Curhatan Haru Penyandang Disabilitas saat Temui Ridwan Kamil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyandang disabilitas curhat dengan calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil (RK) dalam acara bertajuk Jejak Langkah Inklusi yang digelar di Azalia Hall, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2024). Mereka menginginkan agar Jakarta lebih humanis terhadap golongannya.
"Saya 90 persen mendengarkan curhatannya kemudian mengiringi dari satu halte Transjakarta ke halte lain. Curhatan secara umum dari seorang anak masih merasakan ada pembullyan, ejek mengejek terhadap golongan disabilitas," ujar Ridwan Kamil.
Beberapa penyandang disabilitas juga meminta agar program Kartu Jakarta Pintar (KJP) bisa tetap dilanjutkan ketika RK-Suswono memimpin Jakarta.
"Ada juga yang berharap KJP dipertahankan. Saya sudah sampaikan bahwa hal-hal baik di masa lalu yang dirasakan manfaat tentu akan saya lanjutkan," sambungnya.
Mereka juga meminta RK agar lebih memperbanyak pramusapa di Halte Transjakarta. Sebab, hal itu dibutuhkan untuk membantu teman-teman disabilitas untuk menggunakan transportasi umum.
"Kemudian ada curhatan tentang transportasi hilangnya istilahnya mereka pramusapa, sehingga mereka kesulitan. Ibu hamil, lansia disabilitas, nggak ada yang nolong waktu interaksi menuju bus dari halte," ujar RK.
"Dan juga mereka minta subsidinya diperluas tidak hanya di sistem bus tapi juga ke MRT," sambungnya.
"Saya 90 persen mendengarkan curhatannya kemudian mengiringi dari satu halte Transjakarta ke halte lain. Curhatan secara umum dari seorang anak masih merasakan ada pembullyan, ejek mengejek terhadap golongan disabilitas," ujar Ridwan Kamil.
Beberapa penyandang disabilitas juga meminta agar program Kartu Jakarta Pintar (KJP) bisa tetap dilanjutkan ketika RK-Suswono memimpin Jakarta.
"Ada juga yang berharap KJP dipertahankan. Saya sudah sampaikan bahwa hal-hal baik di masa lalu yang dirasakan manfaat tentu akan saya lanjutkan," sambungnya.
Mereka juga meminta RK agar lebih memperbanyak pramusapa di Halte Transjakarta. Sebab, hal itu dibutuhkan untuk membantu teman-teman disabilitas untuk menggunakan transportasi umum.
"Kemudian ada curhatan tentang transportasi hilangnya istilahnya mereka pramusapa, sehingga mereka kesulitan. Ibu hamil, lansia disabilitas, nggak ada yang nolong waktu interaksi menuju bus dari halte," ujar RK.
"Dan juga mereka minta subsidinya diperluas tidak hanya di sistem bus tapi juga ke MRT," sambungnya.
(jon)