Diminta Minta Maaf oleh Poltracking, Begini Tanggapan Persepi

Minggu, 10 November 2024 - 09:32 WIB
loading...
Diminta Minta Maaf oleh...
Ketua Persepi, Philip J Vermonte menanggapi permintaan lembaga survei Poltracking yang meminta Persepi minta maaf atas putusan hasil survei Pilkada Jakarta yang dirilis Poltracking. Foto/Dok.uiii.ac.id
A A A
JAKARTA - Lembaga survei Poltracking meminta Persepi meminta maaf atas putusannya berkaitan hasil survei Pilkada Jakarta 2024 yang dirilis Poltracking lantaran dinilai tak bisa membaca data.

Namun, Persepi enggan menyampaikan permintaan maaf lantaran putusan itu tidak menilai benar salahnya survei.



"Kalau menurut teman-teman, gimana tadi dengan penjelasan tadi, sudah cukup gamblang kan. Menurut saya ini bukan soal tadi, salah atau benar, kita hanya mau lihat ini yang prosedurnya diikuti atau nggak," Ketua Persepi, Philip J Vermonte pada wartawan di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Sabtu (9/11/2024) malam.

Menurutnya, pemeriksaan data survei Poltracking dilakukan untuk memastikan validitas data dan telah terverifikasi saja, bukan memutuskan benar salahnya.



Oleh karena itu, dalam putusannya pun Dewan Etik Persepi menyatakan data tersebut tak bisa diverifikasi dan sulit dipastikan validitasnya.

Soal penargetan, kata dia, sejatinya pun tidaklah benar lantaran dalam proses pemeriksaan berkaitan data pun dia hadir. Adapun soal dugaan pengancaman melalui WhatsApp Group (WAG) pun sejatinya tak benar pula lantaran kalimat dimaksud hanya berupa kalimat umum.



"Bahwa teman-teman Poltracking merasa itu target, saya bisa pastikan nggak ada pentargetan karena saya ada di situ waktu lagi pemeriksaan," tegas Philip J Vermonte.

Dia menerangkan, soal pernyataan Poltracking yang menyebutkan diplikat data karena adanya survei ulang, sejatinya tidaklah pas klaim tersebut.

Sebab, manakala ada proses survei ulang, quesioner serupa haruslah dengan nama yang serupa pula.

"Duplikasi data itu saya nggak tahu apakah manajemen surveinya atau ada kesalahan karena pakai teknologi, ada glitch sehingga dia kedouble. Tapi kalau kedouble menurut saya namanya harus sama juga. Kalau misalnya questionernya sama nomor 10 Ibu Yanti kalau dia survei lagi, Questioner yang double dibawahnya harus Ibu Yanti lagi karena kan verifikasi artinya dia tanya lagi si Ibu Yanti," jelasnya.

"Jadi menurut saya nggak pas itu. Penjelasannya menurut saya kurang pas. Kalau menurut teman-teman poltracking pas ya Itu pendapat mereka," kata Philip lagi.

Dia pun menambahkan, berkaitan pernyataan Poltracking yang tak bisa membaca data yang diberikan, sejatinya proses pemeriksaan pun dilakukan dengan membaca data. Manakala ada ketidakvalidan data, Persepi pun mendalaminya dengan membaca data-data yang ada.

"Saya nggak tahu yang dimaksud teman-teman Poltracking kita malas baca data itu apa. Karena tadi teman-teman lihat prosesnya itu lewat proses baca data. Jadi malah kita lihat, karena pertama lihat laporan 2.000 ternyata data yang valid 1.658," ujarnya.

"Wah berarti diperiksa lebih dalam. Dilihat lagi ke dalam semuanya, ternyata banyak data, banyak pertanyaan nggak ada jawabannya dan seterusnya. Maka kemudian kalau begitu data ini masih susah untuk diverifikasi, minta data yang mentahnya sekalian. Ternyata itu nggak ada juga," sambungnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1490 seconds (0.1#10.140)