DKI Bangun 990 Drainase Vertikal, Dinas SDA Sebut Genangan Berkurang Jauh

Selasa, 10 Desember 2019 - 22:03 WIB
DKI Bangun 990 Drainase Vertikal, Dinas SDA Sebut Genangan Berkurang Jauh
DKI Bangun 990 Drainase Vertikal, Dinas SDA Sebut Genangan Berkurang Jauh
A A A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah membangun 990 titik drainase vertikal atau sumur resapan sepanjang 2019. Ke depan, pembangunan drainase vertikal itu butuh kolaborasi dengan masyarakat.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta, Ricki M Mulia mengatakan, drainase vertikal ini merupakan salah satu upaya untuk mengatasi banjir di Ibu Kota. Untuk membangun drainase vertikal, Jakarta harus berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk masyarakat umum, baik di gedung perkantoran, fasilitas umum, maupun di lingkungan rumah warga.

"Ini salah satu bentuk untuk meminimalkan terjadinya genangan di permukaan. Jadi, kalau itu dibangun dengan tepat dan dikolaborasikan juga dengan naturalisasi dan konsep-konsep lainnya, mudah-mudahan kita harapkan konservasi akan tercapai. Genangan itu dapat diminimalkan, dan akan ada recharge pemasukan air ke tanah, sehingga ini akan menghambat penurunan muka tanah di Jakarta," kata Ricky di Balai Kota, Selasa (10/12/2019).

Ricky menjelaskan, drainase vertikal merupakan upaya mengelola air hujan dengan cara ditampung dan diresapkan ke dalam tanah secara alamiah sehingga tidak dilimpaskan ke laut begitu saja. Tak hanya untuk mengatasi banjir, drainase vertikal juga menjadi solusi kekeringan saat musim kemarau, lantaran air hujan yang ditampung tersebut dapat menjadi cadangan air.

"Tahun depan tetap pembangunan sumur resapan akan dikerjakan oleh organisasi perangkat daerah DKI Jakarta yang punya tanggung jawab masing-masing," jelasnya.

Pembangunan drainase vertikal terus ditambah tahun depan oleh Pemprov DKI Jakarta. Untuk itu, perlu adanya kolaborasi berlanjut dengan warga dalam menambah titik drainase vertikal. Misalnya, Dinas Perindustrian dan Energi tahun depan untuk urusan geologi air tanah bergabung dengan Sumber Daya Air (SDA).

"Sudah kami anggarkan, Bina Marga juga, Dinas Pendidikan juga, (dan lainnya). Jadi, semua pihak terkait bekerja sama. Hal ini tidak akan terwujud kalau hanya dilakukan oleh Pemprov DKI, harus ada kolaborasi dari semua pihak. Jadi, kita harapkan juga peran masyarakat bersama-sama secara sadar, agar membangun juga sumur resapan di tempat-tempat yang memang dapat mereka bangun," ungkapnya.

Pembangunan drainase vertikal ini memiliki banyak manfaat bagi kelestarian lingkungan hidup di wilayah DKI Jakarta, antara lain sebagai upaya konservasi air tanah di DKI Jakarta, menangani banjir pluvial (akibat hujan setempat), banjir bukan fluvial (akibat luapan sungai), dan sebagai upaya mencegah penurunan muka tanah di DKI Jakarta

Dengan pengaliran air hujan ke dalam tanah akan terjadi proses recharge (pemasukan kembali) air ke dalam tanah menggantikan air tanah yang sudah dieksploitasi oleh sebagian warga. Pemasukan kembali air ke tanah menyebabkan jumlah cadangan air tanah tetap tercukupi walaupun musim kemarau.Eksploitasi air tanah pada lapisan akuifer (lapisan batuan di bawah permukaan tanah yang mengandung air dan dapat dirembesi air), dapat mengakibatkan penyusutan lapisan tanah sehingga terjadi penurunan permukaan tanah. Melalui pemasukan kembali air ke dalam lapisan akuifer, penyusutan lapisan tanah dapat dihindari sehingga tidak terjadi penurunan muka tanah.
"Ada beberapa lokasi yang sudah kami uji coba yang memang waktu hujan itu mempercepat menghilangkan genangan. Tapi, kalau begitu hujan langsung tidak ada genangan, itu perlu pertimbangan, jumlahnya harus ditambah. Kalau mempercepat, seperti di beberapa daerah Pondok Labu dan lain-lain, tadinya butuh berjam-jam. Namun, setelah ada drainase vertikal, jadi lebih cepat. Itu salah satu pembelajaran. Dengan pembangunan drainase vertikal, dapat mempercepat penurunan genangan di permukaan," jelasnya.

Kasie Pemeliharaan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Juniarto Ardiansyah menyebutkan, pembangunan drainase vertikal ini memang efektif untuk mengatasi genangan dan banjir di Jakarta. Pada 2019, Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta menargetkan untuk membangun 1.000 drainase vertikal. Sampai pekan kedua Desember 2019 ini, telah dibangun 990 titik, sehingga hanya kurang 10 titik lagi yang akan terbangun.

"Kita terus berkolaborasi. Artinya, selama ini kita pandang memang air hujan ini, dari pengalaman kami di lapangan, harus diresapkan ke tanah. Karena, begitu kami bangun normalisasi saluran, mungkin hanya memindahkan genangan satu ke lainnya. Alhamdulillah, yang biasa banyak genangannya, sekarang dengan kita bangun (juga) kolam retensi, yang berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan, itu paling sejam setengah genangan sudah tidak ada. Jadi, apa yang kita kerjakan itu sangat membantu sekali," terangnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0477 seconds (0.1#10.140)