Warga Kampung Ciwaringin Keluhkan Pasar Tumpah di Jalan Merdeka Bogor Tengah
loading...
A
A
A
BOGOR - Warga Kampung Ciwaringin, Kota Bogor mengeluhkan keberadaan pasar tumpah di Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah. Pasar tersebut menimbulkan kemacetan, premanisme, hingga tumpukan sampah di sekitar lokasi.
"Kami sudah membuat pengaduan ke Pemkot Bogor tetapi sudah hampir bertahun-tahun tidak ada tindakan tegas," ujar Boy, warga Kampung Ciwaringin, Selasa (10/9/2024).
Boy menceritakan asal usul pasar tumpah tersebut. Sudah hampir puluhan tahun pasar tumpah itu tidak dapat tindakan tegas dari Pemkot maupun Polres Kota Bogor.
"Sejak tahun 2020 sampai terakhir 2023 kami sudah berkirim surat kepada pemerintah daerah. Sempat ada relokasi beberapa kali terhadap pedagang di pasar tumpah presiden, tetapi mereka kembali lagi ke jalan karena Satpol PP sampai aparat kepolisian tidak berani menangkap pelaku," katanya.
Belakangan, keberadaan pasar itu mulai meresahkan warga. Tidak hanya menimbulkan kemacetan, tetapi tumpukan sampah sisa pasar menimbulkan aroma tidak sedap ke permukiman warga.
"Pasar itu beroperasi dari jam 9 malam sampai jam 7 pagi, sudah pasti yang namanya macet jadi makanan sehari-hari belum lagi sisa sampah pasar yang bau," ucapnya.
Menurut Boy, sebagian pedagang di pasar tersebut bersedia direlokasi. Namun, selama ini mereka mendapat intimidasi dari ormas.
"Warga kita ada yang jualan di pasar itu dan belakangan mereka mengeluhkan karena ada pungli ormas. Pedagang harus setor Rp150 ribu sampai Rp300 ribu," ujarnya.
Tak hanya aksi premanisme, ormas itu juga mengintimidasi warga dan pedagang. Bahkan mereka berani mengancam pedagang dan warga dengan senjata tajam serta senjata api.
Boy mengharapkan Pemkot Bogor berani bertindak tegas dengan merelokasi pasar tumpah presiden di Jalan Merdeka, Bogor Tengah. Sehingga, tidak ada lagi kemacetan dan aksi premanisme.
"Dan pihak kepolisian juga menindak tegas ormas yang melakukan premanisme di pasar itu karena kami merasa resah," ucapnya.
"Kami sudah membuat pengaduan ke Pemkot Bogor tetapi sudah hampir bertahun-tahun tidak ada tindakan tegas," ujar Boy, warga Kampung Ciwaringin, Selasa (10/9/2024).
Boy menceritakan asal usul pasar tumpah tersebut. Sudah hampir puluhan tahun pasar tumpah itu tidak dapat tindakan tegas dari Pemkot maupun Polres Kota Bogor.
"Sejak tahun 2020 sampai terakhir 2023 kami sudah berkirim surat kepada pemerintah daerah. Sempat ada relokasi beberapa kali terhadap pedagang di pasar tumpah presiden, tetapi mereka kembali lagi ke jalan karena Satpol PP sampai aparat kepolisian tidak berani menangkap pelaku," katanya.
Belakangan, keberadaan pasar itu mulai meresahkan warga. Tidak hanya menimbulkan kemacetan, tetapi tumpukan sampah sisa pasar menimbulkan aroma tidak sedap ke permukiman warga.
"Pasar itu beroperasi dari jam 9 malam sampai jam 7 pagi, sudah pasti yang namanya macet jadi makanan sehari-hari belum lagi sisa sampah pasar yang bau," ucapnya.
Menurut Boy, sebagian pedagang di pasar tersebut bersedia direlokasi. Namun, selama ini mereka mendapat intimidasi dari ormas.
"Warga kita ada yang jualan di pasar itu dan belakangan mereka mengeluhkan karena ada pungli ormas. Pedagang harus setor Rp150 ribu sampai Rp300 ribu," ujarnya.
Tak hanya aksi premanisme, ormas itu juga mengintimidasi warga dan pedagang. Bahkan mereka berani mengancam pedagang dan warga dengan senjata tajam serta senjata api.
Boy mengharapkan Pemkot Bogor berani bertindak tegas dengan merelokasi pasar tumpah presiden di Jalan Merdeka, Bogor Tengah. Sehingga, tidak ada lagi kemacetan dan aksi premanisme.
"Dan pihak kepolisian juga menindak tegas ormas yang melakukan premanisme di pasar itu karena kami merasa resah," ucapnya.
(jon)