kegiatan tersebut merupakan langkah kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI Angkatan Laut (TNI AL), Polair, Bakamla, dan masyarakat setempat.
"Kami memulai aksi ini dari pantai Tanjung Pasir. Pagi ini, semua pihak sedang bersiap untuk melanjutkan pencabutan pagar laut yang mengganggu aktivitas nelayan," kata Pung dalam keterangannya, Rabu (22/1/2025).
Sementara itu, Pung mengatakan keberadaan pagar laut sepanjang 30 km ini menyulitkan nelayan untuk melaut. Mereka harus mencari jalur alternatif untuk melaut, yang menyebabkan peningkatan konsumsi bahan bakar. Sehingga, dia menegaskan pembongkaran ini demi mengembalikan akses nelayan ke laut.
Pung mengatakan proses pencabutan pagar melibatkan lebih dari ratusan orang, termasuk aparat dan masyarakat. Kegiatan ini menunjukkan sinergi dan solidaritas yang kuat antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat pesisir.
Menurutnya, pembongkaran pagar laut ini diharapkan selesai dalam waktu dekat dan memberikan dampak positif bagi para nelayan yang bergantung pada laut sebagai sumber penghidupan.
"Kolaborasi ini membuktikan bahwa dengan kerja sama yang solid, kita bisa menyelesaikan masalah bersama. Kehadiran 233 kapal nelayan dalam aksi ini adalah wujud nyata solidaritas," katanya.
Ratusan nelayan dari Pulau Cangkir, Kecamatan Keronjo, Kabupaten Tangerang, yang sehari-hari menggunakan perahu untuk mencari ikan, melakukan konvoi menuju tengah laut untuk membantu TNI Angkatan Laut dalam usaha pembongkaran pagar laut tersebut.
Pembongkaran pagar ini merupakan tindak lanjut dari upaya yang telah dilakukan oleh TNI Angkatan Laut pada Sabtu (18/1/2025) pekan lalu, yang dipimpin oleh Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut III Jakarta, Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto. Saat itu, TNI AL berhasil membongkar sepanjang 2,2 kilometer pagar laut misterius di Pantai Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga.
Udin, salah seorang nelayan Pulau Cangkir, menyatakan bahwa pagar laut yang mengganggu aktivitas mereka saat mencari ikan memang sudah seharusnya dibongkar secara total.
"Dengan dibongkarnya pagar laut misterius ini, kami bisa bernapas lega saat mencari ikan. Selain tidak merusak perahu kami, jangkauan untuk mencari ikan juga kembali lebih luas," ujarnya, Rabu (22/1/2025).
Para nelayan berharap pembongkaran total ini akan mengembalikan kenyamanan dan keamanan bagi mereka yang menggantungkan hidup dari laut. Keberadaan pagar laut yang sempat menghambat pergerakan kapal nelayan dinilai telah menurunkan efisiensi dalam mencari ikan, sehingga upaya pembongkaran ini diharapkan bisa memperbaiki kondisi tersebut.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pung Nugroho Saksono mengungkapkan sebanyak 233 kapal nelayan turut berpartisipasi dalam aksi pencabutan pagar laut sepanjang 30 km yang terpasang di wilayah perairan Tangerang, Banten.
Pung juga mengungkapkan kegiatan tersebut merupakan langkah kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI Angkatan Laut (TNI AL), Polair, Bakamla, dan masyarakat setempat.
"Kami memulai aksi ini dari pantai Tanjung Pasir. Pagi ini, semua pihak sedang bersiap untuk melanjutkan pencabutan pagar laut yang mengganggu aktivitas nelayan," kata Pung dalam keterangannya, Rabu (22/1/2025).
Sementara itu, Pung mengatakan keberadaan pagar laut sepanjang 30 km ini menyulitkan nelayan untuk melaut. Mereka harus mencari jalur alternatif untuk melaut, yang menyebabkan peningkatan konsumsi bahan bakar. Sehingga, dia menegaskan pembongkaran ini demi mengembalikan akses nelayan ke laut.
Pung mengatakan proses pencabutan pagar melibatkan lebih dari ratusan orang, termasuk aparat dan masyarakat. Kegiatan ini menunjukkan sinergi dan solidaritas yang kuat antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat pesisir.
Menurutnya, pembongkaran pagar laut ini diharapkan selesai dalam waktu dekat dan memberikan dampak positif bagi para nelayan yang bergantung pada laut sebagai sumber penghidupan.
"Kolaborasi ini membuktikan bahwa dengan kerja sama yang solid, kita bisa menyelesaikan masalah bersama. Kehadiran 233 kapal nelayan dalam aksi ini adalah wujud nyata solidaritas," katanya.
(abd)