Warga Kampung Akuarium Berharap Bisa Hidup Berdampingan dengan Situs Cagar Budaya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Diani, warga Kampung Akuarium , Penjaringan, Jakarta Utara berharap penataan Kampung Akuarium dapat membuktikan bahwa warga kampung dapat tetap hidup berdampingan dengan situs cagar budaya.
Dibangunnya Kampung Susun Akuarium juga diharapkan meningkatkan ekonomi warga sekitar melalui sektor pariwisata. Seperti yang sudah dialami oleh warga menjadi tour guide atau berkarya lewat souvenir.
"Kami ini disebutnya orang kota asli karena kami lahir dan tinggal di kawasan cagar budaya. Kami hidup dengan sejarah, kenal dekat dengan sejarah Jakarta yang dulunya bernama Batavia. Jadi tinggal di sini merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya karena berada di lingkup kawasan sejarah besar Jakarta," ujarnya, Jumat (14/8/2020). (Baca juga: Pemkot Jakut Gencarkan Rapid Test Covid-19 Massal di Kampung Prioritas)
Pada mulanya lahan yang akan dibangun Kampung Susun Akuarium ini merupakan pulau hasil sedimentasi tanah yang dibawa aliran sungai Ciliwung menuju muara.
Sedimentasi tersebut terbentuk pada abad 18 dan berbentuk seperti pulau dan terletak di antara Museum Bahari dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Sejarah lokasi ini tidak bisa lepas dari sejarah Batavia hingga jelang masa kemerdekaan dan sejarah kontemporer Jakarta sendiri, termasuk pascareformasi.
Pada 1950, nama Akuarium menggantikan nama Pusat Laboratorium Penelitian Laut ketika Pemerintah Indonesia mengambil alih Laboratorium tersebut dari Belanda. Pusat laboratorium ini kemudian dijadikan Wisata Akuarium oleh Pemerintah Kota Jakarta saat itu. Sejarah tersebut turut melekat pada warga Kampung Akuarium. (Baca juga: Anies Sebut Penataan Kampung Akuarium Dilakukan Bersama Masyarakat)
Dibangunnya Kampung Susun Akuarium juga diharapkan meningkatkan ekonomi warga sekitar melalui sektor pariwisata. Seperti yang sudah dialami oleh warga menjadi tour guide atau berkarya lewat souvenir.
"Kami ini disebutnya orang kota asli karena kami lahir dan tinggal di kawasan cagar budaya. Kami hidup dengan sejarah, kenal dekat dengan sejarah Jakarta yang dulunya bernama Batavia. Jadi tinggal di sini merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya karena berada di lingkup kawasan sejarah besar Jakarta," ujarnya, Jumat (14/8/2020). (Baca juga: Pemkot Jakut Gencarkan Rapid Test Covid-19 Massal di Kampung Prioritas)
Pada mulanya lahan yang akan dibangun Kampung Susun Akuarium ini merupakan pulau hasil sedimentasi tanah yang dibawa aliran sungai Ciliwung menuju muara.
Sedimentasi tersebut terbentuk pada abad 18 dan berbentuk seperti pulau dan terletak di antara Museum Bahari dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Sejarah lokasi ini tidak bisa lepas dari sejarah Batavia hingga jelang masa kemerdekaan dan sejarah kontemporer Jakarta sendiri, termasuk pascareformasi.
Pada 1950, nama Akuarium menggantikan nama Pusat Laboratorium Penelitian Laut ketika Pemerintah Indonesia mengambil alih Laboratorium tersebut dari Belanda. Pusat laboratorium ini kemudian dijadikan Wisata Akuarium oleh Pemerintah Kota Jakarta saat itu. Sejarah tersebut turut melekat pada warga Kampung Akuarium. (Baca juga: Anies Sebut Penataan Kampung Akuarium Dilakukan Bersama Masyarakat)
(jon)