Dedi Mulyadi Sindir Banjir Jakarta: Orang DKI-nya Jangan Ambil Area Resapan Air di Puncak
loading...
A
A
A
BOGOR - Calon Gubernur Jabar 2024 Dedi Mulyadi menyindir soal banjir yang kerap melanda Jakarta. Hal itu tak terlepas dari penataan kawasan Puncak yang berada di Kabupaten Bogor.
"Jawa Barat dengan DKI itu kan satu kesatuan. Orang DKI mendapat kenyamanan dari Jawa Barat. Makanya kalau orang DKI nggak mau kebanjiran, orang DKI-nya juga kalau ke Jabar jangan ngambil areal-areal resapan air untuk dibangun vila," ujar Dedi di Cigombong, Kabupaten Bogor, Jumat, 13 September 2024.
Kawasan Puncak memang merupakan area yang indah. Tetapi, orang yang berinvestasi di kawasan tersebut tidak boleh mengganggu konservasi. "Semuanya harus ditata dengan baik," ucapnya.
Termasuk, juga perubahan perilaku pedagangnya ke depan perlu didorong agar mendapat tempat yang layak tetapi mau untuk melakukan pengelolaan.
"Saya punya pengalaman bagaimana pasar gratis, bagaimana kios-kios gratis, memang ada problem ketika pemerintah memberikan gratis kepada masyarakat, masyarakatnya tidak mau mengelola dengan baik, hanya sekadar kebersihan," ungkapnya.
"Nah, ini kan perlu kedua-duanya harus saling memiliki rasa kepemilikan. Ketika Pemprov Jabar misalnya ke depan memiliki rasa memiliki terhadap tanah, air, udara, dan mataharinya, masyarakat lingkungannya. Masyarakat juga saat diberi fasilitas harus juga memiliki rasa kepemilikan," sambung Dedi.
Dengan begitu, kawasan wisata menjadi pusat investasi dan pusat tourism tetapi masyarakatnya juga mendapat kesempatan untuk membuka usaha dengan nyaman dan tenang. "Mempertimbangkan aspek konservasi, keindahan, dan aspek kepuasan pelanggan," ucap mantan Bupati Purwakarta itu.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
"Jawa Barat dengan DKI itu kan satu kesatuan. Orang DKI mendapat kenyamanan dari Jawa Barat. Makanya kalau orang DKI nggak mau kebanjiran, orang DKI-nya juga kalau ke Jabar jangan ngambil areal-areal resapan air untuk dibangun vila," ujar Dedi di Cigombong, Kabupaten Bogor, Jumat, 13 September 2024.
Kawasan Puncak memang merupakan area yang indah. Tetapi, orang yang berinvestasi di kawasan tersebut tidak boleh mengganggu konservasi. "Semuanya harus ditata dengan baik," ucapnya.
Termasuk, juga perubahan perilaku pedagangnya ke depan perlu didorong agar mendapat tempat yang layak tetapi mau untuk melakukan pengelolaan.
"Saya punya pengalaman bagaimana pasar gratis, bagaimana kios-kios gratis, memang ada problem ketika pemerintah memberikan gratis kepada masyarakat, masyarakatnya tidak mau mengelola dengan baik, hanya sekadar kebersihan," ungkapnya.
"Nah, ini kan perlu kedua-duanya harus saling memiliki rasa kepemilikan. Ketika Pemprov Jabar misalnya ke depan memiliki rasa memiliki terhadap tanah, air, udara, dan mataharinya, masyarakat lingkungannya. Masyarakat juga saat diberi fasilitas harus juga memiliki rasa kepemilikan," sambung Dedi.
Dengan begitu, kawasan wisata menjadi pusat investasi dan pusat tourism tetapi masyarakatnya juga mendapat kesempatan untuk membuka usaha dengan nyaman dan tenang. "Mempertimbangkan aspek konservasi, keindahan, dan aspek kepuasan pelanggan," ucap mantan Bupati Purwakarta itu.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
(jon)