Cerita Dosen Unpam saat Bus Rombongan Kecelakaan hingga Tewaskan 1 Orang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bus berisi rombongan dosen Universitas Pamulang (Unpam) mengalami kecelakaan di Jalan Tol Cipali, Rabu (24/7/2024) malam. Direktur Pascasarjana, Sarwani, tewas serta sejumlah lainnya luka berat dan ringan.
Salah satu dosen yang ikut dalam rombongan, Turnya, mengatakan, sebelum kecelakaan bus Blue Star berencana kembali ke Tangsel usai menjalani Pengabdian Kepada Masyarakat (PKN) di daerah Kudus dan Jepara.
"Kami menggunakan bus yang sama pulang-pergi. Malam kejadian itu kami dalam perjalanan pulang PKN selama dua hari di Kudus dan Jepara," kata Turnya kepada SINDOnews, Kamis (25/7/2024).
Bus berisi sekitar 33 dosen sarjana dan Pascasarjana itu berangkat PKN pada Senin 22 Juli 2024 malam. Dalam rombongan turut mendampingi Direktur Pascasarjana dan Wakil Rektor II, Barto.
Dijelaskan Turnya, dalam perjalanan itu dia duduk di barisan depan berdampingan dengan Direktur Pascasarjana dan Warek II. Saat kejadian kebanyakan rombongan dalam posisi tertidur.
"Saya ada di kursi paling depan, waktu itu posisi tidur lalu tiba-tiba ada suara benturan," jelasnya.
Turnya panik karena guncangan keras yang terjadi. Dia sempat berteriak kepada peserta lainnya agar memecahkan kaca bus.
Namun karena kebanyakan dalam posisi terjepit dan terluka, akhirnya tak banyak yang bisa mereka lakukan selain menunggu bantuan datang.
"Saya teriak pecahin kaca, pecahin kaca, mungkin karena enggak tahu juga atau panik. Akhirnya kita cari jalan keluar bus masing-masing, dan saya orang yang pertama keluar dari bus meminta pertolongan," ungkapnya.
Akibat kecelakaan, Turnya yang juga mantan jurnalis salah satu televisi swasta itu menderita memar di beberapa bagian tubuh. Kini dia telah berada di Tangsel untuk menjalani penanganan medis.
"Saya enggak terlalu parah, bagian rahang yang terasa. Memang dari Pemkot Tangsel juga bergerak cepat, alhamdulillah saya sudah diperiksa tadi, rencana besok akan cek ke THT juga," ujarnya.
Salah satu dosen yang ikut dalam rombongan, Turnya, mengatakan, sebelum kecelakaan bus Blue Star berencana kembali ke Tangsel usai menjalani Pengabdian Kepada Masyarakat (PKN) di daerah Kudus dan Jepara.
"Kami menggunakan bus yang sama pulang-pergi. Malam kejadian itu kami dalam perjalanan pulang PKN selama dua hari di Kudus dan Jepara," kata Turnya kepada SINDOnews, Kamis (25/7/2024).
Bus berisi sekitar 33 dosen sarjana dan Pascasarjana itu berangkat PKN pada Senin 22 Juli 2024 malam. Dalam rombongan turut mendampingi Direktur Pascasarjana dan Wakil Rektor II, Barto.
Dijelaskan Turnya, dalam perjalanan itu dia duduk di barisan depan berdampingan dengan Direktur Pascasarjana dan Warek II. Saat kejadian kebanyakan rombongan dalam posisi tertidur.
"Saya ada di kursi paling depan, waktu itu posisi tidur lalu tiba-tiba ada suara benturan," jelasnya.
Turnya panik karena guncangan keras yang terjadi. Dia sempat berteriak kepada peserta lainnya agar memecahkan kaca bus.
Namun karena kebanyakan dalam posisi terjepit dan terluka, akhirnya tak banyak yang bisa mereka lakukan selain menunggu bantuan datang.
"Saya teriak pecahin kaca, pecahin kaca, mungkin karena enggak tahu juga atau panik. Akhirnya kita cari jalan keluar bus masing-masing, dan saya orang yang pertama keluar dari bus meminta pertolongan," ungkapnya.
Akibat kecelakaan, Turnya yang juga mantan jurnalis salah satu televisi swasta itu menderita memar di beberapa bagian tubuh. Kini dia telah berada di Tangsel untuk menjalani penanganan medis.
"Saya enggak terlalu parah, bagian rahang yang terasa. Memang dari Pemkot Tangsel juga bergerak cepat, alhamdulillah saya sudah diperiksa tadi, rencana besok akan cek ke THT juga," ujarnya.
(maf)