PB HMI Sebut Warga Jakarta Cenderung Tidak Mudah Tergoda Politik Uang

Sabtu, 06 Juli 2024 - 06:13 WIB
loading...
PB HMI Sebut Warga Jakarta...
Ketua Politik Demokrasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Bambang Irawan menilai warga Jakarta cenderung lebih susah menerima politik uang. Foto/Iqbal Dwi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua Politik Demokrasi Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) , Bambang Irawan menilai warga Jakarta cenderung lebih susah menerima politik uang. Utamanya dalam kontestasi pemilihan gubernur (pilgub) yang akan diselenggarakan tahun ini.

Bambang menjelaskan hal itu disebabkan oleh latar belakang pendidikan masyarakat Jakarta yang cenderung lebih tinggi dan lebih melek soal politik. Belum lagi, mayoritas pemilih ke depan akan didominasi oleh generasi muda.



Sehingga menurutnya, berdasarkan profil tersebut, warga Jakarta akan memilih sosok pemimpin yang punya visi dan misi yang sesuai dengan kebutuhan anak muda ke depan. Bukan lagi soal tawaran uang yang diberikan untuk memilih calon tertentu.

"Generasi muda ini cenderung tidak tergoda dengan politik uang, sehingga mereka lebih objektif dalam memilih pemimpin ke depan," ujar Bambang dalam acara Politik Reborn yang diselenggarakan oleh Partai Perindo di Jakarta, Jumat (5/7/2024).

Bambang mengungkapkan populasi di Jakarta pada tahun 2024 ini sudah sekitar 67% merupakan generasi muda. Sehingga menurutnya, mereka akan memilih calon pemimpin yang sesuai dengan aspirasinya.

"Karena generasi muda juga butuh perhatian, bagaimana pemerintah bisa menghargai generasi yang saat ini tengah bertumbuh. Karena Jakarta sangat banyak kaum muda yang punya kreatifitas," lanjutnya.

Jika melihat profil pemilih di Jakarta, Bambang juga berharap soal pemanfaatan media sosial sebagai wadah sosialisasi dari berbagai program visi dan misi yang dibawa oleh para calon kontestan.

Sebab, generasi muda menurutnya punya kedekatan lebih dengan media sosial yang seharusnya bisa dimanfaatkan secara positif dalam kancah perpolitikan di Tanah Air.



"Pemimpin ke depan harus punya strategi bagaimana menjadikan ruang media sosial sebagai ruang diskursus bagi pemimpin dengan masyarakat," tutupnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1925 seconds (0.1#10.140)