Uang dan Bosan Tinggal dengan Orang Tua, Faktor Remaja Jadi PSK Kalibata City
A
A
A
JAKARTA - Penyidik Polres Jakarta Selatan menemukan para korban dan tersangka dalam kasus prostitusi online di Apartemen Kalibata City adalah remaja putus sekolah.
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Bastoni Purnama mengatakan, tersangka maupun korban tinggal di satu kamar Apartemen Kalibata City. Mereka menyewa dengan sistem harian sebesar Rp350.000.
Dalam kasus ini terdapat tiga korban masih di bawah umur. Mereka adalah JO (15), AS (17), dan NA (15) yang diduga putus sekolah. (Baca juga: Bongkar Jaringan Prostitusi, Tiap Kamar di Kalibata City Bakal Dirazia)
Bastoni menyebutkan korban tergiur dengan iming-iming para tersangka yang menjanjikan uang banyak. Selain itu, faktor bosan tinggal dengan orang tua menjadi alasan bagi korban untuk menetap di Kalibata City. "Iya, rata-rata korban putus sekolah karena faktor ekonomi juga mereka bosan kemudian lari dari orang tuanya," ujarnya, Kamis (30/1/2020).
Polisi baru menemukan tiga korban dalam kasus ini dan melakukan pengembangan guna mencari kemungkinan adanya korban lain. "Kami kembangkan dari keterangan saksi-saksi maupun media sosial, dari ponsel juga. Kemungkinan juga dari pelaku lain yang pernah berhubungan dengan korban nanti akan kita mintai keterangan," kata kapolres.
Untuk korban JO sedang menjalani proses pengobatan baik fisik maupun psikis. Tentunya ada proses trauma healing guna mengembalikan kesehatan jiwa korban. "Korban dalam proses pengobatan atau pendampingan untuk psikologi, trauma healing, juga memperbaiki kesehatan sekaligus kondisi kejiwaannya," ujarnya.
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Bastoni Purnama mengatakan, tersangka maupun korban tinggal di satu kamar Apartemen Kalibata City. Mereka menyewa dengan sistem harian sebesar Rp350.000.
Dalam kasus ini terdapat tiga korban masih di bawah umur. Mereka adalah JO (15), AS (17), dan NA (15) yang diduga putus sekolah. (Baca juga: Bongkar Jaringan Prostitusi, Tiap Kamar di Kalibata City Bakal Dirazia)
Bastoni menyebutkan korban tergiur dengan iming-iming para tersangka yang menjanjikan uang banyak. Selain itu, faktor bosan tinggal dengan orang tua menjadi alasan bagi korban untuk menetap di Kalibata City. "Iya, rata-rata korban putus sekolah karena faktor ekonomi juga mereka bosan kemudian lari dari orang tuanya," ujarnya, Kamis (30/1/2020).
Polisi baru menemukan tiga korban dalam kasus ini dan melakukan pengembangan guna mencari kemungkinan adanya korban lain. "Kami kembangkan dari keterangan saksi-saksi maupun media sosial, dari ponsel juga. Kemungkinan juga dari pelaku lain yang pernah berhubungan dengan korban nanti akan kita mintai keterangan," kata kapolres.
Untuk korban JO sedang menjalani proses pengobatan baik fisik maupun psikis. Tentunya ada proses trauma healing guna mengembalikan kesehatan jiwa korban. "Korban dalam proses pengobatan atau pendampingan untuk psikologi, trauma healing, juga memperbaiki kesehatan sekaligus kondisi kejiwaannya," ujarnya.
(jon)