Sistem Tiket Masih Bermasalah, MRT Kebut Operasional Vending Machine

Senin, 08 April 2019 - 21:44 WIB
Sistem Tiket Masih Bermasalah, MRT Kebut Operasional Vending Machine
Sistem Tiket Masih Bermasalah, MRT Kebut Operasional Vending Machine
A A A
JAKA - Moda transportasi massal berbasis rel atau Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Lebak Bulus-Bundaran HI sudah sepekan beroperasi resmi. Sistem tiket masih terus diperbaiki dengan mempercepat pengoperasian vending machine.

Kehadiran MRT sejak dibuka secara komersil oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada Minggu, 24 April 2019 lalu, rupanya masih menjadi hal yang baru bagi sebagian masyarakat. Hal tersebut terlihat saat SINDOnews kembali menjajal kereta cepat itu pada Senin (8/4/2019) siang.

Walau jarum jam belum menunjukkan waktu padat pulang kerja, sejumlah kereta Ratangga yang melintasi 13 stasiun MRT, mulai dari Stasiun MRT Lebak Bulus hingga Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI) terlihat penuh penumpang. Para penumpang yang menumpang MRT didominasi kalangan ibu dan remaja.

Sebagian warga yang ditemui mengaku sengaja menumpang MRT hanya untuk berwisata ataupun sekedar memperbaharui status media sosialnya. Salah satunya adalah Anita (35). Ditemani suami dan seorang putranya, perempuan berkerudung biru itu mengaku sengaja menggunakan MRT untuk mencoba pertama kalinya transportasi modern itu.

Dia pun mengaku tidak keberatan untuk mengeluarkan uang sebesar Rp14.000 per orang untuk sekali jalan dari Stasiun MRT Lebak Bulus hingga Stasiun MRT Bundaran HI. "Iya saya baru kali ini, mumpung suami libur dan anak baru pulang sekolah. Enak kok, cuma ngantrenya lama dan panas," kata Anita di Stasiun Blok M, Jakarta Selatan.

Senada dengan Anita, Ikbal (28) juga mengeluhkan antrean yang terjadi di loket stasiun Blok M dekat pintu konekting Blok M Plaza. Dua petugas yang melayani dua antrean loket seperti tidak siap melayani pembeli tiket.

Apalagi antrean sisi kiri, terhenti lantaran petugas mengumpulkan kartu jelajah yang di-refund penumpang. Pria berkemeja kotak hitam itu pun meninggalkan antrian dan keluar stasiun untuk berpindah ke loket sisi selatan setelah diberitahu petugas keamanan bahwa loket selatan sepi.

"Antreannya sudah enggak wajar. Panas juga, lebih dari 20 menit saya antre. Lebih baik saya pindah meski harus keluar stasium dulu," ungkapnya. Para pengguna yang rela mengantri itu rata-rata ingin mencoba MRT.

Mereka tidak perduli lama asalkan bisa mencoba dan berswafoto ria. Walau pihak MRT Jakarta menilai positif antusiasme masyarakat untuk menjadikan MRT sebagai wahana wisata, sejumlah penumpang justru terlihat lalai menggunakan fasilitas yang tersedia di dalam Ratangga.

Salah satunya adalah menggunakan ruang prioritas dalam Ratangga. Ruangan yang dikhususkan bagi penyandang disabilitas, manula ataupun ibu hamil itu justru dijadikan lokasi foto bersama atau wefie mereka.

Sayangnya, walau menyalahi ketentuan, aksi mereka terkesan dianggap wajar bagi para pengguna MRT lainnya. Begitu juga dengan sejumlah petugas keamanan MRT yang berjaga.

Sementara itu, Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengatakan, sejak beroperasi resmi pada 1 April lalu, MRT hingga saat ini semakin lancar dan on time semuanya. Operasional 8 rangkaian kereta sesuai jadwal dari pukul 05.30-22.30 Wib. Bahkan penumpang perhari mencapai 70-80 ribu melebihi target 65.000 penumpang.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5814 seconds (0.1#10.140)