3 Alasan PDIP Pilih Pramono Anung Jadi Cagub Jakarta, Salah Satunya karena Kader Partai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pramono Anung resmi didapuk PDIP menjadi calon Gubernur (Cagub) Jakarta pada Pilkada Jakarta 2024. Pemilihan Pramono ini mengejutkan sejumlah pihak karena sosoknya yang kini duduk sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab) jarang disebut-sebut untuk mencalonkan.
Pengamat politik Ray Rangkuti merasa heran dengan strategi PDIP yang memilih Pramono, sebab pilihan ini sama dengan menempatkan orang yang sama sekali tidak dikenal warga Jakarta.
Sebelumnya, PDIP dikabarkan akan mengusung Anies Baswedan yang notabene punya lebih banyak pengalaman sebagai Gubernur Jakarta.
Tentunya ada alasan tersendiri mengapa partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu memilih Pramono Anung daripada Anies.
Seiring berjalannya waktu, Pramono mulai mendapat posisi penting di partai. Mulai dari Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP hingga Sekjen DPP PDIP.
Pramono memulai kariernya di dunia politik dengan terpilih sebagai anggota DPR tahun 1999. Dia pernah dipercaya menjadi Wakil Ketua DPR Bidang Industri dan Pembangunan tahun 2009.
Dia menduduki posisi Seskab di Kabinet Indonesia Maju pada tahun 2015 tepatnya setelah Joko Widodo (Jokowi) dilantik menjadi Presiden. Pengalaman inilah yang mungkin dipandang PDIP sebagai poin penting untuk nantinya bisa memimpin Jakarta.
Pramono lulus dari Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung tahun 1982. Dilanjutkan dengan lulus dari Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada pada 1990, serta Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tahun 2010.
Sejak dulu, PDIP memang terkenal selalu mengutamakan kader-kadernya untuk maju ketimbang harus mengambil orang dari luar kader. Hal inilah yang diduga membuat pencalonan Anies oleh PDIP gagal diwujudkan.
Terdapat juga isu yang beredar jika Anies enggan menjadi kader PDIP. Dalam sebuah wawancara, Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat sempat berbicara terkait pengusungan PDIP di Pilkada 2024.
"Kalau PDIP ada kader sendiri yang diajukan, mengapa ambil yang dari luar? Dan kita dari Jakarta banyak," ungkapnya.
Hal inilah yang membuat sosok Pramono Anung yang telah bergabung dengan PDIP sejak tahun 1990-an lebih dipilih daripada mengambil orang dari luar.
Pengamat politik Ray Rangkuti merasa heran dengan strategi PDIP yang memilih Pramono, sebab pilihan ini sama dengan menempatkan orang yang sama sekali tidak dikenal warga Jakarta.
Sebelumnya, PDIP dikabarkan akan mengusung Anies Baswedan yang notabene punya lebih banyak pengalaman sebagai Gubernur Jakarta.
Tentunya ada alasan tersendiri mengapa partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu memilih Pramono Anung daripada Anies.
3 Alasan PDIP Memilih Pramono Anung Jadi Cagub Jakarta
1. Sarat Pengalaman
Sebenarnya Pramono Anung bukanlah orang kemarin sore di dunia politik Indonesia. Pria asal Kediri itu telah terjun ke politik sejak menjadi anggota DPP PDIP tahun 1998.Seiring berjalannya waktu, Pramono mulai mendapat posisi penting di partai. Mulai dari Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP hingga Sekjen DPP PDIP.
Pramono memulai kariernya di dunia politik dengan terpilih sebagai anggota DPR tahun 1999. Dia pernah dipercaya menjadi Wakil Ketua DPR Bidang Industri dan Pembangunan tahun 2009.
Dia menduduki posisi Seskab di Kabinet Indonesia Maju pada tahun 2015 tepatnya setelah Joko Widodo (Jokowi) dilantik menjadi Presiden. Pengalaman inilah yang mungkin dipandang PDIP sebagai poin penting untuk nantinya bisa memimpin Jakarta.
2. Riwayat Pendidikan Mumpuni
Tidak hanya kaya akan pengalaman, Pramono Anung juga memiliki riwayat pendidikan yang mumpuni. Dia lulus dari 3 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bergengsi di Indonesia.Pramono lulus dari Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung tahun 1982. Dilanjutkan dengan lulus dari Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada pada 1990, serta Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tahun 2010.
3. Kader PDIP
Salah satu hal yang membuat sosok Pramono Anung diusung PDIP karena dia merupakan kader setia partai berlambang banteng moncong putih.Sejak dulu, PDIP memang terkenal selalu mengutamakan kader-kadernya untuk maju ketimbang harus mengambil orang dari luar kader. Hal inilah yang diduga membuat pencalonan Anies oleh PDIP gagal diwujudkan.
Terdapat juga isu yang beredar jika Anies enggan menjadi kader PDIP. Dalam sebuah wawancara, Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat sempat berbicara terkait pengusungan PDIP di Pilkada 2024.
"Kalau PDIP ada kader sendiri yang diajukan, mengapa ambil yang dari luar? Dan kita dari Jakarta banyak," ungkapnya.
Hal inilah yang membuat sosok Pramono Anung yang telah bergabung dengan PDIP sejak tahun 1990-an lebih dipilih daripada mengambil orang dari luar.
(jon)