Transportasi Belum Terintegrasi, Jalur Sepeda Dinilai Tak Efektif
A
A
A
JAKARTA - Jalur sepeda saat ini dianggap tidak efektif dan sangat membahayakan. Jalur sepeda yang bercampur dengan kendaraan lain tidak memberi jaminan keselamatan.
Anggota DPRD DKI Jakarta , Yuke Yurike mengatakan, jalur sepeda itu efektif apabila angkutan umumnya sudah saling terintegrasi. Sehingga, sepeda hanya menjadi sebuah instrumen transportasi yang melengkapi moda angkutan umum. Baik awal ataupun akhir perjalanan.
Saat ini, kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, jalur sepeda yang ada tidak dibarengi dengan peningkatan layanan angkutan umum yang saling terintegrasi. Akibatnya masyarakat enggan menggunakan sepeda.
"Banyak masyarakat yang meminta agar jalur sepeda bisa digunakan kendaraan bermotor lantaran tidak ada pesepeda," kata Yuke di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirin, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Selain itu, lanjut Yuke, faktor keamanan dan keselamatan pesepeda belum terjamin di jalur sepeda yang menyatu dengan jalan raya saat ini. Hanya menggunakan pembatas crown penggguna kendaraan berpeluang menyenggol pesepeda.
"Jalur Transjakarta saja yang dibatasi baricade beton itu sering ditabrak. Apalagi hanya pakai crown," jelasnya. (Baca Juga: Sanksi Tegas bagi Pelanggar Jalur Sepeda
Yuke tidak yakin bila Pemprov DKI Jakarta mengklaim bahwa ada peningkatan hingga 500 persen pengguna sepeda pasca adanya jalur sepeda. Dia pun akan memanggil Dinas Perhubungan untuk menjelaskan hal itu.
"Kalau naik 500 persen itu kelihatan di mata. Masyarakat saja sering mengeluhkan sepinya jalur sepeda yang justru menambah kemacetan," pungkasnya.
Anggota DPRD DKI Jakarta , Yuke Yurike mengatakan, jalur sepeda itu efektif apabila angkutan umumnya sudah saling terintegrasi. Sehingga, sepeda hanya menjadi sebuah instrumen transportasi yang melengkapi moda angkutan umum. Baik awal ataupun akhir perjalanan.
Saat ini, kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, jalur sepeda yang ada tidak dibarengi dengan peningkatan layanan angkutan umum yang saling terintegrasi. Akibatnya masyarakat enggan menggunakan sepeda.
"Banyak masyarakat yang meminta agar jalur sepeda bisa digunakan kendaraan bermotor lantaran tidak ada pesepeda," kata Yuke di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirin, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Selain itu, lanjut Yuke, faktor keamanan dan keselamatan pesepeda belum terjamin di jalur sepeda yang menyatu dengan jalan raya saat ini. Hanya menggunakan pembatas crown penggguna kendaraan berpeluang menyenggol pesepeda.
"Jalur Transjakarta saja yang dibatasi baricade beton itu sering ditabrak. Apalagi hanya pakai crown," jelasnya. (Baca Juga: Sanksi Tegas bagi Pelanggar Jalur Sepeda
Yuke tidak yakin bila Pemprov DKI Jakarta mengklaim bahwa ada peningkatan hingga 500 persen pengguna sepeda pasca adanya jalur sepeda. Dia pun akan memanggil Dinas Perhubungan untuk menjelaskan hal itu.
"Kalau naik 500 persen itu kelihatan di mata. Masyarakat saja sering mengeluhkan sepinya jalur sepeda yang justru menambah kemacetan," pungkasnya.
(mhd)