Jaring Wisatawan, Pulau Bidadari Bersolek dengan Dana Rp40 Miliar

Minggu, 05 Mei 2019 - 23:03 WIB
Jaring Wisatawan, Pulau Bidadari Bersolek dengan Dana Rp40 Miliar
Jaring Wisatawan, Pulau Bidadari Bersolek dengan Dana Rp40 Miliar
A A A
JAKARTA - Menjaring wisatawan, Pulau Bidadari di kawasan Kepulauan Seribu Selatan, Kepulauan Seribu mulai bebenah. Pembangunan pun dilakukan dengan mengembalikan pulau seluas 6 hektare tersebut menjadi salah satu destinasi wisata.

Direktur Teknik PT Pembangunan Jaya Ancol, Agus Sudarno mengatakan, sengaja mempercantik Pulau Bidadari agar dapat menjaring wisatawan. Karena itu gelontoran dana Rp40 miliar telah dikeluarkan untuk membangun kawasan ini.

“Sengaja kami ingin menjaring wisatawan disini, bagaimana kita ingin menjadikan Pulau Bidadari sebagai destinasi wisata,” kata Agus pada Sabtu. 4 Mei 2019 kemarin.

Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu, sekitar 800 ribu wisatawan berkunjung ke Kepulauan Seribu selama tahun 2018. Jumlah ini meningkat 14% dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan data itu, Agus menuturkan, dengan ratusan kamar yang telah terbangun, Pulau Bidadari sangat cocok digunakan untuk berbagai kegiatan silaturahmi bersama, salah satunya acara gathring perusahaan.“Disini mampu menampung 200 orang,” ujarnya.

Benteng Martello

Selain menyajikan beberapa pesona keindahan alam pulau. Berwisata di Pulau Bidadari bisa dimanfaatkan dengan mengenal sejarah, di pulau ini terdapat reruntuhan Benteng Martello yang dibangun Britania Raya.

Benteng ini berada disisi utara dan menjadi daya tarik sendiri. Dengan bata merah setebal 2,6 meter membuat benteng ini terlihat sangat kokoh. Dahulu benteng ini digunakan untuk menjaga kawasan ini dan Pulau Onrust, Pulau Cipir, dan kelor.

Pada zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda, tempat ini dijadikan sebagai penampungan bagi orang sakit. Mereka kemudian membangun rumah sakit (lazaretto) di Abad 17 sebagai penunjang untuk menyembuhkan para penderita yang terjangkit, sehingga sebelum bernama Pulau Bidadari, pulau ini bernama Pulau Sakit.

Pada zaman Belanda, Pulau Bidadari mempunyai nama Belanda yakni Pulau Purmerend. Bersama dengan tiga pulau lainnya, pulau ini menjadi tempat pertahanan, penyimpanan rempah-rempah sebelum dikirim ke Belanda dan menjadikan pulau-pulau tersebut sebagai area pengawasan atau pertahanan pertama sebelum masuk ke wilayah pemerintahan di Batavia.

Kondisi yang startegis membuat pulau ini banyak yang ingin mendudukinya. Tahun 1800, armada laut Britania Raya melakukan penyerangan terhadap pulau tersebut, dan direbut kembali oleh Belanda tahun 1803.

Tahun 1806, Britania Raya kembali menyerang dan menghancurkan tempat tersebut sampai ke Pulau Onrust. Meskipun beberapa alami peperangan namun Benteng Martello tak juga rusak. Bangunan benteng rusak ketika Gunung Krakatau meletus di tahun 1883 dan gempa Jakarta tahun 1966.

Agus sendiri mengatakan Pulau Bidadari telah telah dikelolah pihaknya sejak 1972. Sejak saat itu pulau mulai didatangi sejumlah wisatawan.

Dengan sejarah yang kuat, Agus mengatakan, pihaknya mengubah konsep dari Bidadari Resort menjadi Gateway to Batavia, tema baru yang diusung dengan mengedepankan kebudayaan pada era Jakarta tempo dulu. Memiliki cottages dengan tiga kebudayaan berbeda yaitu Betawi, Pecinan dan Heritage serta dua restoran dengan infinity pool dan cafe.

“Kedepannya, Pulau Bidadari akan memasuki digital island di mana akan menyediakan berbagai hal yang berkaitan dengan teknologi, seperti pembelian tiket menggunakan online, metode transaksi disana menggunakan e-Wallet atau scan QR code,” ucapnya.

Bahkan merangsang pengunjung, pihaknya juga memberikan beberapa paket wisata dimulai harga Rp700.000 per orang hingga Rp1.050 ribu. Nilai ini termasuk akomodasi tiket pulau pergi Marina-Pulau Bidadari dan tur di sekitaran pulau.

Wali Kota Jakarta Utara, Syamsuddin Lologau mendukung penuh pembangunan objek wisata ini. Bahkan dia mengakui objek ini selaras dengan pihaknya yang kini mencanangkan 12 tempat menjadi destinasi wisata.

Syamsuddin mengatakan, akan mendoronga wisatawan untuk menikmati Pulau Bidadari, kerja sama dengan pihak ancol akan dilakukan demi membuat kawasan ini kembali hidup. “Karena untuk sekarang kita juga punya Museum Bahari dan Menara Syahbandar di Penjaringan. Dan jangan lupakan Sunda Kelapa yang merupakan pelabuhan yang mempunyai nilai sejarah,” ucapnya.

Syamsudin berharap dengan dibukanya kembali Pulau Bidadari akan memberikan pemasukan bagi negara khususnya kedatangan warga asing yang berlibur.“Dengan demikian akan menghasilkan devisa,” pungkasnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5297 seconds (0.1#10.140)