Jalanan Jakarta Sepi, Pengendara Jadi Sasaran Empuk Pelaku Kriminalitas

JAKARTA - Aksi perampokan disertai pembunuhan sadis terjadi di Jalan Gurame, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (30/4/2020). Korban merupakan seorang sopir taksi online yang dijebak tersangka (Irham) dengan berpura-pura memesan jasa transportasi tersebut.

Menanggapi kejadian itu, Kriminolog dari Univeraitas Indonesia (UI) Ferdinan Andi Lolo mengimbau warga agar lebih berhati-hati terhadap aksi kejahatan. Sebab di tengah masa tanggap darurat Covid-19 seperti saat ini, peluang seseorang melakukan kejahatan sangat besar.

Terlebih adanya kebijakan Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB), secara langsung berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat. (Baca juga: Motif Pembunuhan Sopir Taksi Online, Pelaku Ngaku Terlilit Utang Usai Istri Melahirkan)

"Tanggap darurat Covid-19 dapat dilihat sebagai jendela kesempatan bagi pelaku kejahatan dan menjadi penyebab orang melakukan kejahatan," ujar Ferdinand saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (2/5/2020).

Dalam situasi saat ini, konsentrasi aparat keamanan juga terbelah, sehingga melandasi pelaku berani berbuat kriminalitas. (Baca juga: Diduga Korban Begal, Sopir Taksi Online Ditemukan Tewas di Rawamangun)

"Kondisi jalan yang lebih lengang karena PSBB serta aparat keamanan yang terbagi konsentrasinya menjadi beberapa faktor yang dapat memotivasi pelaku," kata Ferdinand.

Adapun sasaran dari para pelaku kejahatan di tengah pandemi Covid-19 tidak lain adalah para pengendara yang tengah berada di jalan. Mereka menjadi target empuk kejahatan karena kondisi jalan yang lengang dan para pengendara cenderung tidak memeperhatikan ancaman di sekitar.

"Target berada dalam ruangan sempit, fokusnya ke jalan. Tangan yang memegang kemudi serta tidak mengantisipasi adanya serangan membuat ia (pengendara) menjadi sasaran yang relatif mudah," pungkasnya.