Ditata Ulang, Pemprov DKI Akan Kembalikan Kejayaan Jalan Sabang
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta akan kembali menata kawasan Jalan Sabang , Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Penataan ini menjadi satu rangkaian dengan Jalan Wahid Hasyim dan Jalan Jaksa.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Cucu Kurnia memastikan penataan Jalan Sabang tidak akan merugikan siapa pun. Konsep penataan bertema ‘Bang Jaim’, tokoh tuan tanah di sekitar Jalan Sabang. “Kita kembalikan Jalan Sabang seperti masa kejayaannya di tahun ‘70-’80-an,” kata Cucu kepada KORANSINDO kemarin.
Dia menjelaskan, Jalan Sabang, Wahid Hasyim, dan Jalan Jaksa akan menjadi satu ke satuan penataan, dimana akan ada restoran, penginapan, dan tempat hiburan. Soal waktu penataan, kata dia, pihaknya belum mengetahui karena masih dalam tahap pengkajian di bawah Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan. “Prinsipnya tidak ada yang dirugikan. Semuanya win-win solustion,” pungkas nya.
Sebelumnya Pemprov DKI Jakarta melakukan revitalisasi di kawasan Jalan Sabang dengan menerapkan sistem satu arah dan perbaikan jalur pedestrian (trotoar). Dengan harapan, ada peningkatan kinerja lalulintas dan memberikan budaya baru yaitu TSM (Transportasi Sehat Merakyat) melalui peningkatan pejalan kaki dan penggunaan publik transportasi. (Baca: DPRD DKI Dukung Revitalisasi Trotoar Berkonsep Complete Street)
Jalan Sabang, kawasan ini dekat pusat perbelanjaan Sarinah dan Djakarta Theatre yang bisa menjadi tempat nongkrong masyarakat sekitar. Lalu lintas di kawasan ini cukup padat mengingat lokasinya berdekatan dengan gedung-gedung perkantoran.
Selain itu, setiap malamnyapara pedagang kaki lima jugamengokupansi jalur pedes tri -an, terutama di sebelah pusatperbelanjaan Sarinah yang me -nyebabkan pejalan kaki sulitber jalan dengan nyaman.
Seiring dengan penataan ter -sebut, sejumlah warga dan pe -milik usaha melakukan pro tes.Ketua Paguyuban Peng usa ha Ja -lan Sabang, Ganepo Dewi Sutan,mengungkapkan akan ada duakebijakan yang dite rap kan di ka -wasan Sabang. Per ta ma, pene -rap an parkir paralel me manjang.Kedua, penerapan PKL di se pan -jang trotoar Sa bang.
“Rencananya di sebelah ka -nan PKL dan sebelah kiri untukparkir paralel, trotoarnya bu -kan serong lagi tapi paralel. Iturencana eksekusinya, tapi ka -pan diterapin belum tahu; kalausu dah diterapin, kita bakal su -sah untuk menolak,” ujar Ganepo saat pengaduan kepada Ketua DPRD DKI Jakarta PrasetioEdi Marsudi di Gedung DPRD kemarin. (Baca juga: DKI Akan SUlap Kemang Jadi Kawasan Urban Dinamis)
Dia dan beberapa warga Sabang lainnya juga mengeluhkan banyak PKL yang kini tidak bisa diatur. Menurut dia, dulu PKL Sabang hanya boleh berjualan di atas pukul 19.00 WIB, tapi sekarang dari siang mereka sudah jualan. “Kita sebagai warga tidak pernah diberi tahu mengenai hal ini. Sekarang sudah semakin banyak saja PKL,” beber nya.
Penataan kawasan Jalan Sabang yang saat ini dilakukan saja, kata dia, sudah merugikan sejumlah pemilik usaha yang notabenenya berusia puluhan tahun. Omzetnya menurun sejak ada kebijakan tersebut. Kemudian, kini akan ada penambahan PKL yang dia prediksi akan menurunkan omzet sekitar 30-40%. “Kalau nanti jadi 80% diisi PKL, kami pengusaha sesungguhnya yang bayar pajakPBB dan restoran merasakan sekali dampak kebijakan ini,” ungkap pemilik warung makan ini.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo berjanji akan memanggil pihak terkait agar rencana tersebut tidak dilanjutkan. Prinsipnya dia sepakat penataan trotoar dilakukan, namun jangan malah menimbulkan masalah baru. Seperti yang terjadi di kawasan Kemang dan Cikini, Jakarta Pusat. “Kalau Jalan Sudirman-Thamrin itu bagus dilebarkan. Tapi kalau seperti Kemang dan Cikini, justru menambah polusi karena macet,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Cucu Kurnia memastikan penataan Jalan Sabang tidak akan merugikan siapa pun. Konsep penataan bertema ‘Bang Jaim’, tokoh tuan tanah di sekitar Jalan Sabang. “Kita kembalikan Jalan Sabang seperti masa kejayaannya di tahun ‘70-’80-an,” kata Cucu kepada KORANSINDO kemarin.
