Pengedar Narkoba Kian Beringas, Mahasiswa Diminta Bantu Polisi

Senin, 13 Agustus 2018 - 23:03 WIB
Pengedar Narkoba Kian Beringas, Mahasiswa Diminta Bantu Polisi
Pengedar Narkoba Kian Beringas, Mahasiswa Diminta Bantu Polisi
A A A
JAKARTA - Sekitar 90 persen penjahat yang diamankan Polres Metro Jakarta Barat positif mengkonsumsi narkoba. Kondisi ini membuktikan narkoba cukup besar dalam memberikan pengaruh terhadap aksi kejahatan.

Melihat kondisi ini, Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi, mengajak masyarakat, termasuk mahasiswa, agar ikut memerangi narkoba. Tanpa campur tangan masyarakat, polisi akan sulit memberantas narkoba.

“Para pelaku kriminal yang kami ungkap, diprediksi 90 persen dalam pengaruh para sindikat narkoba," ujar Hengki di hadapan 400 mahasiswa Universitas Mercu Buana, Jalan Meruya Selatan, Kembangan Jakarta barat, Senin (13/8/2018).

Hengki mencontohkan, dari pengungkapan kasus kelompok jambret Tenda Oranye, sebagian besar pelaku yang diamankan dan ditembak mati positif menggunakan narkoba. “Tak heran, pemerintah kemudian menyebutkan Indonesia darurat narkoba,” ucapnya.

Dalam kuliah umum itu, Hengki meminta agar mahasiswa turut bersama-sama memerangi narkoba, terorisme, konflik sosial, dan radikalisme. Sebab apabila didiamkan, masalah itu bisa menghancurkan bangsa.

Sebagai garda terdepan agen perubahan, kata Hengki, sangat penting bagi manusia untuk mendapatkan pemahaman dan wawasan yang lebih luas tentang bahaya dari penyalahgunaan narkoba.

Terlebih di Jakarta Barat, tiga penyalahguna narkoba diamankan dalam sehari dengan 56 persen diantaranya merupakan remaja.

Di Jakarta Barat sendiri terdapat dua wilayah yang menjadi zona merah narkoba, yakni Kampung Boncos, Palmerah; dan Kompleks Ambon, Cengkareng.

Di lokasi itu polisi pernah mengungkapkan peredaran narkoba sebagai satu sistem one services. Dimana para konsumen yang datang sudah disiapkan tempat maupun peralatan untuk para konsumen.

Kini, meskipun penindakan gencar dilakukan polisi. peredaran narkoba tetap kian beringas, salah satunya dengan dibongkarnya pabrik sabu di kawasan Tangerang.

Dalam penindakan itu, terungkap pelaku menggunakan sistem drugs desaigner. Sistem ini mengadopsi dan meneliti campuran campuran senyawa kimia dalam proses pembuatan narkoba yang lebih mudah dihasilkan. "Ironisnya lagi sabu yang dihasilkan berkualitas terbaik," jelasnya.

Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Erick Frendriz, menambahkan, narkoba kini kian berkembang. Saat ini tercatat ada berbagai jenis narkoba, mulai dari alami hingga semi sintesis.

“Efek negatif sangat berbahaya, mulai dari ketergantungan, rusaknya jaringan tubuh, hingga yang terparah menyebabkan kematian,” ucap Erick.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7671 seconds (0.1#10.140)