Pramono Janji Tata Jakarta: Kampungnya Dipertahankan, Kumuhnya Dihilangkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta Nomor Urut 3, Pramono Anung berjanji mempertahankan kampung-kampung di Jakarta dan menghilangkan kekumuhannya. Hal ini sebagai bagian dari visi misi, khususnya terkait tata Kota Jakarta, yang akan dikerjakan apabila mendapatkan amanah memimpin Jakarta lima tahun mendatang.
Pramono menyampaikan Jakarta bukan hanya tentang SCBD, Sudirman, Menteng, atau Gatot Soebroto. Tapi, kata dia, ada daerah lainnya yang perlu juga menjadi perhatian.
"Selama hampir 2,5 bulan saya dan Bang Doel berkeliling di Jakarta, kami mendapatkan 445 RW kampung kumuh. Di sinilah yang menampakan perbedaan atau disparitas kaya dan miskin yang begitu mencolok di Jakarta," kata Pramono dalam debat ketiga Pilkada Jakarta 2024, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11/2024).
Pramono menyampaikan dirinya bersama Bang Doel telah berkeliling ke Kampung Tanah Tinggi, Kampung Bayam, Kampung Apung, hingga Tambora. Di setiap kampung-kampung ini, dia mendapatkan atau menemukan sejumlah persoalan yang dirasakan warga.
"Sanitasi yang sulit, orang tidur 1 hari dalam satu rumah dibagi menjadi 3 shift, dan kemudian juga banyak warga di Jakarta yang tidak pernah melihat matahari," ujarnya.
"Bagi saya dan bang Doel menata Kampung bukan hanya sekedar menata itu kampungnya. Kumuh nya dihilangkan, kampungnya dipertahankan dan orang masih bisa mencari makan di kampung tersebut," tutur dia menegaskan.
Pramono menyampaikan Jakarta bukan hanya tentang SCBD, Sudirman, Menteng, atau Gatot Soebroto. Tapi, kata dia, ada daerah lainnya yang perlu juga menjadi perhatian.
"Selama hampir 2,5 bulan saya dan Bang Doel berkeliling di Jakarta, kami mendapatkan 445 RW kampung kumuh. Di sinilah yang menampakan perbedaan atau disparitas kaya dan miskin yang begitu mencolok di Jakarta," kata Pramono dalam debat ketiga Pilkada Jakarta 2024, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/11/2024).
Pramono menyampaikan dirinya bersama Bang Doel telah berkeliling ke Kampung Tanah Tinggi, Kampung Bayam, Kampung Apung, hingga Tambora. Di setiap kampung-kampung ini, dia mendapatkan atau menemukan sejumlah persoalan yang dirasakan warga.
"Sanitasi yang sulit, orang tidur 1 hari dalam satu rumah dibagi menjadi 3 shift, dan kemudian juga banyak warga di Jakarta yang tidak pernah melihat matahari," ujarnya.
"Bagi saya dan bang Doel menata Kampung bukan hanya sekedar menata itu kampungnya. Kumuh nya dihilangkan, kampungnya dipertahankan dan orang masih bisa mencari makan di kampung tersebut," tutur dia menegaskan.
(abd)