Dia menjelaskan, Jalan Sabang, Wahid Hasyim, dan Jalan Jaksa akan menjadi satu ke satuan penataan, dimana akan ada restoran, penginapan, dan tempat hiburan. Soal waktu penataan, kata dia, pihaknya belum mengetahui karena masih dalam tahap pengkajian di bawah Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan. “Prinsipnya tidak ada yang dirugikan. Semuanya win-win solustion,” pungkas nya.
Sebelumnya Pemprov DKI Jakarta melakukan revitalisasi di kawasan Jalan Sabang dengan menerapkan sistem satu arah dan perbaikan jalur pedestrian (trotoar). Dengan harapan, ada peningkatan kinerja lalulintas dan memberikan budaya baru yaitu TSM (Transportasi Sehat Merakyat) melalui peningkatan pejalan kaki dan penggunaan publik transportasi. (Baca: DPRD DKI Dukung Revitalisasi Trotoar Berkonsep Complete Street)
Jalan Sabang, kawasan ini dekat pusat perbelanjaan Sarinah dan Djakarta Theatre yang bisa menjadi tempat nongkrong masyarakat sekitar. Lalu lintas di kawasan ini cukup padat mengingat lokasinya berdekatan dengan gedung-gedung perkantoran.
Selain itu, setiap malamnyapara pedagang kaki lima jugamengokupansi jalur pedes tri -an, terutama di sebelah pusatperbelanjaan Sarinah yang me -nyebabkan pejalan kaki sulitber jalan dengan nyaman.
Seiring dengan penataan ter -sebut, sejumlah warga dan pe -milik usaha melakukan pro tes.Ketua Paguyuban Peng usa ha Ja -lan Sabang, Ganepo Dewi Sutan,mengungkapkan akan ada duakebijakan yang dite rap kan di ka -wasan Sabang. Per ta ma, pene -rap an parkir paralel me manjang.Kedua, penerapan PKL di se pan -jang trotoar Sa bang.
“Rencananya di sebelah ka -nan PKL dan sebelah kiri untukparkir paralel, trotoarnya bu -kan serong lagi tapi paralel. Iturencana eksekusinya, tapi ka -pan diterapin belum tahu; kalausu dah diterapin, kita bakal su -sah untuk menolak,” ujar Ganepo saat pengaduan kepada Ketua DPRD DKI Jakarta PrasetioEdi Marsudi di Gedung DPRD kemarin. (Baca juga: DKI Akan SUlap Kemang Jadi Kawasan Urban Dinamis)
Dia dan beberapa warga Sabang lainnya juga mengeluhkan banyak PKL yang kini tidak bisa diatur. Menurut dia, dulu PKL Sabang hanya boleh berjualan di atas pukul 19.00 WIB, tapi sekarang dari siang mereka sudah jualan. “Kita sebagai warga tidak pernah diberi tahu mengenai hal ini. Sekarang sudah semakin banyak saja PKL,” beber nya.
Penataan kawasan Jalan Sabang yang saat ini dilakukan saja, kata dia, sudah merugikan sejumlah pemilik usaha yang notabenenya berusia puluhan tahun. Omzetnya menurun sejak ada kebijakan tersebut. Kemudian, kini akan ada penambahan PKL yang dia prediksi akan menurunkan omzet sekitar 30-40%. “Kalau nanti jadi 80% diisi PKL, kami pengusaha sesungguhnya yang bayar pajakPBB dan restoran merasakan sekali dampak kebijakan ini,” ungkap pemilik warung makan ini.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo berjanji akan memanggil pihak terkait agar rencana tersebut tidak dilanjutkan. Prinsipnya dia sepakat penataan trotoar dilakukan, namun jangan malah menimbulkan masalah baru. Seperti yang terjadi di kawasan Kemang dan Cikini, Jakarta Pusat. “Kalau Jalan Sudirman-Thamrin itu bagus dilebarkan. Tapi kalau seperti Kemang dan Cikini, justru menambah polusi karena macet,” pungkasnya.
(ysw)